Jakarta, AutonetMagz – Rasanya sedih mendengar pabrik GM Chevrolet di Indonesia akan berhenti beroperasi, karena ini bukanlah pertama kalinya GM Indonesia berhenti beroperasi, di tahun 2005, General Motors Indonesia juga menutup pabrik mereka karena penjualan Chevrolet Blazer pada saat itu sangat terpuruk.
Di tahun 2013 silam, Chevrolet kembali membuka pabrik mereka di Pondok Ungu Bekasi dalam rangka merakit Chevrolet Spin dan Chevrolet Aveo terbaru, penjualannya juga sangat baik untuk sebuah Chevrolet meskipun terlihat buncit untuk sebuah LMPV. Penjualan Spin sempat menembus angka belasan ribu dalam 10 bulan ketika pertama kali diluncurkan, namun semua berubah ketika Honda Mobilio hadir. Penjualan Chevrolet Spin terus merosot hingga GM Chevrolet harus mematikan pabrik mereka di Pondok Ungu.
Meskipun penjualan Spin terus merosot, sebenarnya alasan penutupan pabrik Chevrolet di Pondok Ungu Bekasi tidak hanya melulu masalah penjualan, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar dan sulitnya akses ke supplier part lokal juga kerap kali membuat produksi Chevrolet di Pondok Ungu terlampau mahal, karena meskipun sudah dirakit di Indonesia, tetap saja part-part lain di impor dari luar negeri.
Seiring dengan tutupnya pabrik Chevrolet di Indonesia, President GM Chevrolet Indonesia Michael Dunne juga akan meninggalkan Indonsia pada Februari ini dan digantikan oleh CFO mereka yaitu Pranav Bhatt untuk sementara hingga pengganti yang baru diumumkan.
Namun dengan ditutupnya pbarik GM Chevrolet di Indonesia, bukan berarti penjualan unit-unit baru yang ada di Indonesia akan dihentikan, mereka akan tetap menjual produk-produk baru yang merupakan produk impor seperti halnya ATPM lain, karena banyak sekali sebenarnya ATPM yang menjual mobil mereka dalam skala besar namun tidak memiliki pabrik di Indonesia seperti Ford dan Mazda.
Nantinya setelah pabrik Chevrolet Indonesia ditutup pada bulan Juni mendatang, Chevrolet akan mengimpor Chevrolet Aveo terbaru dari Thailand, Chevrolet Spin dari China, Chevrolet Captiva dan Orlando dari Korea, dan dipastikan tidak akan ada model baru yang akan dirakit di Indonesia hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.
Industri manufakturing di Indonesia memang masih belum bisa terlalu diharapkan untuk saat ini, mengingat ongkos logistik, biaya siluman dan nilai mata uang kita yang melemah setiap harinya, sepertinya untuk ATPM yang ingin membuat pabrik di Indonesia berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk beroperasi disini.
Bagaimana pendapat anda dengan kasus dihentikannya operasional pabrik Chevrolet di Indonesia?.
Read Next: Video Teaser Nissan Sway Concept, Generasi Penerus Nissan March