First Impression DFSK Glory i-Auto : Sebagus Itu Kah?

by  in  Berita & DFSK & Merek Mobil
First Impression DFSK Glory i-Auto : Sebagus Itu Kah?
0  komentar

Surabaya, AutonetMagz.com – Beberapa waktu lalu pihak Sokonindo Automobile selaku APM DFSK di Indonesia telah resmi memperkenalkan DFSK Glory i-Auto sebagai SUV terbaru sekaligus flagship mereka di pasar Indonesia. Lantas, bagaimana sosok asli si DFSK Glory i-Auto ini? Apalagi banyak yang menyebutkan mobil ini memiliki banyak poin positif nan menggiurkan bak dalam iklan. Sebagus itu kah? Kali ini kami akan bahas first impression dari DFSK Glory i-Auto.

Kebetulan, sekitar 3 hari pasca DFSK Glory i-Auto diluncurkan secara virtual, kami mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung bahkan mencoba unit DFSK Glory i-Auto di Surabaya. Manang Sejahtera Abadi (MSA) selaku diler resmi DFSK di Jawa Timur memberikan kesempatan kepada media lokal untuk bercengkrama lebih dekat dengan SUV ini. Malahan, kami juga diberikan kesempatan untuk mencoba mobil ini melalui jalur Surabaya – Bangkalan Madura via jembatan Suramadu. Dan bagaimana kesan pertama kami terhadap produk ini? Simak paragraf – paragraf di bawah ini.

Eksteriornya Berubah Total

Oke, melihat sosok DFSK Glory i-Auto tentunya tidak bisa dilepaskan dari sosok DFSK Glory 580. Wajar saja, karena pada dasarnya basis DFSK Glory i-Autoadalah Glory 580, namun versi terbaru. Kalau di China, DFSK Glory i-Auto dikenal dengan nama Dongfeng Fengguang 580 Pro, sedangkan DFSK Glory 580 adalah Dongfeng Fengguang 580 pre-facelift. Kalau kalian ingat, DFSK Glory i-Auto yang dipajang di GIIAS 2019 lalu adalah Dongfeng Fengguang 580 facelift. Jadi, DFSK Glory i-Auto bisa dikatakan masih setara dengan versi terbaru dari Fengguang 580 di China sana, nice move.

Pertama, kita bahas dari sisi depan, yaitu fascia-nya. Kalau dibandingkan dengan DFSK Glory 580 yang beraura VW, DFSK Glory i-Auto lebih beraura Mercy. Perhatikan bentuk grille yang diberi nama infinite starlight design. Yap, ini mirip dengan grille diamond milik Mercedes-Benz. Ingat, mirip saja ya, bukan sama. Lampu depannya sudah LED, dan ini benar – benar full LED karena lampu sein bahkan lampu kabutnya juga menggunakan teknologi LED. Oiya, lampu seinnya model sekuensial, ala – ala mobil mevvah. Di bawah logo DFSK juga terdapat kamera, yang mana juga bisa kita temui di spion kanan – kiri, dan belakang.

Dan untuk kamera di spion sendiri penempatannya cukup rapi, tidak ada tonjolan seperti khasnya kamera 360. Spion tersebut juga bisa auto retract saat membuka dan mengunci mobil. Di sisi samping, aura ala Glory 580 sebenarnya masih kuat. Hanya saja bisa teralihkan dengan velg 18 inci berwarna gunmetal dan kaliper berwarna merah, tapi bukan Brembo ya. Keempat rodanya sudah dibekali rem cakram, dan ada lampu sein di spion serta lis krom di jendela. Di atapnya juga ada roof rail dan antena model sirip hiu. Di sisi belakang, shape housing lampu belakangnya masih sekilas mirip dengan Glory 580, namun detailnya berubah jauh.

DFSK Glory i-Auto menggunakan perpaduan lampu LED berbentuk T dan lampu sein sekuensial serta lampu mundur LED. Di bumper belakangnya juga ada lampu tambahan yang berguna sebagai lampu darurat saat pintu bagasi terbuka, dan bagian ini masih bohlam biasa. Oiya, ada satu detail yang kami kurang sukai di buritannya, yaitu knalpot palsu. Dan bagian ini cukup totalitas dalam berkamuflase, karena di sisi dalam ada lubang bulat bak knalpot, tapi itu bukan knalpot. Ada sensor parkir 4 titik, kamera parkir, lis krom yang minimalis, dan rear spoiler yang juga simpel. Buritannya jadi jauh lebih cantik dibandingkan 580.

Interior Lebih Modern

Masuk ke dalam interiornya, kita tidak akan menemukan nuansa ala GLory 580 di dalam kabinnya. DFSK Glory i-Auto menggunakan kombinasi interior baru yang jujur saja sangat terinspirasi dari BMW. Lihat saja penempatan head unit model floating-nya, kisi AC-nya, hingga controller HU yang berbentuk ala i-Drive. Sayangnya, panel isntrumennya masih belum full TFT dan berukuran besar seperti rivalnya. Setir berlapis kulit, dan sudah ada banyak tombol untuk mengatur audio serta i-talk-nya. Cruise Control juga ada di mobil ini. Setirnya juga sudah berbentuk flat bottom walau sama dengan 580.

Di dashboard dan doortrim mobil ini berlimpah material yang menunjukkan kemewahan. Sebut saja panel kayu dengan finishing doff, lalu material kulit sintetis dengan jahitan berwarna putih dan juga soft touch di bagian atas. Sayangnya, material soft touch ini diberi ornamen ala jahitan palsu, mungkin lebih cantik kalau polos saja. Di bawah head unit-nya terdapat controler AC dengan bentuk yang cantik, disusul beberapa tombol seperti hazard dan kamera 360 di sisi bawahnya. Di depan tuas persneling terdapat laci yang bisa dibuka, dan di dalamnya terdapat 2 cup holder, asbak, socket power dan lighter. Tuas transmisi dan housing-nya masih sama dengan 580.

Bedanya, di sisi belakang ada EPB dengan bentuk tuas baru, dan ad a1 dummy tombol yang seharusnya adalah brake hold. Tuas pengatur head unit ala i-drive ada di sisi kanan dengan tombol bebalut krom, cantik. Kursinya juga terlihat mewah dan tebal dengan side support yang mendekap tubuh. Seatbelt-nya bisa diatur ketinggiannya, dan kursi di bagian depan sudah electric semua, hanya saja di penumpang depan tidak bisa diatur ketinggiannya. Posisi berkendaranya juga cukup commanding khas SUV, dimana kita bisa melihat kap mesinnya dengan jelas. Jendelanya sudah auto up dan down, dan ini berlaku keseluruhan. Sedangkan kontroler sunroof ada di sisi tengah di area lampu interior yang masih kuning.

Oiya, kita bisa membuka tutup jendela dan sunroof dengan perintah suara juga. Untuk sekat antara interior dan sunroof menggunakan model tirai yang sistemnya digulung ke belakang. Alhasil, ruang interior bisa lega, namun rentan robek dan tembus cahaya. Bangku baris keduanya lumayan lega, bisa sliding dan dapat kisi AC. Hanya saja, kursinya tidak menopang paha secara full, coba bisa lebih besar sedikit lagi. Ada armrest, headrest 3 buah, dan seatbelt 3 titik untuk 3 orang di baris keduanya. Sayangnya, ada detail yang kami kurang suka di baris keduanya, yaitu akses ke baris ketiganya yang susah dari sebelah kiri. Malahn, one touch slide-nya ada di sisi kanan.

Ini cukup unik, karena artinya pihak DFSK belum melakukan convert teknis ini dari versi LHD di China. Sayang sekali. Bangku baris ketiganya masih sama saja dengan versi Glory 580, dimana penumpang tengah harus sedikit berbagi ruang jikalau mau memanusiakan penumpang belakang. Sayangnya, penumpang paling belakang tidak dapat kisi AC. Bagasinya juga tergolong lumayan, dan dapat tray yang disembunyikan di kolong bagasi. Kalau bangku belakang dan tengah direbahkan, bagasi DFSK Glory i-Auto bisa rata lantai sampai ke sisi depan. Oiya, pintu bagasinya sudah elektrik dan ada sensor kaki. Dan jujur, sensor ini jauh lebih sigap dibandingkan SUV 500 jutaan.

Ngegas Ke Bangkalan

Puas dengan memperhatikan detail DFSK Glory i-Auto, kami pun bergerak dari Kenjeran, Surabaya ke Bangkalan, Madura. Oke, jaraknya memang tidak jauh, mungkin hanya 26,8 km saja sekali jalan. Sehingga, kami belum bisa membahas secara menyeluruh mengenai impresi mobil ini. Namun setidaknya gambaran awal bisa kami berikan dalam perjalanan ke Madura tersebut. Saat berangkat, kami duduk di baris kedua sebagai penumpang. Dan impresi yang terasa ada pada bantingannya. Suspensi mobil ini masih sama persis dengan Glory 580, yang artinya bukan terempuk di kelasnya. Namun, dengan kaki – kaki baru yang lebih besar dan profil ban tipis, maka ada perubahan sensasi bantingan.

Kini bantingannya terasa lebih stiff kalau dibandingkan dengan Glory 580. Hanya saja, tidak sampai membuat perut tergoncang, walaupun tetap saja terasa nanggung. Tak terlalu sporty, namun juga tidak empuk. Komposisi semacam ini kami rasa cocok untuk para keluarga muda. Sayangnya, bentuk kaca baris kedua dan ketiga di mobil ini memberikan kesan claustrophobic. Kami juga mencoba fitur i-talk dari baris kedua, dan bisa berjalan lancar walau agak sedikit berteriak. Saat kami membuka sunroof dan jendela di Jembatan Suramadu, fitur i-talk masih bisa menanggapi saat dipanggil ‘Hi Glory‘, namun perintah berikutnya tidak terbaca sistem.

Setelah kenyang makan di Bebek Sinjay, kami pun bergegas pulang ke Surabaya, dan kali ini tim AutonetMagz kebagian nyetir. Saat bergerak keluar parkiran, kami merasa setir mobil ini tergolong ringan, namun tidak lebay. Artinya, masih ada bobotnya dan akan memberat saat mobil makin kencang. Pedal gas biasa saja, dan pedal rem sedikit agak dalam. Pengeremannya juga tergolong pakem karena sudah menggunakan 4 cakram. Sayangnya, mesin mobil ini kami rasa flop. CVT VT5 yang digunakan memang terasa lebih halus daripada milik Glory 580, namun peformanya biasa saja. Berjalan konstan di 60 km/jam, mesin berputar di 1.600 rpm.

Naik sedikit ke 100 km/jam, mesin akan sedikit naik ke 1.800-an rpm. Yang menarik, saat kami kick down, ada jeda 3 detik hingga mesin mengeluarkan tenaganya. Mesin akan meraung dengan suara keras, namun sayangnya percepatannya tidak selantang suaranya. Kami rasa ini efek dari bobot body yang berat karena dimensi bongsornya, dan juga perpaduan turbo lag dan CVT. Yap, mobil tidak melulu positif kok, pasti ada minusnya juga. Walaupun begitu, nampaknya hanya orang nganggur yang sengaja membeli DFSK Glory i-Auto untuk kebut- kebutan. Yes, mobil ini adalah family SUV, sehingga penggunaanya bukan untuk peforma, melainkan kenyamanan, mungkin sekali – sekali main di jalan jelek.

Kesimpulan

Sejauh ini, kesimpulan kami masih cenderung positif untuk ubahan apa saja yang ditawarkan DFSK Glory i-Auto dibandingkan Glory 580 dahulu. Tambahan fitur dan kelengkapannya memang terkesan gimmick, namun sudah sesuai dengan apa yang disukai orang Indonesia, disinilah kami rasa DFSK cukup cerdik melihat pasar. Memang ada beberapa catatan di mobil ini, karena sebuah mobil tentu tidak ada yang sempurna. Peforma mobil ini memang tidak spesial, tetapi kami rasa konsumen mobil ini juga tidak akan membeli DFSK Glory i-Auto untuk kebut – kebutan kan? Kalaupun ada, kami rasa konsumen tersebut salah beli.

DFSK Glory i-Auto hadir sebagai family SUV, jadi urusan kenyamanan dan fitur penunjang yang banyak mendapatkan perhatian dari Sokonindo. Dan yang cukup membuat kami terkejut ada pada pricing mobil ini yang seolah menantang sang rival senegara. Jadi, kalau kalian keluarga muda, atau mungkin masih catch up dengan segala perkembangan jaman, maka ini SUV keluarga yang layak kalian pertimbangkan. Istilahnya, dengan harga yang dibayarkan, DFSK Glory i-Auto masuk dalam kategori best value deal sejauh ini. Tinggal bagaimana kebutuhan kalian bisa terpenuhi dengan apa yang ditawarkan mobil ini.

Sebenarnya masih ada banyak detail yang menarik untuk dibahas di mobil ini, namun artikel ini sudah kelewat panjang. Jadi, nantikan sata review kami di channel Youtube AutonetMagz. Apa tanggapan kalian? Ada yang sudah TD DFSK Glory i-Auto?

Yang Kami Suka :

+ Perubahan Eksterior yang masif & modern serta mewah
+ Lampu LED yang cantik dan sudah auto
+ Velg 18 inci gunmetal
+ Power tailgate dengan sensor kaki yang responsif
+ Peforma i-Talk yang responsif
+ Kualitas Interior yang mewah
+ Bentuk dashboard baru
+ Kursi Depan elektrik dan nyaman
+ Head unit punya kontroler ala i Drive
+ Bentuk kontroler AC keren
+ Kap mesin hidrolis
+ Harga bersaing

Yang Tidak Kami Suka :

– Peforma mesin & CVT kurang nendang
– Bobot mobil mengebiri peforma
– Warna merah di kaliper rem
– Aksen knalpot palsu
– Kesan klaustrofobik karena kaca baris kedua tinggi
– Tidak ada kisi AC di baris ketiga
– Desain panel instrumen sama dengan Glory 580
– Penutup panoramic sunroof rawan robek

Read Prev:
Read Next: