AutonetMagz.com – Bersamaan dengan Indonesia, Thailand menjadi salah satu basis dan destinasi investasi yang menarik bagi pabrikan otomotif, utamanya yang sama – sama berasal dari Asia. Cukup banyak pabrikan asal Jepang yang menanamkan investasi mereka di Thailand dengan membangun fasilitas produksi yang memadai untuk keperluan domestik dan ekspor. Nah, baru – baru ini produksi mobil di Thailand mengalami perlambatan, dan hal ini membuat pabrikan otomotif Jepang mulai ketar – ketir.
Mengutip informasi via Nikkei, produksi dari pabrikan otomotif di Thailand mengalami penurunan selama 4 bulan terakhir hingga bulan Agustus kemarin. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut, antara lain adalah melemahnya daya beli dan juga adanya tekanan terhadap ekspor produk. Produksi mobil di Thailand mengalami penurunan sebanyak 8% jikalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak 166.361 unit mobil sudah diproduksi di Thailand jika mengacu pada Federasi Industri Thailand. Nah, penurunan produksi dimulai di bulan Juni, yang mana merupakan kali pertama dalam 30 bulan sebelumnya.
Nah, kondisi ini sebenarnya merupakan gambaran kasar dari kondisi penjualan otomotif di kawasan Asia Tenggara yang memang lesu. Di Thailand sendiri, daya beli menurun karena adanya standar yang lebih ketat untuk pembelian mobil secara kredit. Mengacu pada sumber, angka penolakan dari pengajuan kredit mobil sudah mencapai 20% di Thailand. Oleh karenanya, tidak mengejutkan jikalau calon konsumen memutuskan untuk batal membeli mobil. Langkah ini sendiri sejatinya dilakukan oleh para penyedia kredit karena angka hutang telah mencapai 13 triliun Baht (6.005 Triliun Rupiah).
Sedangkan pabrikan asal Jepang sendiri menguasai 90% dari marketshare di Thailand. Sebagai Contoh, Thailand menjadi pasar kedua terbesar untuk Isuzu setelah Jepang dengan menyumbangkan 30% dari total penjualan mereka. Sedangkan Toyota menempatkan Thailand sebagai market ke-empat terbesar setelah Jepang, China, dan US. Sedangkan Mitsubishi memiliki 3 pabrik di Thailand, yang mana merupakan fasilitas terbesar mereka diluar Jepang. Selain pabrikan Jepang, pabrikan lain juga mengalami masalah yang sama. GM harus melakukan pemecatan pada lebih dari 300 orang karyawan, dan Tata akan menghentikan produksi di Thailand pada bulan Maret 2020.
Selain Thailand, negeri kita tercinta juga mengalami perlambatan yang sama, dan menurun 17% di bulan Juli silam. Sedangkan Malaysia juga terjun sebanyak 26% di waktu yang sama. Jadi, kami berharap industri otomotif masih bisa bertahan, dan pada akhirnya survive dari perlambatan ini. Bagaimana menurut kalian?
Read Next: KIA Persiapkan Uji Tipe Mobil Baru, Kembali Beroperasi?