Singapore, AutonetMagz.com – Sudah jadi rahasia umum jikalau mobil-mobil yang dijual di Singapura memiliki harga yang fantastis dan berkali-kali lipat ketimbang di Indonesia. Adanya CoE atau certificate of entitlement menjadi salah satu alasan mengapa harga bisa melambung tinggi. Namun, tahukah kalian bahwa selain harga yang berbeda signifikan, ada sejumlah perbedaan mesin juga yang membuat spesifikasi mobil Mazda di Indonesia dan Singapura berbeda? Yuk kita bahas lebih lanjut.
Mesin Mazda di Singapore Beda Lho
Jadi, kalau kita lihat line up Mazda Singapore dan Mazda Indonesia, tidak ada hal yang aneh dengan model-model yang dipasarkan. Hampir semua model yang dijual oleh Mazda Singapore juga dijual oleh Mazda Indonesia. Satu model yang nampak berbeda adalah Mazda MX-30 EV yang memang belum dipasarkan resmi di Indonesia. Namun, saat melihat spesifikasi langsung tiap mobil, kalian akan dibuat mengernyitkan dahi. Kami mencatatkan, dari 8 model yang dipasarkan Mazda di Singapore, hanya 2 model saja yang menggunakan mesin yang sama seperti di Indonesia. Keduanya adalah Mazda2 dengan mesin 1.500cc dan Mazda MX-5 dengan mesin 2.000cc. Sisanya, berbeda.
Oke, kita breakdown satu per satu. Dari jagoan terbaru Mazda yaitu Mazda CX-60 yang di Indonesia menggunakan sistem gerak AWD dan mesin 3.300cc Turbo e-SkyactivG, di Singapore berbeda jauh. Versi +65 hanya menggunakan sistem gerak roda belakang dan mesin 2.500cc SkyactivG saja. Lalu Mazda6 yang ternyata tidak menggunakan mesin 2.500cc apalagi 2.500cc Turbo, melainkan mesin 2.000cc. Nasib yang sama juga terjadi pada Mazda CX-5 yang hanya menggunakan opsi mesin 2.000cc. Sedangkan Mazda3 baik sedan maupun hatchback mengandalkan mesin 1.500cc M-Hybrid eSkyactivG yang tentunya berbeda dengan di Indonesia.
Kenapa Harus Beda Sih?
Lantas, mengapa Mazda harus membedakan spesifikasi mesin di Indonesia dan di Singapura? Jawabannya adalah, regulasi. Yap, regulasi di Singapura jauh lebih ketat terkait efisiensi bahan bakar, kubikasi mesin dan kaitannya dengan emisi gas buang. Mereka memberikan kategori-kategori khusus pada mobil yang dijual berdasarkan hal-hal tersebut. Makin tinggi kategorinya, maka makin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Dan Mazda bisa mengakali hal ini dengan cerdik. Malahan, dari 8 model yang dijual, 50% merupakan produk di Cat-A, sedangkan sisanya di Cat-B. Dan ini menunjukkan bahwa Mazda memiliki teknologi yang ramah lingkungan.
Kok bisa? Sederhana, 4 mobil Mazda berhasil meraih Cat-A padahal hanya 1 model saja yang BEV. Sisanya? ICE dan Mild Hybrid, dan regulasi di Singapore membuktikan bahwa mesin konvensional milik Mazda ternyata punya emisi yang baik. Jadi, sudah paham kan bedanya?
Read Next: Lexus Akan Perkenalkan RZ F, Versi High Performance dari RZ