AutonetMagz.com – Seberapa sering kita menyebut cairan rem alias brake fluid sebagai minyak rem? Mungkin sangat sering, soalnya dari apa yang kita lihat, cairan rem itu sekilas memang menyerupai minyak. Apakah hal ini benar? Untungnya, PT Autochem Industry, distributor produk aftermarket Prestone, Master, Busi Autolite dan Filter Fram juga membagi ilmu tentang cairan rem di GIIAS 2019 kemarin. Salah satunya adalah cairan yang sering kita sebut sebagai minyak rem itu sebenarnya bukan minyak.
“Para pemilik kendaraan bermotor terkadang tak mengerti apa itu cairan rem. Mereka bahkan kerap menyebutnya sebagai minyak rem,” ujar Robby Hartono, Direktur PT Autochem Industry. “Padahal yang disebut cairan rem ini bukanlah minyak karena sifatnya higroskopis atau menyerap air,” tambahnya. Seperti kita tahu, jika minyak rem sungguh minyak, maka ia tak akan menyatu dengan air, dan cairan rem bisa menyerap air sehingga ia bukan minyak.
Dalam kesempatan tersebut, Taqwa SS dari Garden Speed bersedia membagi ilmu lain soal cairan rem. Contohnya soal spesifikasi DOT yang menggambarkan titik didih dan bahannya. Cairan rem DOT 3 berbahan glycol yang menyerap air, punya titik didih dalam kondisi baru di minimal 205 derajat Celcius dan titik didih saat sudah mengandung air sebesar minimal 140 derajat Celcius. Kalau DOT 4, bahannya glycol juga sehingga menyerap air.
Bedanya, titik didih dalam kondisi baru bagi DOT 4 minimal 230 derajat Celcius dan saat sudah mengandung air minimal 155 derajat Celcius. Lain halnya dengan cairan DOT 5, ia berbahan silikon sehingga titik didih kondisi barunya minimal 260 derajat Celcius dan titik didih saat mengandung air minimal 180 derajat Celcius. Buat mobil harian yang biasa kita pakai, suhu rem bisa mencapai 427 derajat Celcius, tergantung beban kendaraan dan kondisi jalan.
Titik didih jadi penting, karena jika cairan rem mendidih dan berubah menjadi gas, ini bisa menyebabkan rem blong. Selama ini kita tahunya rem blong karena kampas rem habis atau piringannya kepanasan, tapi bisa juga karena minyak rem melewati titik didihnya. Taqwa SS juga menyarankan agar cairan rem buat pengguna di Indonesia diganti tiap 1 tahun sekali, atau 20.000 km sekali buat mobil dan 10.000 km sekali buat motor.
Alasannya, karena Indonesia punya kelembaban yang cukup tinggi di kisaran 60 hingga 80 persen, sehingga potensi munculnya kandungan air lebih tinggi. “Cairan rem di mobil dapat bertahan lebih lama karena posisi tabung reservoir cairan rem ada di dalam ruang mesin sehingga lebih tertutup, dibandingkan sepeda motor yang tabung reservoirnya berada di tempat lebih terbuka,” papar Taqwa.
Untuk itu, Prestone memperkenalkan Brake Fluid DOT 4 andalannya yang memiliki keunggulan dalam hal titik didihnya yang lebih tinggi. Pada cairan rem Prestone DOT 4 memiliki titik didih 265 derajat Celcius, sementara standar cairan rem DOT 4 kebanyakan hanya 230 derajat Celcius. Dengan kandungan air 3%, titik didih Prestone DOT 4 tetap memiliki suhu lebih tinggi hingga 155 derajat Celcius. Oke, jadi jangan salah soal minyak rem… Maaf, maksudnya cairan rem lagi ya.
Read Next: KIA Sedang Siapkan Sebuah Double Cabin Penantang Hilux