AutonetMagz.com – Beberapa waktu terakhir ini pemberitaan mengenai pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat yaitu Tesla banyak berkutat mengenai adanya ‘perusuh’ di dalam pabrik mereka yang menurut Elon Musk sangat berpengaruh terhadap proses manufakturing mereka. Nah, diluar kabar – kabar tersebut, pihak Tesla juga terus melakukan operasionalnya, termasuk pada pengembangan Gigafactory terbaru mereka di Shanghai, China. Yuk kita bahas lebih lanjut.
Flashback sebentar ke paruh kedua tahun 2017 silam, Tesla telah melakukan persetujuan dengan pihak pemerintah di Shanghai untuk membangun sebuah pabrik perakitan baru disana. Dan hal ini pun menjadi sebuah keuntungan baru bagi Tesla karena membangun pabrik di area free trade zone, lebih tepatnya di kawasan Lingang. Pihak Tesla sendiri akan menamai pabrik perakitan mereka ini dengan nama Tesla Gigafactory 3, menyusul Tesla Gigafactory 1 yang ada di Nevada dan Tesla Gigafactory 2 di New York. Tesla Gigafactory 3 sendiri akan menjadi pabrik perkitan milik Tesla pertama yang dibangun di luar negeri, dan selain itu, Tesla Gigafactory 3 juga bisa memecahkan rekor sebagai overseas investment terbesar di Shanghai di kemudian hari.
Bahkan, Tesla Gigafactory 3 ini berpotensi untuk menyalip fasilitas milik Walt Disney, yaitu Shanghai Disney Resort yang dana investasinya bernilai di angka 5,5 milyar US Dollar. Mengutip via laman South China Morning Post, dari MoU yang ditandatangani oleh pihak Tesla, Tesla Gigafactory 3 ini akan berfungsi sebagai pusat pengembangan dan penelitian, pabrik perakitan, dan juga fungsi – fungsi penjualan (sales) lainnya. Pembangunan dari Tesla Gigafactory 3 sendiri belum akan dimulai tahun ini, melainkan tahun depan. Masuknya Tesla ke pasar otomotif China sebagai produsen sendiri terbilang cukup unik. Umumnya, jikalau sebuah pabrikan asing ingin memproduksi mobil di China, maka mereka harus dan wajib menggandeng perusahaan lokal, dan membentuk sebuah joint venture dengan saham 50:50.
Regulasi semacam ini sempat dikritisi oleh Elon Musk, CEO Tesla. Namun, seperti yang pernah kami kabarkan beberapa bulan silam, pihak Pemerintah China sudah mulai terbuka dan berencana untuk menghilangkan regulasi ini pada tahun 2022 sehingga pihaknya bisa berfokus pada kendaraan yang menggunakan energi terbarukan. Nah, disaat kabar baik ini muncul, pihak Tesla juga menjadi sedikit lebih tenang, karena sebelumnya pihak Tesla memang tak akan menggandeng perusahaan lokal manapun untuk beroperasi di China via Tesla Gigafactory 3 ini. Jika mengacu pada regulasi lawas, imbasnya pihak Tesla tetap harus membayar pajak – pajak yang seharusnya bisa diringankan dengan menggandeng perusahaan lokal. Namun jikalau pabrik Tesla Gigafactory 3 baru dibangun pada tahun 2019, maka tak perlu waktu lama untuk menunggu hingga tahun 2022 dimana regulasi ini dibubarkan.
Nah, jikalau Tesla Gigafactory 3 sudah beroperasi nantinya, harga dari produk – produk milik Tesla di China pun pasti akan terkoreksi dengan signifikan. Jadi, bagaimana menurut kalian? yuk sampaikan pendapat kalian, kawan.
Read Next: Nasib Isuzu Panther Saat Ini, Raja Diesel Yang Dimakan Usia