Motegi, AutonetMagz – Setelah Honda sukses memulai debut dan membuat galau para calon pembeli duo MPV yang baru saja di facelift. Kali ini Honda Prospect Motor mengajak rekan jurnalis untuk menguji Honda BR-V di Sirkuit Twin Ring Motegi Jepang. Namun sayangnya, AutonetMagz tidak diundang ke acara tersebut, sehingga tulisan dan foto-foto ini dimuat sesuai dengan cerita dari jurnalis yang mengaku sebagai AutonetFans.
Eksterior
Kami sangat memuji bagaimana Honda BR-V di desain sedemikian rupa hingga terlihat sama sekali berbeda dengan Honda Mobilio, padahal ini adalah Honda Mobilio dengan tampilan ala SUV seperti halnya Chevrolet Spin Activ dan Nissan Livina X-Gear yang mendapatkan seperangkat aksesoris. Namun Honda tidak ingin seperti kedua kompetitornya, Honda melakukan operasi plastik yang lebih ekstrim mulai dari desain depan baru dan desain belakang yang sama sekali baru sehingga tidak terlihat seperti Honda Mobilio yang ditinggikan.
Secara dimensi, memiliki panjang 4,455 mm, lebar 1,735 mm, tinggi 1,650 mm dan wheelbase sebesar 2650 milimeter, mobil ini lebih panjang 69 mm, lebih lebar 52 milimeter dan lebih tinggi 47 milimeter dibandingkan dengan Honda Mobilio. Namun karena basisnya sama persis, ruang interior dan wheelbase mobil ini masih sama dengan Honda Mobilio yang kita kenal.
Bagaimana dengan ground clearancenya? Karena Honda Mobilio di claim memiliki ground clearance sebesar 189 milimeter, maka Honda tidak perlu pusing menambah ground clearance mobil ini agar tampak seperti sebuah SUV sejati, karena dengan memberikan velg R16 dengan ukuran lingkar karet ban 195/60 dan beberapa ubahan suspensi, ground clearance Honda BR-V bisa mencapai 201 milimeter atau lebih tinggi 12 milimeter.
Karena hanya lebih tinggi 5 cm dibandingkan dengan Honda Mobilio, mobil ini tetap masih memiliki tinggi atap yang rendah, lihat saja foto dibawah ini dimana tinggi mobil ini tidak lebih tinggi dibandingkan dengan pria berjaket hijau atau Toyota Avanza yang memiliki tinggi 1.695 mm tanpa roof rack.
Desain samping dan tarikan garis atap mobil ini masih sama persis seperti Honda Mobilio, namun di bagian pilar D mobil ini, kita tidak menemukan tarikan garis kaca yang menyambung di bagian bawah dengan kaca belakang, sehingga mobil ini terlihat tidak sepanjang Honda Mobilio dan sedikit lebih tinggi, itulah pintarnya Honda dalam mendesain kendaraan, berkat ubahan-ubahan seperti itu, mobil ini seperti terlihat memiliki dimensi yang jauh berbeda.
Lampu mobil ini juga di desain sangat cantik dan mendetail, kita mendapatkan desain futuristik dan sebuah single projector meskipun tanpa LED DRL yang akan menyala di siang hari, tapi tenang saja, kita sudah mendapatkan LED positioning lamp seperti Honda Mobilio RS .Untuk detailing desain eksterior, Honda BR-V Merupakan mobil yang perlu kita acungi jempol.
Interior Honda BR-V
Untungnya Honda tidak melakukan blunder dengan memberkan desain interior yang sama persis dengan Honda Mobilio yang menggunakan dashboard LCGC. DI Honda BR-V ini, kita mendapatkan bentuk dashboard baru yang di desain menggunakan gabungan komponen antara Honda Jazz dan Honda Brio LCGC. Dari bagian panel atas dashboard seperti speedometer, kisi-kisi AC, hingga tempat head unit, kita mendapatkan desain yang sama persis dengan Honda Jazz, namun setengahnya lagi yang berada di bagian bawah, kita mendapatkan desain baru yang di desain khusus untuk Honda BR-V.
Meskipun mengunakan desain dashboard baru, masih ada beberapa hal yang mengecewakan di mobil ini, kita masih mendapatkan setir dan door trim serta center console milik Honda Brio yang berkualitas rendah dan tidak nyaman dipandang mata karena seperti masuk ke dalam LCGC rasanya. Namun cukuplah kami puas dengan tampilan dashboard barusnya dibandingkan dengan Mobilio.
Kami sangat gembira mengetahui Honda BRV memiliki head unit yang cukup advanced di model Prestige karena sudah dibekali dengan koneksi Bluetooth, USB, AUX, meskipun tidak tersedia tombol fisik untuk mengatur volume suara, tapi tak apalah, toh di setir sudah dibekali dengan audio steering switch control. Menariknya lagi, head unit ini juga memiliki nanoe ionizer yang bekerja untuk membunuh kuman-kuman jahat seperti Mazda Biante atau Honda CR-V terbaru.
AC mobil ini juga sudah menggunakan model digital yang memiliki layar pengaturan dan selektor ventilasi udara untuk kepala maupun kaki. Hanya saja pengaturannya terbatas, karena kita tidak mendapatkan fitur Auto Climate Control dan defogger kaca depan disini, bahkan selektor udara saja masih manual. Namun kami rasa tidak masalah karena fitur tersebut jarang digunakan oleh orang Indonesia bukan?
Karena menggunakan dashboard yang merupakan modifikasi dari dashboard milik Jazz, maka tidak heran jika kita mendapatkan desain speedometer yang sama persis dengan Honda Jazz, tapi… eh kok tapi melulu ya, perlu dimaklumi lagi kali ini, karena ini merupakan desain speedometer Honda Jazz yang di downgrade dan dibuat lebih sederhana meskipun memiliki alur desain yang sama persis.
Kita tidak akan menemukan lampu kelap-kelip untuk menunjukan cara berkendara kita seperti apa, dan angka kecepatan maksimal di mobil ini hanya mencapai 180 kilometer perjam meskipun memiliki mesin yang sama (Honda Jazz kecepatan maksimum spedometer 220 KM/Jam). Untungnya, kita masih mendapatkan MID besar di sebelah kanan yang memberikan informasi sama persis seperti Honda Jazz atau Honda HR-V.
Hal menyenangkan datang dari kursi depannya, lupakan kursi Honda Mobilio yang tipis, kurang nyaman dan memiliki head rest menyambung untuk mengurasi ongkos produksi. Karena mobil ini dibanderol dengan harga yang lebih mahal, tentunya mobil ini memiliki kursi yang lebih proper dibandingkan Mobilio yang berbagi model kursi depan dengan LCGC.
Kursi depan mobil ini lebih proper, meskipun desainnya dari setengah kebawah sama persis dengan Honda Mobilio. Namun meskipun memiliki head rest yang terpisah dan adjustable, sandaran kursi mobil ini masih terasa kurang tinggi dan head rest mobil ini juga kurang menopang kepala dengan sempurna. Sehingga untuk tester yang memiliki tinggi lebih dari 170 cm, pundak driver tidak jatuh tepat di sandaran kursi dengan sempurna, dan kepala pun terasa menggantung. Namun kursi depannya masih terasa nyaman kok.
Sedangkan untuk kursi tengahnya dan door trim belakangnya sama persis seperti Honda Mobilio, tidak ada yang berbeda dan tetap memiliki duble blower dan ruang legroom yang sangat lega. Begitupula dengan metode pelipatan kursi, sliding dan reclining kursi tengah yang patut kita acungi jempol di mobil ini.
Namun sayangnya kita tetap tidak mendapatkan arm rest seperti halnya Suzuki Ertiga atau Kijang Innova. Bgeitupula dengan door trim plastik yang terasa mudah tanpa adanya lapisan kain fabric untuk membuatnya menjadi lebih mewah.
Kursi belakang mobil ini masih sama persis seperti milik Honda Mobilio, termasuk speaker belakang yang diletakan di bagian kursi paling belakang. Kursi bagian belakang Honda BR-V patut diacungi jempol, karena untuk ukuran badan test driver yang memiliki tinggi lebih dari 170 cm masih dapat terakomodir sempurna mulai dari headroom hingga legroom jika kursi tengah sedikit digeser maju. Asiknya lagi, kita mendapatkan sandaran kursi yang memiliki reclining 3 step.
Namun sayangnya, peletakan speaker di bagian belakang ini sangat mengganggu penumpang belakang jika audio sistem dihidupkan, karena berdasarkan pengalaman para pengguna Honda Mobilio, penempatan speaker yang tidak proper tersebut bisa menyebabkan penumpang belakang sakit kuping sebelah.
Seperti halnya Honda Mobilio, Honda BR-V memiliki model kursi belakang dan ruang bagasi yang sama besarnya, atau bisa dibilang terbesar di kelas SUV A-segment. Namun sayangnya meskipun sudah memiliki sandaran kursi terpisah, bagian jok bawah mobil ini masih menyatu, sehingga jika kita hendak melakukan pelipatan jok belakang, kita harus melakukannya bersamaan. Tapi tidak masalah lah, toh bagasi belakang mobil ini masih terasa luas.
Bagaimana Rasa Berkendaranya?
Sayang sekali di sesi test drive ini, test driver kita tidak bisa menguji mobil ini lebih jauh seperti layaknya di perjalanan sehari-hari. Honda hanya mengijinkan test driver untuk melakukan 2 putaran di sirkuit Twin Ring Motegi dengan mengikuti mobil pemandu, dan di setiap celah jalan lurus kita mendapatkan beberapa cone berbelok untuk mengurangi kecepatan. Padahal test driver kami ingin mencoba apakah mobil ini memiliki limiter di kecepatan 140 kilometer perjam seperti halnya Mobilio.
Dengan berbekal mesin yang sama dengan Honda Mobilio namun memiliki bobot lebih berat, penurunan performa dari mesin 1.500 cc i-VTEC bertenaga 120 PS dan torsi 145 Nm nyaris tidak terasa, performa mesin mobil ini bisa dibilang 11-12 dengan Honda Mobilio. CVT mobil ini masih terasa berat dan laggy, belum ada penyempurnaan yang lebih baik, sehingga kami sarankan untuk megambil Honda BR-V yang memiliki transmisi manual.
Soal handling, mobil ini juga perlu diacungi jempol. Meskipun memiliki ketinggian yang bertambah 12 milimeter, rasa mengemudi mobil ini nyaris tidak ada bedanya, body roll masih minim, masih asik dikendalikan, meskipun cengkeraman ban terutama di bagian belakang masih kurang, sehinga ketika digunakan berbelok dengan kecepatan tinggi, kita masih merasakan ban belakang membuang keluar seperti halnya Honda Mobilio. Rasa setirnya juga ringan dan cukup oke untuk sebuah MPV SUV dengan teknologi EPS.
Sayangnya, mobil ini masih terasa terlalu keras dari segi suspensi seperti halnya Honda Mobilio, sehingga akan menjadi kurang nyaman untuk perjalanan jauh. Padahal kami berharap mobil ini bisa menjadi lebih nyaman dibandingkan dengan Honda Mobilio yang terlalu keras untuk sebuah mobil keluarga. Namun di satu sisi, test driver kami merasakan mobil ini sedikit lebih kedap untuk urusan road noise dibandingkan dengan Mobilio, tetapi itu bisa saja dikarenakan permukaan sirkuit yang terlalu halus dibandingkan dengan aspal Indonesia.
Soal keamanan, di varian tertinggi mobil ini sudah dilengkapi dengan hill start assist dan VSC sebagai standar. Di varian E, kita mendapatkan dua buah Airbags, rem ABS dan kursi ISOFIX yang sudah menjadi standar baru mobil di tahun 2015. Cukup lengkap untuk mobil seharga kurang dari 300 juta Rupiah.
Kesimpulan
Honda sekali lagi sukses mengoperasi wajah eksterior dan interior Mobilio menjadi sebuah mobil yang terlihat berbeda dan lebih mewah. Meskipun rasa berkendara dan kenyamanannya masih 11-12 dengan Honda Mobilio, kita dibekali dengan perangkat keselamatan dan fitur yang lebih canggih. Dari kisaran harga mulai dari 230 hingga 260 juta Rupiah untuk varian tertingginya, mobil ini tentunya akan mengisi celah segmen 7 seater yang hilang karena diakibakan Toyota Kijang Innova yang memiliki harga sudah tidak terjangkau lagi, sekaligus mengambil pasar B Segment SUV dan MPV low entry dengan trim tertinggi. Namun anda harus maklum dengan tingkat kenyamanannya yang setara dengan entry level MPV, padahal MPV yang menjadi basis mobil ini pun bukanlah yang terbaik di soal kenyamanan di kelasnya.
Read Next: Harga All New Toyota Kijang Innova Tembus 399 Juta Rupiah!