AutonetMagz.com – Pada awal dan penghujung bulan Desember 2018 kemarin kami sempat mengabarkan bahwa Jaguar Land Rover tengah berada dalam kondisi yang tak menyenangkan. Mereka memutuskan untuk absen di gelaran sekaliber Geneva Motor Show 2019, dan tak hanya itu, penjualan yang menurun memaksa pihak JLR untuk melakukan PHK pada sekitar 5000 karyawan aktif mereka. Dan kesemuanya dilakukan untuk menghemat dana karena adanya penurunan omset. Nah, di bulan kedua tahun 2019 ini, sebuah berita mengejutkan lainnya kembali hadir.
Mengutip kabar via CNBC, Tata Motors India selaku induk utama dari Jaguar Land Rover telah mengumumkan bahwa pihaknya telah mengalami kerugian terbesar dalam tempo kuartal tahunan, dan penyebab dari kerugian ini adalah penurunan nilai bisnis dari Jaguar Land Rover. Ada beberapa hal dan kondisi yang mempengaruhi adanya penurunan nilai bisnis dari JLR. Mulai dari ketegangan antara Amerika Serikat dan China, lalu isu Brexit, dan juga pemrintaan akan mobil diesel yang tergolong rendah di Eropa, apalagi pasca penerapan standar WLTP.
Memangnya seberapa besar sih kerugian tersebut? Tata menyebutkan angka 278.38 Milyar Rupee diperlukan untuk menutupi pelemahan penjualan dari JLR selama 3 bulan hingga bulan Desember 2018 kemarin. Kalau dirupiahkan, angka tersebut mencapai 54,5 Triliun Rupiah, jelas bukan angka yang kecil. Beberapa hal yang menyebabkan munculnya angka tersebut adalah penurunan penjualan, khususnya di China, lalu adanya masalah dalam teknologi, dan naiknya nilai hutang dari JLR. Jika dibandingkan dalam periode yang sama, jelas sekali terlihat perbedaan mencolok pada peforma penjualan JLR.
Pada kuartal terakhir 2017, JLR masih mampu menghadirkan profit di angka 11,99 Milyar Rupee, namun setahun setelahnya malah merugi sebanyak angka yang kami sebutkan diatas. Tata sendiri pada periode yang sama sejatinya juga mengalami penurunan penjualan di negeri asalnya, India. Jelas kondisi ini sangat rawan bagi Tata dan juga JLR. Nah, kita akan lihat, bagaimana nantinya Tata akan mengambil keputusan terkait kondisi ini. Apakah mereka masih akan mempertahankan JLR di bawah mereka, atau malah akan melepas pabrikan asal Inggris itu.
Kalau menurut kalian bagaimana? Apa yang terbaik yang bisa dilakukan oleh Tata dalam kondisi seperti ini?
Read Next: Mitsubishi Vietnam Mulai Produksi Lokal Outlander (Tanpa Sport)