AutonetMagz.com – Elon Musk adalah sosok yang paling mudah untuk diingat dan dibicarakan kalau kita membahas seberapa dekat kita ke jamannya Doraemon lahir, atau seberapa besar perkembangan teknologi saat ini. Mobil-mobil Tesla, lalu transportasi cepat Hyperloop, pabrik Gigafactory, SpaceX dan lain-lain hanyalah secuil dari apa yang sudah Elon Musk lakukan untuk umat manusia. Jika Elon Musk bukan orang baik, mungkin dunia ini sudah punya seorang supervillain.
Untung saja ia bukan supervillain alias penjahat super. Melalui Neuralink, Elon Musk akan mengeksplorasi bagaimana caranya membangun hubungan antara otak manusia dan komputer untuk menyembuhkan penyakit dan meningkatkan kecerdasan manusia. Namun menurut laporan CNBC, Musk hadir di sebuah konferensi teknologi di Austin, Texas, pekan lalu yang menyatakan bahwa Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan lebih berbahaya bagi umat manusia daripada senjata nuklir.
“Saya sudah sangat dekat. Saya dekat sekali ke ujung tombak kemajuan kecerdasan buatan (AI) dan itu membuat saya takut,” demikian pengakuan Musk menurut sumber tersebut.”AI bisa melakukan lebih banyak hal daripada perkiraan kita semua, dan tingkat kemajuannya sangat eksponensial.” Apakah banyak yang sependapat dengan Elon Musk? Well, tidak juga, ada beberapa nama lain di ranah kemajuan teknologi yang kurang sepakat.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan profesor Harvard Steven Pinker, mengklaim bahwa Musk hanya mau menakut-nakuti saja dan prediksinya soal bahaya AI “Sangat tidak bertanggung jawab“, Elon Musk sendiri menjawab bahwa mereka yang tidak memperhatikan peringatannya adalah “Orang bodoh”.
“Masalah yang saya lihat dari para ahli AI adalah mereka pikir mereka tahu lebih banyak daripada pengetahuan mereka sesungguhnya, dan mereka pikir mereka lebih pintar daripada tingkat kepintaran mereka yang sebenarnya,” kata Musk.”Wabah ini biasa menyerang orang pintar. Mereka mendefinisikan siapa mereka dengan tingkat kecerdasan mereka, dan mereka tidak terima kalau mesin bisa lebih pintar dari mereka, jadi mereka mengacuhkan ide yang sudah cacat dari sananya.”
Menurut Musk, jalan paling masuk akal adalah menerapkan regulasi untuk AI.”Harus ada lembaga publik dengan wawasan tinggi dan sanggup mengawasi supaya setiap orang bisa mengembangkan AI dengan aman. Ini sangat penting. Saya pikir bahaya AI jauh lebih besar daripada bahaya bom nuklir. Tidak akan ada yang mau menyarankan untuk membebaskan semua orang bikin bom nuklir sendiri kalau mereka memang mau.” Maksud Musk,”Bikin bom saja nggak bisa sembarangan, apalagi AI.”
“Camkan kata-kata saya. AI lebih bahaya dari bom. Jauh lebih bahaya. Jadi mengapa kita tidak memiliki pengawasan regulasi? Ini gila.” Ini bukan pertama kalinya Musk mengklaim AI akan membahayakan kemanusiaan, meskipun ia hadir untuk menyuguhkan teknologi baru ke kita, seperti mobil yang bisa jalan sendiri atau AI dengan “Fungsi utilitas terbuka“.
Bukti terbaru bahaya AI adalah kecelakaan mobil self-driving Uber yang memakan korban jiwa. Volvo XC90 milik Uber menabrak dan menewaskan seorang wanita yang menuntun sepeda. Gara-gara kasus ini, Uber dan Toyota memutuskan untuk menghentikan pengujian mobil self-driving mereka. Sejujurnya, apa yang dikatakan Elon Musk memang agak mengerikan, apa jadinya jika perkembangan AI tak terkendali?
Kami di sini suka dengan teknologi, namun kami selalu sepakat kalau segala yang berlebihan itu tak pernah berujung baik. AI dari awal diciptakan untuk memudahkan manusia dan alam semesta, bukan menjadi bumerang yang malah meneror manusia dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Apalagi kalau sampai menggantikan umat manusia, itu mengerikan bukan? Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Toyota RAV4 2019 Diperkenalkan, Pakai Desain Agresif Ala FT-AC