AutonetMagz.com – Tesla sebagai salah satu pabrikan mobil paling fenomenal di dunia saat ini memang bisa dikatakan belum sepenuhnya keluar dari masalah yang merundungnya sejak 2017 silam. Nah, beberapa waktu lalu pihak Tesla baru saja mempublikasikan laporan kuartal pertama tahun 2019 ini, dan hasilnya? Pabrikan mobil listrik yang digawangi oleh Elon Musk ini harus ‘rugi’ sebesar 702 juta USD, atau kalau dikurskan ke Rupiah mencapai 9,9 Triliun Rupiah.
Jadi, pada kuartal pertama tahun 2019 ini pihak Tesla menyebutkan bahwa revenue mereka stagnan di angka 4,54 Milyar USD. Angka tersebut turun cukup banyak jikalau dibandingkan dengan Q4 tahun 2018 kemarin yang berhasil mencapai 7,22 Milyar USD. Walaupun begitu, jikalau dibandingkan dengan Q1 tahun 2018 kemarin, angka 4,54 Milyar USD di Q1 tahun 2019 ini terbilang sangat positif karena berhasil meningkat lebih dari 1 milyar USD. Sebenarnya, di Q1 tahun 2019 ini pihak Tesla memiliki beberapa agenda penting. Pertama, mereka memulai penjualan overseas dari Tesla model 3 mereka, dan angka yang terkirim mencapai hampir 63 ribu unit.
Selain itu, di Q1 2019 ini pihak Tesla juga akhirnya membeberkan sosok produk terbaru mereka yang mengambil rupa sebagai sebuah crossover yaitu Tesla Model Y. Namun, di saat yang bersamaan, penjualan dari Tesla Model 3 juga turut merosot. Selain itu, penjualan Tesla Model S dan Tesla Model X juga ikut terjun ke angka yang kurang menyenangkan. Nampaknya, sudah tidak diberlakukannya kredit pajak federal pada produk ini cukup berpengaruh pada minat beli konsumen Tesla. Nah, tak hanya itu, ada kebijakan pihak Tesla lainnya yang membuat varian dengan battery pack 75 kWh yang nyatanya cukup digemari harus didiskontinyu.
Lantas, apakah pihak Tesla bisa keluar dari kondisi ini? Tentunya sangat bisa, karena jika kalian bandingkan dengan capaian tahun lalu, kondisi pihak Tesla kini jauh lebih positif. Apalagi, pihak Tesla juga segera merampungkan proyek Gigafactory di Shanghai yang kelak bakal membantu sisi produksi. Musk sendiri menargetkan pada tahun 2019 ini Gigafactory Shanghai bakal beroperasi maksimal di Q4 tahun 2019 ini. Jika tercapai, maka jelas pabrik Tesla di China ini bakal memberikan sumbangsih besar pada target tahunan Tesla yang mencapai 360 ribu hingga 400 ribu unit di tahun 2019 ini.
Jadi, bagaimana menurut kalian, apakah menurut kalian Tesla bisa memenuhi target tersebut dengan kondisi yang ada saat ini?
Sumber : PaulTan
Read Next: Susul Carry Pickup, Suzuki Super Carry Diesel Segera Disuntik Mati