AutonetMagz.com – Kalian masih ingat masalah yang menjangkiti Tesla pada pertengahan tahun ini? Yang masalah adanya keterlambatan produksi Tesla Model 3 sehingga angka produksi yang dihasilkan dari Model 3 cukup minim dan jauh dari target yang ditetapkan oleh pihak pabrikan.
Ya, masalah ini memang menjadi masalah yang cukup membuat para petinggi Tesla menjadi gerah, dan alhasil, ereka mulai melakukan tindakan – tindakan yang dirasa perlu untuk bisa mencapai target yang sudah mereka canangkan sendiri. Salah satunya adalah memecat sekitar 400 pegawainya, dan melakukan evaluasi pada pabrik perakitan mereka. Selain itu, bulan ini kita juga dikejutkan dengan rencana Tesla untuk membangun pabrik lain di China, tepatnya di Shanghai. Dan yang paling unik adalah Tesla tak menggandeng pabrikan lokal di sana, tak seperti merk – merk asing lainnya.
Nah, mungkin ada beberapa dari kalian yang cukup kepo, kalau produksi sedikit, tentunya perusahaan merugi kan? Iya, memang Tesla pada akhirnya merugi karena target dan kenyataan bedanya cukup jauh. Lalu seberapa besar kerugian dari Tesla? Jika ditotal, ada kerugian yang jumlahnya adalah sebesar 619 juta US Dollar atau jika dikurskan menjadi sekitar 8,3 Triliun Rupiah, banyak sekali. Angka tersebut terakumulasi karena masalah tertundanya produksi Tesla Model 3 selama 3 bulan. Pantas saja kan para petinggi Tesla marah – marah dan memecat pegawainya.
Dan saat ini, Elon Musk sendiri telah berupaya untuk mengembalikan volume produksi dari Tesla Model 3 agar kembali normal. Dan tentu tak bisa semuadah membalik telapak tangan, Tesla harus rela untuk melepas targetnya yang bisa memproduksi 5.000 unit Tesla Model 3 per minggunya hingga kuartal pertama tahun 2018 mendatang. Masalah ini sendiri menurut Elon Musk yang kami kutip dari Reuters adalah perkara produksi baterai mereka yang ada di Gigafactory. Musk sendiri menyatakan cukup depresi karena permasalahan ini, namun pihaknya mengaku sudah bisa mengatasinya.
Ya, kita tak bisa mengatakan siapa yang salah, apakah sang petinggi yang tak tahu kapabilitas fasilitas dan pekerjanya, atau pekerja yang tak bisa memenuhi target. Namun semoga hal ini bisa jadi pelajaran bagi Tesla dan kedepannya bisa memaksimalkan fasilitas produksinya, terlebih dengan tambahan pabrik di China di kemudian hari. Bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian kawan.
Read Next: Honda Dream Go Project : Gerobak Cangcimen Jaman Now!