AutonetMagz.com – Pada acara Singapore Motor Show 2019, kami tertarik pada satu booth kecil yang terletak di antara booth Honda, Infiniti dan Volvo. Ini adalah booth Alpine, merek asal Prancis yang masih ada hubungan darah dengan Renault. Hanya ada satu mobil pameran, yakni compact sportscar Alpine A110, dan mobil ini berhasil menarik perhatian kami. Bahkan BMW 3-Series G20 pun kalah menarik dibandingkan mobil ini, padahal mobilnya ada dekat sana dan sama-sama biru.
Alpine A110 menggabungkan apa yang biasa kita cerna dari Mitsubishi Lancer Evolution atau Subaru WRX STI, tapi juga punya konsep yang sama dengan Toyota 86/Subaru BRZ dan Mazda MX-5. Kesamaannya dengan Evo dan WRX adalah ia sama-sama berstatus mobil sport dengan darah serta warisan reli yang kental, sebab pada tahun 1973 ia masuk ke kejuaraan reli dunia pertama kalinya dan langsung menang, tapi pada tahun 1977 ia sudah menarik diri.
Kelahiran kembali Alpine A110 sungguh dinantikan, dan Alpine telah melakukan kerja bagus. Kami suka desainnya. Lucu, imut, kecil, dan sungguh cerdas mereka menggabungkan desain retro khas Alpine A110 tahun 70-an dengan nafas mobil modern. Keempat lampu depan LED-nya berdesain sama dengan A110 jadul, tapi tentu saja lebih ganteng karena pakai teknologi LED. Di dekat air intake di pilar C mobil ini, ada emblem bercorak bendera Prancis.
Ya, meskipun Alpine A110 yang asli berformat rear engine, Alpine A110 abad 21 ini berpindah haluan jadi mid engine. Mesinnya sendiri pakai mesin 1.800 cc 4 silinder turbo kepunyaan Renault Megane dengan 252 PS dan 350 Nm. Karena itu, sama seperti Porsche 718 Cayman yang menjadi lawannya, ia punya bagasi di depan dan belakang, tapi masing-masing hanya berkapasitas 100 liter alias sempit. Sudah bisa diduga, mobil ini sama sekali tidak praktis.
Kami suka sekali penampakan Alpine A110 dari segala sisi, termasuk dari belakang. Desain lampu rem dengan LED stripe aslinya keren, apalagi ditambah rear diffuser dan knalpot yang bermukim di bagian tengah. Buka pintu untuk melihat interiornya, desain dashboard dan joknya bagus, namun demi memangkas biaya pembuatan, tidak semua bahan-bahan di Alpine A110 ini pakai material premium atau dipasang dengan tingkat presisi super tinggi.
Jika menelaah lebih dalam, masih banyak plastik-plastik murah di sini dengan pemasangan yang goyang-goyang, bahkan center console-nya saja goyang. Panel instrumennya full layar LCD dan bisa berubah desain tergantung mode berkendara (Road, Sport atau Track). Sekali lagi, untuk menghemat biaya, tombol dan tuas untuk sein, wiper, audio, rem parkir, cruise control dan lain-lain memakai punya Renault.
Jok bucket Alpine A110 dibuat oleh Sabelt, dan Alpine bersikeras kalau joknya harus dibuat ringan. Sebagai konsekuensi permintaan itu, jok ini tidak bisa disenderkan dan semua pengaturannya manual, apalagi desainnya pun lebih tipis. Hasilnya, satu jok Alpine A110 hanya berbobot 13,1 kg, alias setengah bobot jok mobil biasa. Itu karena Alpine A110 sengaja dibuat dengan 1 tujuan utama : Bobot ringan. Sama seperti Toyota 86/Subaru BRZ dan Mazda MX-5.
Berat total Alpine A110 hanya sekitar 1,1 ton, padahal ia pakai girboks kopling ganda 7 percepatan buatan Getrag. Menarik, karena mobil dengan girboks kopling ganda jarang yang enteng. Alpine sendiri berhasil menemukan hidrolik bagasi depan-belakang yang berat totalnya lebih ringan daripada kap mesin konvensional yang harus disangga pakai 1 hidrolik. Alasan Alpine adalah dengan hidrolik ganda untuk tiap bagasi, struktur dasar panel bagasinya bisa dibuat lebih ringan.
Alpine pun berhasil mengintegrasikan sistem rem parkir ke sistem rem utama untuk menghemat 2,5 kg. Kalau di mobil lain, biasanya rem parkir dan rem utama punya mekanisme terpisah. Sistem penyemprotan wiper fluid terintegrasi ke wiper blade, juga selain untuk menghemat bobot, penyemprotan bisa jadi lebih efisien dan bagasi depan bebas dari tompel penyemprot. Botol wiper fluid-nya pun hanya 1,5 liter, bukan 3,5 liter macam mobil lain. Dengan ini, Alpine hemat 2 kg.
Bahkan seluruh struktur sasisnya yang berbahan aluminium hanya memiliki bobot total 255 kilogram. Jika dibuat dengan besi atau baja, beratnya bisa bertambah hingga menyentuh angka 400 kg. Makanya, meski tenaganya hanya 252 PS, tak heran lari 0-100 Alpine A110 bisa kelar dalam 4,3 detik saja sebelum larinya dibatasi secara elektronik di 250 km/jam. Apa opinimu mengenai Alpine A110? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Honda Civic Versatilist : Ide Crossover Untuk Sosok Legendaris