AutonetMagz.com – Sekitar 10 persen dari 35.092 kecelakaan lalu lintas yang terjadi tahun 2015 di Amerika disebabkan oleh pengemudi yang perhatiannya teralihkan oleh hal lain. Hal lain itu apa? Banyak, bisa binatang peliharaan dan lain hal, tapi yang paling sering adalah smartphone. Padahal sudah jelas aturannya untuk tidak menggunakan smartphone jika sedang mengendarai motor atau mobil, karena membuat pengendaranya menjadi meleng alias tidak fokus.
Karena merasa sekedar himbauan saja kurang “nampol”, NHTSA pun merilis sebuah tata aturan baru yang ditujukan bagi pembuat gadget macam smartphone atau tablet serta developer aplikasi untuk perangkat sejenis. Wajib? Tidak, karena menurut Autonews, aturan ini sifatnya sukarela, jadi apabila diikuti ya bagus, jika tidak ya tidak apa-apa. Tata aturan baru ini adalah permintaan untuk menghadirkan “Driver Mode” di gadget.
Apa inti dari “Driver Mode”? Kurang lebih sama seperti “Airplane Mode” yang ada di smartphonemu sekarang, yakni membatasi fungsi gadget. Jika di “Airplane Mode” antenna gadget akan mati sehingga tidak akan menangkap sinyal, “Driver Mode” akan mengunci aplikasi yang membutuhkan sinyal. Jadi dengan mengaktifkan “Driver Mode”, aplikasi macam SMS, Facebook, Twitter, LINE, WhatsApp, atau Nistagram… Maaf, Instagram tidak akan bisa dipakai. Kalau aplikasi lain, masih bolehlah.
Tapi jika anda tergolong orang yang suka mengotak-atik smartphone dari dulu, dulu sudah ada kok ponsel yang memiliki fitur sejenis. Contohnya di ponsel Sony Ericsson, terutama seri yang harganya mahal, anda akan menemui pilihan profil “In Car” atau “Driving”. Kalau mode ini diaktifkan, ponsel akan mereject semua telepon masuk dan langsung mengirimkan pesan singkat ke nomor yang memanggil barusan dalam bahasa Inggris dengan isi kira-kira begini : Pemilik HP ini sedang menyetir, silakan hubungi sesaat lagi.
Yah, berarti sama dengan teknologi 4 Wheel Steering (4WS) yang belakangan ini diangkat kembali dan dipamerkan oleh Ferrari, BMW dan Porsche, barang lama dengan kemasan baru. Ini juga berarti Apple dan Google akan melihat lagi pada sistem in-car connection andalan mereka masing-masing, yakni Apple CarPlay dan Android Auto, apakah sistem mereka bisa mendukung untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat pengalihan perhatian. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Akhirnya Lotus Bisa Untung Juga Setelah Rugi Dari Tahun 1970