AutonetMagz.com – Sebelum dimulai, tolong cerna kata “preview” pada artikel Hyundai Santa Fe kali ini. Karena masih belum diluncurkan dan Hyundai Indonesia masih berencana untuk mengubah spek Santa Fe facelift 2016 versi Indonesia, jadi mobil yang anda lihat di sini belum final untuk dilempar ke pasaran. Rencananya, salah satu yang bakal diganti adalah head unit dengan eagle eye view seperti pada Santa Fe D-Spec.
Jadi, apa yang Hyundai Indonesia coba perlihatkan kepada kami melalui satu unit Santa Fe berwarna cokelat muda ini? Simak penelusurannya di sini! Oh ya, supaya mudah membandingkannya bagi mayoritas konsumen, kami bandingkan dengan Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport meski mereka berdua sangat berbeda dengan Santa Fe. Fortuner dan Pajero Sport pakai sasis truk alias ladder frame, sementara Santa Fe bersasis monokok seperti CX-5, CR-V, X-Trail dan Forester.
Eksterior
Dari sejak generasi yang ini muncul, rasanya Santa Fe benar-benar mature and wisely designed, pas dengan gaya SUV atau crossover Eropa. Perubahan dari Santa Fe pra-facelift dan facelift ini sebenarnya sedikit dari segi eksterior, tapi hasilnya pas. Kami mengerti, karena desain Santa Fe standarnya sudah ganteng, jadi tidak perlu banyak effort untuk mempertahankan penampilannya. Kalau salah resep, jatuhnya malah jadi norak dan jelek.
Contohnya, versi facelift ini diberikan desain bumper baru yang membuat foglamp kanan-kiri terkesan menyatu oleh sebuah garis hitam di tengah yang tipis. Dibandingkan dengan Santa Fe yang masih ada sekarang, Santa Fe facelift sudah punya cornering light yang bakal menerangi sisi kiri atau kanan mobil tergantung ke arah mana setir dibelokkan, seperti pada Nissan Teana 230JS V6. Selain itu, di bumper depan juga ada 4 titik sensor parkir yang bisa dimatikan jika anda merasa bunyinya mengganggu di kabin.
Gril hexagonalnya kini punya bilah krom dengan desain berefek 3 dimensi, tapi jumlah chrome-nya pas, tidak jadi overchrome seperti Pajero Sport anyar misalnya. Tata letak bagian dalam headlamp-nya juga diatur ulang, meski soal fitur lampu depan dia bisa dibilang lumayan. Pasalnya, dia memiliki lampu HID, DRL LED dan cornering light tadi. Boleh juga kan? Tapi pemilik Fortuner VRZ masih bisa menyombongkan Bi-LED yang ada padanya.
Sisi samping mobil ini tidak ada yang berubah selain peleknya, yang kini berwarna abu-abu dengan ukuran 19 inci, alias setara Mazda CX-5 GT. Ban menggunakan merek satu negaranya, yakni Nexen, dan benar-benar tidak ada yang bisa diceritakan soal sisi samping Hyundai Santa Fe facelift ini. Paling kalau melihat ke atap, terlihat kalau roof rail dan panoramic sunroof andalannya dari awal masih dipertahankan.
Sektor buritannya punya cerita yang sama seperti di depan, karena punya desain susunan lampu belakang baru, 4 titik sensor parkir, desain bumper belakang dan reflektor baru. Berikutnya, kalau Santa Fe dulu punya 2 knalpot lingkaran di sisi kanan, sekarang bentuknya berubah jadi mengotak. Versi yang anda lihat ini tidak punya kamera parkir, tapi menurut Hyundai Indonesia, saat meluncur nanti bakal disematkan kamera parkir. Semoga saja benar-benar terjadi ya.
Interior
Tidak ada perubahan drastis pada desainnya, dengan aroma fluidic sclupture ala Hyundai yang menyapa saat pertama kali membuka pintunya. Kabar baiknya, kami akhirnya bisa menemui material mahal dan berkualitas yang menyusun dashboard dan doortrim-nya. Semuanya soft touch, terasa seperti mobil-mobil mahal (dan memang Hyundai Santa Fe harganya mahal). Kami sangat senang bisa menemui bahan interior seperti ini. Aksen carbon printing kini menggusur aksen silver yang ada kemarin.
Jangan sangka kalau jatah bahan berkualitas itu hanya milik penumpang depan, karena penumpang belakang turut mendapatkan doortrim dengan bahan yang sama. Masih ada sih bahan plastik, tapi ditempatkan di sektor yang jarang dilihat dan diakses oleh kita. Duduk di jok pengemudi kini lebih enak, karena bisa diatur secara elektrik berikut lumbar support-nya. Setir dengan pengaturan tilt and telescopic? Hadir dong.
Tombol-tombol di setir bisa untuk mengatur audio, cruise control dan MID. Yang baru di Santa Fe ini adalah driving mode selector yang bisa dipilih antara mode Eco, Sport dan Normal. Beranjak sedikit ke atas, sambutlah bongkahan atap kaca panoramic sunroof standar Santa Fe yang bisa memberi kesan lega saat penutupnya dibuka, dan sunroof depan bisa dibuka jika anda perlu. AC-nya sudah dual zone climate control dengan layar digital, pastinya.
Jangan terlalu ngedumel dulu jika menyimak foto head unit yang terasa jadul di bawah, karena Hyundai bersiasat untuk menggantinya dengan yang agak mendingan. Satu hal yang pasti, fitur Eagle Eye View seperti pada Santa Fe D-Spec bakal disematkan nanti. Apa itu? Kalau di Toyota Alphard, Nissan X-Trail atau Mitsubishi Pajero Sport Dakar 4×4, namanya All Around View 360o. Sudah ngeh kan?
Apa fitur mobil versi preview ini sudah lengkap? Well, tidak juga. Contoh gampangnya, di kaca spion tengah kami melihat adanya penurunan spek dibanding Santa Fe lama. Jika Santa Fe lama spionnya sudah elektrokromatik, maka di Santa Fe facelift ini ya… spion tengah biasa yang fungsinya standar. Tidak hanya itu, airbag mobil ini berkurang banyak menjadi tinggal 2 airbags saja. Terdengar kurang pantas untuk mobil selevel Santa Fe kan?
Kemudian, coba longok sekitar area pengemudi dan tuas transmisi 6-speednya, banyak sekali slot tombol yang kosong. Lebih jelasnya, dia tidak punya Hill Start Assist, Hill Descent Control, Stability Control, Traction Control dan perangkat keselamatan aktif lainnya. Sungguh amat sangat disayangkan untuk mobil yang kualitas dan niat pembuatannya sebagus ini. Soal kepraktisan, Santa Fe ini lumayan, tapi kami rasa kompartemen penyimpanannya tidak lebih banyak daripada Fortuner.
Santa Fe CRDi VGT yang kami naiki ini sudah full jok kulit, jadi mewah dan nyaman. Duduk di bangku baris kedua pun tidak ada masalah ruang di kepala dan kaki, karena masih tersedia sisa ruang yang mencukupi. Pengaturan jok baris kedua sudah meliputi sliding dan reclining, tapi akses masuk ke baris ketiga akan sedikit susah karena absennya mekanisme one touch tumble. Karena atapnya kaca, kisi AC penumpang baris kedua ada di pilar B dekat pintu.
Mungkin fitur hiburan memang tidak selengkap kompetitor, tapi dengan atap kaca yang membuat mobil terasa lapang membuatnya serasa beda sendiri dibanding mobil lain, juga kualitas kabin baris kedua yang sama bagusnya dengan kabin depan, baik dari segi material maupun finishing. Bagi maniak gadget, bisa mengisi daya gadget anda di power outlet 12V yang ada di sisi bawah tengah. Puas dengan baris kedua, saatnya mengakses bangku baris ketiganya.
Karena tidak ada one touch tumble, butuh kalori ekstra untuk masuk ke ruang belakangnya. Untuk orang dewasa, headroom untuk orang bertinggi 178 cm masih tersisa sedikit, demikian juga dengan legroom-nya. Di sana, terdapat pengontrol AC spesial untuk baris ketiga, power outlet 12V, dan tempat penyimpanan yang cukupan.
Tidak ada yang berubah dari bagasinya, masih dengan metode pelipatan simpel yang bisa membuat jok baris kedua dan ketiga tidur hingga rata lantai. Seperti BMW Active Tourer, tidak perlu membuka pintu dari baris kedua untuk melipat jok di situ, karena sudah ada tuas yang dibuat khusus untuk melipat jok baris kedua di area bagasi. Meski punya kompartemen penyimpanan yang rapi di balik lantainya, dia masih tidak punya fitur pintu bagasi elektrik seperti Toyota Fortuner baru.
Mesin
Kami rasa letak nyawa dan nilai kuat dari Hyundai Santa Fe (dan KIA Sorento) ada di balik kap mesinnya. Pertama, kap mesin Santa Fe sudah memakai hidrolik, membuat Pajero Sport dan Fortuner yang masih mengandalkan tongkat Mak Lampir untuk menyangga kap mesinnya terasa kurang mahal. Di sinilah kita bisa menemukan mesin diesel CRDi 2.200 cc 4 silinder dengan Variable Geometry Turbo alias VGT yang sudah direvisi untuk versi facelift.
Di atas kertas, tenaga dan torsinya begitu menggiurkan karena bisa mencapai 197 PS dan 436 Nm. Jika menurut kami tenaga 181 PS dan torsi 430 Nm milik Pajero Sport Dakar baru sudah sadis, ini lebih sadis lagi meski mesinnya lebih kecil 200 cc dari Pajero Sport Dakar. Tapi ingat juga, Santa Fe hanya punya transmisi 6 percepatan dan dia tidak dilengkapi dengan stability control serta traction control, jadi bijak-bijaklah mengendalikan 197 PS dan 445 Nm yang disalurkan mesin ke roda depan.
Kesimpulan
Sebenarnya, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan, karena mobil ini masih akan diubah oleh Hyundai Indonesia sebelum meluncur resmi pada pertengahan Februari nanti, tepatnya tanggal 18 Februari. Salah satunya, kami suka inisiatif Hyundai Indonesia yang mau mengganti head unit standar Santa Fe yang ala kadarnya dengan head unit baru berfitur Eagle Eye View. Banyak hal yang kami suka dari mobil ini, khususnya desainnya yang cakep luar dalam, kualitas material dan pembuatan jauh melebihi rival sekelasnya, panoramic roof yang menambah estetika dan mesin berkemampuan tinggi, bahkan dibandingkan SUV ladder frame dari merek negara tetangga mereka.
Tentu saja ada juga yang kami tidak suka, karena Hyundai harus membuat mobil ini terjangkau dibandingkan dengan kompetitor, fitur-fitur yang kita bisa nikmati di unit ini tidak begitu spektakuler. Contohnya, tidak ada smart entry, tombol start, hill start assist, hill descent control, airbags-nya hanya 2, serta tidak ada stability control dan traction control. Dengan pengurangan fitur-fitur tersebut, harga mobil tentunya bisa dipangkas mengingat mobil ini adalah mobil yang diimpor langsung dari Korea.
Jadi, bagaimana opinimu? Silahkan berikan komentar di bawah sini dan kita tunggu peluncurannya sekitar 2 minggu lagi untuk mengetahui versi finalnya!
Agar lebih jelas, tonton video preview Hyundai Santa Fe facelift 2016 ini di channel YouTube AutonetMagz segera!
Read Next: Konsep Suzuki Baleno RS Dimunculkan, Baleno Mau Berlari Kencang?