AutonetMagz.com – Pada hari ini, tim Autonetmagz berkesempatan untuk berkendara secara singkat dengan Toyota Kijang Innova Zenix di Toyota Driving Experience, Sunter. Tidak hanya varian Hybrid, kami juga mencoba varian bensin. Karena area yang terbatas, mungkin kurang bisa mendapatkan gambaran seutuhnya dari impresi berkendaranya. Tapi, setidaknya bisa memberikan gambaran dari impresi berkendaranya secara riil.
Di lokasi yang memiliki luas hampir sekitar 10.000 m2 dengan trek-trek khusus seperti Speed Bump, Flooding Tub, Slope Hill, Smooth Asphalt, Acceleration and Braking, Pot Hole, U-turn dan zig-zag. Sedikit catatan, untuk trek pot hole dengan bebatuan sengaja kami skip untuk varian hybrid. Karena bagian body-kit yang agak menjuntai kebawah kami khawatir akan merusak bagian bawah dari bumper tersebut. Yang kami uji ini adalah tipe Q hybrid alias yang paling mahal dan tipe v gasoline.
Impressi Versi Hybrid
Dimulai dari versi hybrid terlebih dahulu. Begitu mesin dinyalakan, tidak ada suara dan getaran yang menyertainya. Hanya ada pergerakan jarum di panel instrumen yang menandakan bahwa mesin sudah menyala. Begitu dijalankan dengan kecepatan rendah, ada suara-suara untuk menandakan bahwa “mobil ini lagi jalan.” Kemudian kami arahkan ke trek speed bump, suspensi dan kursinya kami rasa cukup untuk meredam guncangan.
Begitu kami ajak berakselerasi, rasanya mesin hybrid ini lebih effortless untuk membawa lari bodi mobil. Saat kita ajak untuk menikung dengan trek zig-zag, masih ada sedikit gejala body-roll. Masih ada gejala limbung, tapi setidaknya didalam badan kami tidak ikut goyang-goyang. Pengeremannya juga cukup baik, tidak kabur-kaburan berkat penambahan rem cakram di belakang. Sedikit catatan, camera 360 pada tipe q hanya bisa digunakan bila masuk ke gigi mundur (atau kami yang kurang paham settingnya? mohon koreksi dibawah). Begitu masuk ke gigi mundur suara audio juga otomatis mengecil, ini penting agar bisa mendengar aba-aba dari tukang parkir lebih jelas.
Impressi Versi Bensin
Bagaimana dengan yang versi bensin? untuk diajak berakselerasi memang agak effort dibanding yang hybrid. Meskipun tidak sepelan versi mesin 1TR di generasi sebelumnya. Bantingannya juga lebih empuk berkat penggunaan pelek 17 inci dan ban dengan profil yang lebih tebal. Namun gejala limbungnya lebih berasa dibandingkan dengan yang hybrid tadi. Setirnya juga terasa lebih berat dibandingkan dengan yang versi hybrid, padahal sama-sama menggunakan EPS dan pelek yang lebih kecil.
Kesimpulannya, bagi kami Kijang Innova generasi terbaru alias Zenix ini sudah cukup memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada generasi reborn. Sayangnya ada beberapa fitur yang ada pada generasi reborn tidak tersemat pada generasi Zenix ini. Seperti foglamp depan untuk semua tipe dan lampu projector serta jok elektrik di kursi pengemudi (untuk setidaknya tipe tertinggi). Kedepannya mungkin bisa ditambahkan beberapa fitur pelengkap lagi walau mungkin baru tersedia di tipe teratas seperti foglamp belakang, TPMS, Kick sensor bagasi, dan lampu balakang full LED.
Read Next: TMMIN Dukung Era Elektrifikasi Industri Otomotif Nasional