Pandemi Jadi Ujian Berat Untuk Jaguar Land Rover

by  in  Berita & International & Merek Mobil
Pandemi Jadi Ujian Berat Untuk Jaguar Land Rover
0  komentar

AutonetMagz.com Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran pandemi COVID-19 membuat semua industri otomotif kena imbasnya. Pabrikan mobil seperti Jaguar Land Rover (JLR) merasakan efek buruk dari pandemi ini. Sebelumnya, JLR terpaksa menghentikan produksi karena lockdown di bulan Maret dan menempatkan banyak pekerjanya dalam skema cuti. Nah sekarang, ketika dalam pemulihannya dari pandemi, sebagian besar pabrik JLr di Inggris hanya bisa beroperasi dengan kapasitas yang kecil.

Salah satunya pabrik yang berada di Castle Bromwich, tempat produksi Jaguar XE, XF dan F-Type. Dimana operasional di sana masih berjalan, namun lebih dari 3000 staf berstatus cuti sehingga produksi mobil menurun. Menurut MarkLines, penyedia data industri, JLR berencana untuk memproduksi sekitar 11.000 mobil (4.000 Jenis F-Type, 3500 XE dan 3500 XF) pada Maret 2021. Padahal, tahun lalu fasilitas tersebut bisa memproduksi 35.000 mobil. Selain itu, baru-baru ini pihak JLR menghapus sedan XE dan XF Sportbrake mereka untuk pasar Amerika Utara.

Sebenarnya, kurang dari 300 XE akan diproduksi setiap bulan selama sisa tahun 2020 ini meskipun jumlahnya diperkirakan akan meningkat seiring dengan mulai dijualnya versi terbaru. Usut punya usut, ternyata produksi di reduce karena produksi bergeser ke model XE dan XF facelift dahulu sebelum meningkatkan produksinya. Diketahui, JLR juga saat ini lebih berfokus pada XJ baru versi listrik mereka. Sekedar info, XJ ini merupakan kendaraan andalan Jaguar dan mobil dinas untuk Perdana Menteri Inggris.

Pabrikan inggris yang dimiliki oleh Tata India ini menyatakan bahwa jumlah cuti saat ini telah berkurang setiap minggunya seiring dengan peningkatan produksi dan akhir dari skema cuti. JLR merencanakan “sejumlah kecil” PHK, antara 100 hingga 200 pekerja melalui program resudansi sukarela. Sedangkan pekerja lain akan kembali bekerja setelah skema berakhir. JLR mengatakan bahwa mereka belum memutuskan apakah akan menggunakan skema dukungan pekerjaan baru pemerintah, yang akan membayar hingga 22% dari gaji pekerja dengan jam kerja yang dikurangi.

Dalam sebuah pernyataan, JLR juga mengatakan saat skema cuti Pemerintah Inggris berakhir, Jaguar Land Rover akan menerapkan program redundansi sukarela. Program ini ditargetkan sangat kecil untuk beberapa manajemen dan karyawan yang digaji walaupun saat ini sedang cuti. Ini adalah langkah bijaksana mengingat tantangan yang dihadapi industri otomotif global tempat JLR bersaing. JLR memberikan pilihan kepada karyawan untuk mempertimbangkan peluang baru di luar perusahaan.

Bagaimana menurut kalian mengenai nasib Jaguar Land Rover ini? Sampaikan di kolom komentar ya.

Read Prev:
Read Next: