AutonetMagz.com – Masih ingat dengan Subaru? Tentu kalian para petrolhead tak melupakan pabrikan yang akrab dengan mesin boxer ini walaupun eksistensinya di Indonesia terlah redup. Nah, ada sebuah kabar kurang menyenangkan dari Subaru terkait peforma penjualannya. Sepanjang tahun 2020 lalu, Subaru tidak mampu memasarkan lebih dari seribu unit di Inggris. Angka ini anjlok cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Yuk kita bahas.
Cuma 951 unit di Inggris
Yap, sesuai sub judul di atas, Subaru melabeli tahun 2020 sebagai tahun yang ‘Konyol’ dengan capaian penjualan yang ‘gila’. Tentunya sudah jelas konotasi kedua kata itu negatif, bukan positif. Salah satu orang yang in charge di Subaru UK , John Hurtig, menyatakan hal itu kepada AutoCar. Hurtig memaparkan bahwa penjualan yang minim disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan juga kebijakan lockdown. FYI, sepanjang tahun 2020 silam, Subaru hanya memasarkan 951 unit mobil di Inggris. Yap, angka ini terbilang sangat minim, dan turun 68% dibandingkan tahun 2019 lalu. Selain itu, Subaru juga harus menerima bahwa profit mereka berkurang di 2020.
Ini disebabkan oleh langkah Subaru yang mendaftarkan banyak mobil baru di akhir tahun 2019 silam. Langkah ini diambil supaya mobil – mobil tersebut tidak terkena denda karena peraturan emisi yang lebih ketat di tahun 2020. Alhasil, jajaran produk di akhir 2019 ini dijual dengan harga yang lebih murah berkat diskon yang besar. Tentunya profit yang seharusnya marginnya lebih besar pun menurun di unit – unit tersebut. Selain itu, Subaru juga terbilang lambat untuk beralih ke penjualan secara online. Tentunya keterlambatan ini membuang peluang yang seharusnya bisa digasak oleh Subaru. Lantas, apakah sejumlah hasil buruk ini mengarahkan Subaru meninggalkan UK dan Eropa?
Komitmen Eropa, Bawa Produk Baru
Tentu tidak. Subaru sudah memperbaiki sistem penjualan online mereka dengan merombak tim managemen mereka dan berjanji akan menghadirkan produk yang update. Sebagai gambaran, Subaru akan membawa versi terbaru dari Subaru XV, Subaru Forester, dan Subaru Outback ke pasar Eropa. Sayangnya, Subaru BRZ generasi kedua yang sudah rilis di US tidak akan menginjakkan bannya di aspal Eropa. Hurtig menutup dengan menyatakan bahwa Subaru masih berkomitmen dengan pasar Eropa, dan sudah melupakan semua kenangan pahit di 2020. Oiya, Subaru sendiri berstatus sebagai niche manufacturer karena porsinya yang kecil di Eropa.
Keuntungannya, Subaru tidak harus memenuhi standar CO2 yang ketat. Jadi, bagaimana menurut kalian?
Read Next: Maruti Suzuki Swift, Mobil Terlaris Di India!