Autonetmagz.com – Jika sekarang pasar mobil ramai dengan model-model crossover-nya, bagaimana dengan pasar motor? Pernahkah kita menyadari bahwa sekarang motor custom dengan kapasitas mesin yang tak terlalu besar banyak digandrungi oleh para pecinta roda dua? Alasan dari fenomena yang terjadi di atas adalah karena satu faktor utama dalam penjualan suatu produk, yaitu demand.
Hal ini pun terjadi di tanah Amerika sana, negara yang lekat dengan motor bongsor dengan kubikasi mesin besar. Orang-orang di negeri paman Sam mulai kurang melirik moge yang dijajakan, sehingga Harley-Davidson pun sadar bahwa produknya ikut terancam karena fenomena tersebut. Ditambah dengan kebijakan presiden Trump terkait trade war yang membuat produsen moge ini harus terbebani dengan biaya tarif sebesar $100 – 120 juta, Harley mulai memikirkan cara agar eksistensinya tidak terancam.
Langkah paling baik yang dilakukan oleh Harley saat ini adalah dengan menjual motor-motornya ke luar negeri. Mereka masih melihat bahwa masyarakat Asia masih bisa dikatakan banyak yang minat dengan produk si pembuat softail yang bongsor itu. Agar lebih mudah menjual produknya di Asia, mengutip dari The Wall Street Journal, Harley bermitra dengan Qianjiang Motorcycle, sebuah perusahaan Cina — yang didukung oleh Geely, notabene pemilik Volvo — untuk memproduksi sepeda motor baru, ringan, dan berkubikasi 338cc dengan tujuan menjual setengah sepeda motornya di luar negeri pada 2027.
Tunggu dulu, mungkin anda akan sadar bahwa ukuran mesin 338cc sangatlah kecil dibandingkan dengan standar Harley yang kebanyakan motornya memiliki kapasitas mesin sebesar 600cc ke atas. Lagi, hal ini disebabkan karena Harley melihat bahwa market dari motor kecil lebih luas ketimbang motor besar. Namun tenang saja, Harley berjanji bahwa motor ‘kecil’ mereka akan tetap se-eksklusif motornya yang lain seperti model Street, Roadster, dan Road Glide, tentunya dengan suara exhaust yang nge-bass juga gitu secara ini adalah Harley anaknya David!
Sebenarnya untuk menghadapi masalah kurangnya peminat moge, Harley sudah mengantisipasi hal itu dengan membuat model LiveWire. Namun bagi Harley itu terasa tak cukup, karena sekarang pasar terbesar baginya adalah Asia sehingga mereka harus memprioritaskan faktor tersebut lebih dulu. Bahkan rencananya, seluruh kegiatan pada plant mereka di Kansas City akan dihentikan karena mereka telah memiliki pabrik di Brazil, India, Australia, dan Thailand. Ada yang tidak setuju dengan langkah yang diambil Harley ini karena dirasa telah menghilangkan ikon moge yang lekat dengan pabrikan motor tersebut. Namun hey, kalau tidak begini manufaktur yang kalian sukai tidak akan bertahan lama.
Harley-Davidson sendiri telah berencana untuk merilis motor ‘kecil’ mereka pada akhir 2020 nanti. Kita lihat apakah hasil dari kebijakan mereka ini akan membangkitkan pabrikan yang lekat akan motor berisiknya itu. Bagaimana menurutmu survival skill dari Harley-Davidson untuk yang sekarang? Berikan opini kalian mengenai hal ini dalam kolom komentar di bawah.
Read Next: Ford Territory EV : SUV Listrik Dengan Range 360km Sekali Charge