AutonetMagz.com – Listrik, hidrogen, dan berbagai sumber energi lain sudah dikembangkan agar bahan bakar fosil yang kotor dan jumlahnya terbatas itu bisa ditemukan penggantinya sebelum benar-benar habis. Kami yakin, engineer pintar di dunia pasti sudah punya beberapa hasil cemerlang, terbukti dengan adanya mobil seperti Honda FCX Clarity, Nissan Leaf, Toyota Mirai, Renault Twizy, Mercedes Benz SLS AMG Electric Drive dan Tesla Model S P85D. Engineer boleh pintar, tapi kalau pemerintah tidak mau mendukung, tetap saja susah. Contohnya tak usah jauh-jauh, lihat saja di negara kita, lihat apa yang terjadi dengan Ricky Elson.
Meninggalkan ironi yang terjadi di negeri ini, kita terbang ke Rusia. Di sana, mereka sedang menyiapkan babak baru agar penggunaan mobil listrik bisa makin meluas di masyarakatnya sendiri. Perdana Menteri Dmitry Medvedev akan mengomandokan supaya setiap pom bensin di Rusia harus punya minimal 1 tempat untuk men-charge mobil listrik hingga tahun 2016.
Cara yang dilakukan pemerintahnya cukup pintar : mereka buat infrastrukturnya dulu, biar rakyatnya melihat bahwa, “Oh, segalanya udah dibikinin sama pemerintah, jadi gampang deh punya mobil listrik kalau begini.” Sangat tepat sasaran sepertinya, mengingat warga Rusia masih mengandalkan bangunan apartemen untuk tempat tinggal, dan tidak mudah lho men-charge mobil listrik di sana. Kalau punya rumah sendiri, tentu lebih mudah, tapi tak semua orang bisa punya rumah dan tanah sendiri.
Menurut surat kabar Rusia, The Moscow Times, jumlah mobil listrik di Rusia masih amat sangat sedikit, hanya 500 unit dibandingkan dengan total penduduknya yang mencapai 144 juta orang. Di 6 bulan pertama tahun 2015 ini saja, hanya kurang dari 50 unit mobil listrik bisa laku di Rusia. Diklaim, salah satu faktor penghambat kepemilikan mobil listrik adalah harga yang mahal dan iklim dingin yang ditakutkan bisa mempengaruhi usia baterai dan motor listrik.
Tapi banyak juga halangan lainnya. Pertama, belum ada detail spesifik charger seperti apa yang wajib dipasang. Jika begitu, ada kemungkinan charger abal-abal nan murahan yang akan dipasang, di mana charger seperti itu tidak reliable dan waktu charging-nya akan sangat lama. Kedua, karena charger mobil listrik tidak membawa keuntungan apapun bagi pengusaha pom bensin, pemerintah harus membuat aturan baru supaya menemukan win-win solution bagi pengusaha pom bensin dan pengguna mobil listrik.
Jika aturan ini sukses menambah jumlah mobil listrik di sana, pastinya pemerintah Rusia harus siap menambah tempat charging mobil listrik lagi. Indonesia apa kabar? Bah, lupakan saja, BPPT Indonesia saja bilang kalau riset mobil itu mahal dan tak akan laku dijual. Ehem, memang harus banget dijual untuk penggunaan pribadi? Bisa kan buat tujuan lain? Misalnya angkot listrik, Kopaja listik, TransJakarta listrik, dan lain-lain. Banyak celah penggunaan mobil listrik sebenarnya, tapi ada saja alasan untuk ngeles.
Bagaimana pendapatmu mengenai kontrasnya aturan di Rusia dan di Indonesia? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Nissan Gripz Concept, Itulah Nama Calon Nissan Z Crossover