Mazda VX-1 yang digadang-gadang sebagai low entry MPV 7 penumpang ini sudah diluncurkan Mazda beberapa minggu lalu pada ajang Otobursa Tumplek Blek 2013. Disaat yang tidak begitu jauh, Suzuki juga sudah mulai membuka inden untuk varian Suzuki Ertiga Automatic. Nah yang menjadi pertanyaan, dari 2 tipe Mazda VX-1 yang dijual Mazda kenapa tidak ada pilihan transmisi automatic pada Mazda VX-1? Padahal Mazda VX-1 memiliki segmentasi masyarakat perkotaan yang mampu membeli mobil dengan harga lebih mahal dibandingkan sebuah Suzuki Ertiga.
Mazda VX-1 bisa dibilang Avanza-nya Mazda kalau Suzuki Ertiga mau disebut sebagai Xenia-nya Daihatsu. Dari segementasi harga dan aksesoris memang terlihat seperti itu, namun dari segi brand, Mazda belum dapat menyamai Toyota dan Suzuki masih mencoba mengulik pasar yang sama dengan yang dimiliki oleh Toyota, dalam artian Suzuki mencoba mensejajarkan image brand mereka dengan Toyota meskipun belum mencapainya.
Mazda sebagai pihak yang melakukan rebranding Suzuki Ertiga ini nampaknya masih dalam tahap coba-coba atau sedang membaca pasar. Kenapa? Karena dengan marketing yang dilakukan Mazda VX-1 ini nampaknya masih terkesan malu-malu, tidak seperti saat melakukan launching Mazda2 atau Mazda6 yang besar-besaran. Bahkan target penjualan mereka hanya 3.600 unit sampai akhir tahun ini. Padahal bulan Februari 2013 kemarin Suzuki berhasil menjual sebanyak 6.784 unit.
Dengan target penjualan 7 bulan yang hanya setengahnya dari penjualan Suzuki Ertiga dalam satu bulan, nampaknya Mazda masih belum PeDe, apalagi untuk mengeluarkan varian Mazda VX-1 bertransmisi automatic. Namun langkah untuk tidak meluncurkan Mazda VX-1 matic ini sudah dipikirkan matang-matang karena Mazda sudah memperhitungkan pasar low entry MPV matic di Indonesia masih kurang diminati.
Berkaca dari Avanza sebagai MPV 7 seater paling laris, varian transmisi automatic hanya mampu terjual tidak lebih dari 10%nya. Pada bulan Februari 2013 lalu, Toyota Avanza tercatat membukukan penjualan sebanyak 16.760 unit, sedangkan penjualan varian Avanza transmisi automatic yang terdiri dari Avanza Veloz AT, Avanza G AT dan Avanza E AT, ketiga mobil tersebut hanya mampu terjual sebanyak 1.607 unit saja. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mobil dengan transmisi automatic belum begitu diminati di segmen ini.
Dari analisa hasil penjualan MPV low entry matic, dapat disimpulkan bahwa di segmen ini minat masyarakat masih kurang tinggi. Bayangkan saja dengan target penjualan yang hanya 3.600 unit selama 7 bulan ke depan, penjualan tipe transmisi automatic kurang dari 360 unit saja. Lagipula Mazda juga dapat memantau penjualan Suzuki Ertiga Matic yang sudah diluncurkan baru-baru ini. Sehingga Mazda bisa mengambil langkah tepat “kapan” waktu yang pas untuk meluncurkan Mazda VX-1 matic jika memang Mazda melihat pasar low entry automatic sudah cukup baik.
Analisa selanjutnya, jika Mazda VX-1 meluncurkan VX-1 dengan transmisi Automatic, rasanya Mazda VX-1 ini sudah tidak bisa masuk ke dalam kategori mobil murah lagi karena berada di harga 202 Juta (jika lebih mahal 10 juta dari tipe manual). Dari sini harga Mazda VX-1 sudah masuk ke dalam angka luar batas psikologis harga marketing, hal ini dapat dilihat bagaimana penjualan Toyota Rush dan Daihatsu Terios. Jika memang Mazda tetap nekat meluncurkan Mazda VX-1 automatic di angka 202 juta, maka saingan terdekat dari Mazda VX-1 bukanlah Toyota Avanza maupun saudara kandungnya sendiri Suzuki Ertiga. Namun Grand Livina SV AT dan Grand Livina XV AT di harga 188 juta dan 209 juta Rupiah.
Bingung kan? Dari segi kenyamanan, mesin dan akomodasi jauh lebih nyaman Grand Livina dibandingkan dengan Suzuki Ertiga, hal ini sudah kami buktikan dalam artikel komparasi Nissan Grand Livina vs Suzuki Ertiga. Dengan segmentasi harga yang cukup tinggi dan minat terhadap mobil matic yang masih rendah, rasanya belum saatnya untuk Mazda VX-1 meluncurkan varian transmisi automatic.
Read Next: 7 Alasan Membeli Suzuki Shooter FI