AutonetMagz.com – Pabrikan asal Korea Selata, Hyundai nampaknya mulai ketar ketir dengan perkembangan otomotif dunia. Berbagai cara dilakukan oleh mereka untuk bisa terus berada di jalur yang tepat dalam industri otomotif, dan salah satunya dengan pengalihan produk yang nantinya diproduksi dari Cina dan akan dikirimkan ke Asia Tenggara. Yap, bukan produksi Korea Selatan lagi, Bung, namun dari China.
Sejarah dulu dimulai dengan sangat baik, Hyundai dengan KIA bahkan pernah menjadi mobil yang sangat laku di China dan mendapatkan posisi ketiga dalam pasar dunia bidang otomotif khususnya. Namun singkat cerita, saat pabrik kelimanya berdiri, isu diplomasi antara Korea Selatan dan Cina terungkat seolah konsumen disana berpaling dengan produk-produk dari Korea Selatan. Yang pada akhirnya berdampak terhadap citra dan juga penjualan dari pabrikan asal Korsel, termasuk Hyundai. Mengacu pada kabar terbaru, Hyundai memiliki tugas berat dalam memulihkan pasarnya sendiri. Penjualannya mengalami penurunan drastis di Cina yaitu hanya 30.018 kendaraan saja, jika dipresentase, maka penurunannya sebesar 40%.
Menurut data, kondisi ini merupakan titik terendah bila disandingkan dengan awal penurunan krisis finansial pada 2008 silam. Meskipun begitu, Hyundai dan KIA pernah meraih puncak tertinggi dalam market pasar yaitu 8,1% dengan titik terendah 4,4%. Menurut data tersebut, keputusan Hyundai untuk menaruh harapan keseluruhan pada pasar Cina sangatlah beresiko, dan oleh karenanya pihak Hyundai berniat untuk mleihat lebih luas, sebagai contoh ASEAN. Dengan harapan bisa membuat produk yang lebih beragam sama seperti kompetitornya dari Jepang seperti Toyota, Honda Nissan dan lainnya. Menurut salah satu pemimpin di Operasi Hyundai China, situasi yang terjadi menyebabkan Hyundai butuh waktu untuk sembuh dari semua ini. Dengan demikian Hyundai mestinya mempertimbangkan untuk memasukkan produknya di market Asia Tenggara, selain ekspansi yang lebih dalam ke pasar Eropa.
Bekerja sama dengan BAIC atau Beijing Automotive Industry Holding Co, Hyundai merencanakan ekspor mobil-mobil tersebut ke pasar Asia Tenggara. Namun kepastian mengenai hal ini nampaknya paling cepat akan dilaksanakan pada akhir tahun ini. Dan nantinya model dan juga hal lainnya akan disesuaikan dengan minatan pasar daerah tersebut. Hyundai memastikan hal tersebut bukan merupakan rencana keseluruhan yang akan dilakukan oleh Hyundai, salah satunya ekspor model yang asalnya dari Cina. Menurutnya ekspor bukan merupakan norma yang baik dalam perdagangan. Karena beberapa merek asing JC dibangun di China dan digunakan untuk kebutuhan domestik. Hyundai menyadari perkembangan tren masa kini, salah satunya merupakan tren mobil SUV yang nampaknya cukup menampar pasar mereka. Sendangkan malangnya, Hyundai hanya punya sedikit varian untuk versi SUV mereka. Hal lainnya yang paling berpengaruh adalah harga dari merk Cina yang membuat mereka ketar ketir.
Hyundai punya target yang tinggi dengan berbagai cara, yaitu dengan mematok target 900.000 unit yang bahkan hanya setangah dari 1,65 juta unit yang bisa dicapai di pasar Cina. Jika benar rencana yang akan dilakukan oleh Hyundai nampaknya akan mempermudahnya dalam melakukan ekspor, pasalnya ekspor yang dilakukan di Cina dapat menghindari beberapa kendala pajak dari negara-negara dengan peraturan pajak yang sulit dan mahal. Selain itu, Hyundai punya rencana kedepannya untuk membuat pabrikannya di Vietnam dan Indonesia. Bagaimana cara Hyundai ini kawan? Apa bermanfaat? Yuk sampaikan pendapat kalian.
Read Next: Inilah Sosok New Hyundai Tucson 2019, Kok Jadi Gini?