AutonetMagz.com – Anda mengeluh harga mobil di Indonesia sudah mahal? Coba kita ke China sebentar. Di sana, merek mobil-mobil mewah sedang pusing karena aktivitas impor mobil mewah secara ilegal. Kenapa hal ini terjadi? Karena harga mobil-mobil mewah di China amat sangat mahal dibandingkan harga di luar negeri, terutama merek-merek seperti BMW, Mercedes-Benz dan Audi.
Sebagai contoh, jika harga BMW Seri 6 Convertible di Amerika Serikat sekitar 97.900 dollar (1,27 M Rupiah) dan di Indonesia harga on the road-nya masih di bawah 2 M Rupiah berdasarkan daftar harga tahun 2014, tapi di China bisa mencapai 320 ribu dollar (4,1 M rupiah).
Wah, 2 kali lipat harga di Indonesia ya. Makannya, para konsumen mobil mewah yang masih perhitungan soal uangnya berpikir untuk mencari solusinya. Sampai saat ini, solusi yang dianggap paling baik untuk mereka adalah mengimpor model serupa secara ilegal dari Amerika Serikat, apalagi kebetulan mobilnya sama-sama setir kiri.
Caranya begini : seseorang di Amerika sana akan membeli model mobil yang diinginkan, lalu dijual lagi ke orang di China. Prosesnya memang memakan waktu agak lama dan harganya jadi sedikit lebih mahal, tapi jika dibandingkan dengan beli langsung di China, harganya tetap masih lebih murah.
Itulah hal-hal yang sedang berusaha dihentikan oleh merek-merek mewah. Undang-undang China yang membuat mobil impor harganya jauh lebih mahal untuk melindungi usaha lokal China memang bisa mereka terima, tapi aktivitas impor ilegal ini dinilai lebih merugikan mereka daripada undang-undang tersebut.
Bagaimana caranya? Steve Cannon, kepala Mercedes-Benz USA menyatakan mendukung pemberantasan aksi impor ilegal ini dengan cara pemberikan hukuman berat bagi dealer yang sengaja menjual mobil untuk tujuan ekspor tersebut dan bahwa alamat calon pembeli akan diperiksa sebelum menjual mobil.
Tak hanya itu, sistem pembelian mobil secara tunai akan dipersulit agar pembeli lebih memilih mencicil pembayarannya. Menurutnya, cara ini efektif untuk menekan kegiatan impor mobil mewah ilegal ke China.
BMW juga demikian, tapi mereka lebih pusing lagi ketimbang Mercedes-Benz. Selain masalah impor ilegal, mereka belakangan ini rajin memberikan sekitar 800 juta dollar AS (10,3 T rupiah) kepada dealernya di China sebagai kompensasi dari penjualan yang menurun. Ini karena kebijakan pemerintah yang mengizinkan dealer tak resmi untuk menjual mobil, akibatnya model bisnis BMW pun terganggu.
Ini sungguh ironis, padahal beberapa merek Jerman sudah mengucurkan dana besar-besaran untuk berinvestasi di China dan nyatanya beginilah kondisi yang terjadi. Wah, ternyata memang tak selamanya rumput tetangga lebih hijau daripada rumput rumah sendiri ya.
Bagaimana menurut anda? Sampaikan pendapat anda di kolom komentar!
Read Next: Mau Honda HR-V Full Mugen? Siapkan Dana Ekstra 53 Juta Rupiah