AutonetMagz.com – Apakah kalian pernah mendengar kabar bahwa elektrifikasi akan memakan tumbal dari sisi pekerja di bidang otomotif? Yap, dan nyatanya memang hal tersebut sangat mungkin terjadi. Mengapa? Karena saat ini sudah banyak pabrikan komponen yang menggantungkan hidup dari produksi mobil ICE, dimana mata pencaharian mereka bisa hilang jikalau pabrikan otomotif memutuskan untuk beralih ke kendaraan elektrifikasi. Lalu, bagaimana solusinya? Tentu adaptasi ulang, namun hal tersebut tidaklah mudah.
Industri Komponen Harus Beradaptasi
Oleh karenanya, Pemerintah Thailand pun menyadari bahwa tren elektrifikasi akan menimbulkan banyak pabrikan komponen yang berpeluang bangkrut karena tak bisa beradaptasi. Hal ini tentunya akan memicu kenaikan angka pengangguran, dan membuat masalah ekonomi baru. Nah, solusi dari Pemerintah Thailand pun cukup cerdas, karena mereka akan membantu produsen – produsen komponen otomotif ini beradaptasi dengan perubahan, dan tetap bisa bertahan saat tren elektrifikasi mengikis mobil – mobil ICE. Mengutip infomasi dari Bangkok Post, Federasi Industri Thailand (FTI) sedang mencari rencana transisi yang paling tepat untuk membantu produsen komponen dan suku cadang mobil ICE untuk beradaptasi dan berubah sehingga mereka bisa memenuhi permintaan dari pasar yang baru yaitu kendaraan elektrifikasi.
Saat ini, ada lebih dari 30 ribu suku cadang dan komponen yang digunakan oleh mobil – mobil ICE, dan angkanya akan berkurang menjadi 15 ribu komponen saja kalau kita bicara mobil listrik. Artinya, ada 15 ribu komponen yang tidak akan digunakan di masa depan, dan itu kabar buruk untuk para produsen yang memproduksi komponen tersebut. Wakil Ketua dan Juru Bicara FTI, Surapong Paisitpatanapong menyatakan bahwa sejumlah pabrikan otomotif telah mulai mengurangi dan menghentikan investasi untuk mobil ICE, dan beberapa lagi bahkan sudah berencana mengakhiri produksi mesin ICE. Nah, di tengah kabar tersebut, para produsen suku cadang diharapkan bisa terus eksis dan tetap kompetitif melalui bantuan ini. “Kami ingin mendukung dan membantu anggota kami untuk menyesuaikan diri sehingga bisnis mereka bisa tetap berlanjutan“, ujar ketua FTI, Pinai Sirinakorn.
Industri Otomotif Thailand Berskala Besar
Sumber menyatakan bahwa di bisnis komponen dan suku cadang otomotif, diperkirakan ada 2.500 perusahaan, termasuk industri kecil dan menengah. Dimana 700 hingga 800 perusahaan sudah masuk dalam anggota FTI, sedangkan sisanya belum. Thailand sendiri merupakan salah satu negara produsen suku cadang otomotif yang skalanya cukup besar di Asia Tenggara. Sekitar 40% dari suku cadang mobil yang diproduksi di Thailand ditujukan untuk pasar ekspor, dan sisanya dijual di pasar domestik Thailand. Tentunya ini industri yang besar. Bagaimana dengan Indonesia? Walaupun elektrifikasi di Negeri ini belum semasif di Thailand, namun industri otomotif di Indonesia juga memiliki skala yang besar. Pada saatnya nanti, Indonesia juga akan menghadapi kasus serupa, dimana industri komponen otomotif harus dipaksa untuk beradaptasi, atau mati. Kapan itu akan terjadi? Tentu hanya waktu yang bisa menjawab.
Bagaimana menurut kalian?
Read Next: Publik Bandung Terpikat Dengan Nissan Kicks e-Power, Kok Bisa?