Penjualan Mobil Bekas Melonjak Di Rusia Setelah Sanksi Internasional

by  in  Berita & International
Penjualan Mobil Bekas Melonjak Di Rusia Setelah Sanksi Internasional
0  komentar

AutonetMagz.com – Industri otomotif Rusia telah menghadapi pergolakan sejak invasi ke Ukraina pada Februari. Hal itu membuat produksi domestik menjadi menyusut, dan pasar mobil bekas mulai membengkak. Banyak produsen mobil yang akhirnya menutup pabrik di Rusia dan beberapa pabrikan mobil mulai menjual operasional pada mitra lokal mereka. Akibatnya, konsumen menjadi tidak punya pilihan lain selain membeli kendaraan dari pasar bekas.

Kebanyakan dari Jepang

Data mengungkapkan bahwa 76% mobil bekas yang diimpor ke Rusia berasal dari Jepang, sementara Belarus berada di urutan kedua dengan 5,3%. Harga mobil bekas naik sekitar 10% lebih tinggi pada bulan September daripada di awal tahun. Walaupun Jepang telah menyetujui ekspor mobil bernilai tinggi ke Rusia, Jepang tidak memiliki kendali atas mobil bekas yang diimpor oleh individu. Tidak kurang dari 23.117 mobil bekas diimpor ke Rusia pada Agustus, meningkat signifikan dari 11.055 unit pada Februari.

Moskow mempromosikan skema impor grey-market untuk memungkinkan pasokan barang berlanjut. Sementara itu, jumlah mobil baru yang diimpor ke Rusia telah menurun secara drastis tahun ini. Setelah konflik Ukraina dimulai, Association of European Businesses (AEB) yang mewakili perusahaan yang hadir di Rusia merevisi perkiraan penjualan mobil baru 2022 menjadi turun sekitar 50%, dari perkiraan pertumbuhan 3,3%.

Terus Meningkat

Reuters mencatat bahwa pembeli individu telah mengimpor lebih dari 100.000 mobil melalui pelabuhan Vladivostok Rusia dari Januari hingga Agustus, meningkat hampir 50% dari tahun sebelumnya. Selain itu, individu sekarang menyumbang 23% dari semua mobil baru yang diimpor ke Rusia, peningkatan besar dari 2 persen pada Februari. Penjualan mobil baru di Rusia turun hampir 60% menjadi 506.661 unit antara Januari dan September.

Satu dealer, karena kurangnya pengiriman mobil baru, telah beralih ke penjualan dan penyewaan mobil bekas,” kata Central Bank dalam Reuters. Selain itu, disana juga ada sanksi yang membatasi akses ke suku cadang dan beberapa produsen asing yang menangguhkan operasi di negara itu. Hal ini tentunya akan menyulitkan mereka dalam merawat mobilnya, dan bukan tak mungkin akan banyak mobil yang diterlantarkan begitu saja. Jadi bagaimana menurut kalian? sampaikan di kolom komentar.

Read Prev:
Read Next: