Kejar Cuan, Mercedes-Benz Pamit Dari Persaingan Mobil Otonom

by  in  Berita & Hi-Tech & International
Kejar Cuan, Mercedes-Benz Pamit Dari Persaingan Mobil Otonom
0  komentar

AutonetMagz.com – Kalau mau diambil garis besar, saat ini pabrikan otomotif tengah berlomba untuk unggul dalam 2 teknologi masa depan. Pertama adalah teknologi mobil listrik, termasuk kecanggihan baterai, motor listrik, dan sebagainya. Dan yang kedua adalah teknologi mobil otonom, yang didalamnya termasuk konektivitas, AI, dan sebagainya. Nah, Mercedes-Benz nampak masih in track dengan poin pertama, namun sudah tidak dengan teknologi otonom. Dan mereka pun ‘menyerah’ untuk berlomba dengan pabrikan otomotif lainnya.

Mengutip media lokal Jerman, Redaktionsnetzwerk Deutschland, Ola Källenius selaku pucuk pimpinan Daimler telah mengubah arah dari Mercedes-Benz. Dalam kepemimpinan Dieter Zetsche dahulu, Mercedes-Benz nampak getol untuk menjadi yang terdepan dalam teknologi mobil otonom. Bahkan, kala itu Mercedes-Benz tak ragu untuk menggandeng rival abadi mereka, BMW, guna mencapai target tersebut. Setelah Zetsche turun dari tahtanya, haluan dari Mercedes-Benz pun berubah. Selain itu, nampaknya pandemi COVID-19 juga berperan cuku besar dalam perubahan arah Mercedes-Benz di bidang otonom.

Källenius nampak ingin ‘menyadarkan’ Mercedes-Benz bahwa mereka tetaplah sebuah automaker, bukan mobility company. Secara tak sadar, perlombaan untuk menjadi yang terdepan dalam teknologi otonom mengubah para produsen mobil menjadi sebuah perusahaan mobilitas. “Perubahan ke provider mobilitas adalah hal di masa lalu. Kami kini meninggalkan langkah tersebut. Kami tidak bisa menghasilkan uang dengan menawarkan layanan seperti Car Sharing. Investor kami tidak hanya mengharapkan penjualan mobil saja, namun juga keuntungan”, ujar salah satu juru bicara Mercedes-Benz. Yap, bagaimanapun juga, produsen mobil tetaplah perusahaan.

Dan perusahaan butuh profit, alias cuan. “Kami tidak lagi berlomba di arena yang kami tidak bisa menang”, tambah jubir tersebut, yang mana merujuk pada level 5 teknologi otonom. Jadi, sudah jelas bahwa Mercedes-Benz kini akan lebih berfokus pada profit, dan ini cukup tergambar dengan banyaknya pengurangan dana R&D sejak Källenius menjabat. Namun, dalam kondisi yang tidak menentu seperti sekarang, kami rasa apa yang dilakukan Mercedes-Benz cukup masuk akal. Apalagi, sumber menyebutkan bahwa pengembangan mobil otonom di Jerman masih menemui jalan buntu. Apalagi untuk layanan car sharing.

Siapa yang mau berbagi mobil dengan orang tidak dikenal di tengah pandemi? Tentu sangat jarang. Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?

Read Prev:
Read Next: