AutonetMagz.com – Tesla dan Elon Musk nampaknya tak henti – hentinya mendapatkan masalah dalam beberapa waktu terakhir ini. Setelah urusan bottleneck yang melibatkan mobil yang seharusnya menjadi volume maker mereka yaitu Tesla Model 3 dan juga adanya urusan dengan karyawannya yang dikatakan melakukan manipulasi di dalam tubuh Tesla, kini baik Tesla maupun Elon Musk harus berurusan kembali dengan masalah, yang mana kali ini adalah masalah hukum. Seperti apa kondisinya? Mari kita bahas lebih lanjut, kawan.
Jadi, minggu lalu pihak Tesla dan Elon Musk mendapatkan dua buah gugatan dari dua pihak yang berbeda, yaitu Kalman Isaacs dan William Chamberlain. Keduanya menuntut pihak Tesla dan Elon Musk karena telah mengeluarkan pernyataan yang melanggar ketetapan dalam hal sekuritas, lalu secara ‘artifisial’ meningkatkan harga saham dari Tesla, dan juga adanya tekanan pada mereka yang merupakan short sellers. Nah, masalah ini sendiri bermula dari adanya manuver yang dilakukan oleh Elon dalam beberapa waktu terakhir ini, khususnya sebuah tweet kontroversial yang menyebutkan bahwa Elon Musk akan mengambil alih Tesla sebagai milik pribadinya (lagi) dengan pendanaan yang terjamin. Isaacs menyebutkan bahwa pernyataan itu bak sebuah bom nuklir yang sepenuhnya menghancurkan para pemegang saham di Tesla.
Nah, belum selesai sampai disana, beberapa waktu setelahnya para pekerja dari Tesla juga mendapatkan email yang dikirim oleh Elon Musk yang isinya menjelaskan bagaimana caranya Tesla bisa diambil alih oleh Elon namun juga masih memberikan kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk memiliki sahamnya. Musk berargumentasi bahwa langkah semacam ini akan melindungi perusahaan dari gejolak di pasar saham, dan meningkatkan kemampuan Tesla untuk berbicara dalam tempo jangka panjang, salah satunya adalah mengejar target triwulan. Nah, langkah yang dilakukan oleh Elon Musk ini sendiri cukup kontroversial, dan memang bisa saja berujung pada tindakan yang melanggar hukum. Jadi, kita lihat saja seperti apa kelanjutan dari gugatan hukum yang dihadapi oleh Tesla dan Elon.
Tesla sendiri sejatinya memang berada di kondisi yang tak sepenuhnya aman dalam beberapa waktu ini, beberapa kali pabrik Tesla harus berhenti beroperasi untuk meningkatkan kualitasnya. Selain itu pengiriman dari Tesla Model 3 sendiri masih belum bisa maksimal. Padahal ada banyak rencana masa depan dari Tesla yang sejatinya menarik, seperti proyek Tesla Roadster terbaru dan dimulainya operasional Tesla di Asia dengan pabrik di Shanghai, China. Akankah masalah demi masalah yang menerjang Tesla ini sesuai dengan pernyataan dari salah seorang penggiat di bidang otomotif yang sudah merasakan asam garam, yaitu Bob Lutz, bekas petinggi General Motors. Lutz menyebutkan bahwa selama ini kita belum tahu apakah pendapatan dari Tesla lebih besar dari biaya perakitannya atau tidak. Lutz menambahkan jika seseorang memimpin sebuah perusahaan otomotif, dan selalu kehabisan uang, maka jelas perusahaan yang dijalankan tersebut tak dalam kondisi yang baik.
Jadi, kita nantikan saja seperti apa sepak terjang dari Tesla dan Elon Musk untuk keluar dari permasalahan ini. Akankah Tesla bisa melewati semuanya? Yuk sampaikan pendapat kalian.
Sumber : Car Advice
Read Next: Saudara Jerman Toyota Supra, BMW Z4 2019 Tertangkap Kamera!