Autonetmagz.com – Vingroup JSC memutuskan untuk menutup unit perangkat elektroniknya, VinSmart hanya beberapa bulan setelah mengekspor ponsel pintar ke Amerika Serikat karena memilih untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik. Manuver ini mengejutkan mengingat VinSmart merupakan pemain baru dalam pasar smartphone. Penutupan VinSmart ini ditengarai untuk “memobilisasi semua sumber daya untuk mengembangkan (mobil listrik) VinFast“. VinFast sendiri merupakan divisi produsen mobil dari Vingroup yang sempat beberapa kali kami bahas di masa lalu. Apa aja dampaknya? Mari kita simak.
Apa Langkah Berikutnya Dari VinGroup?
VinSmart, divisi unit elektronik yang didirikan pada tahun 2018 ini, mengatakan akan mengirimkan sebanyak 2 juta smartphone ke AS pada 2020. Selain memproduksi smartphone, VinSmart juga membuat perangkat lain seperti smart TV. VinSmart akan beralih untuk memberikan solusi cerdas untuk kendaraan dan rumah, dan akan fokus pada pengembangan infotainment dalam mobil untuk VinFast. Mereka juga akan melanjutkan penelitian yang sudah ada saat ini terkait pengembangan kota pintar, rumah pintar, dan perangkat IoT terkait. “Ini adalah langkah strategis guna menjadikan VinFast sebagai salah satu perusahaan terkemuka dunia dalam hal kendaraan listrik dan kendaraan pintar,” kata Vingroup.
Walaupun nantinya berfokus pada EV, VinSmart menyatakan akan tetap menyediakan dan menjamin garansi dari perangkat yang telah dijual dan terus menawarkan layanan purna jual kepada pemilik smartphone dan smart TV selama penggunaan. VinSmart juga menambahkan bahwa departemen perangkat lunak akan terus bekerja untuk merilis pembaruan untuk perangkat yang ada. VinFast, didirikan oleh miliarder Vietnam, Pham Nhat Vuong, mulai mengirimkan mobil bertenaga bensin buatan Vietnam pertama ke konsumen Vietnam dengan mesin berlisensi BMW pada tahun 2019. Produsen mobil tersebut merencanakan peluncuran mobil listrik di Vietnam akhir tahun ini. Perusahaan baru asal Vietnam ini bertujuan untuk mengirimkan kendaraan listrik pertamanya ke AS, Kanada, dan Eropa tahun depan dan berencana untuk membuka pabrik di AS.
Langkah ini dilakukan saat Vingroup mempertimbangkan penawaran umum perdana di AS untuk unit mobil VinFast yang dapat mengumpulkan dana sekitar 28,7 miliar rupiah. Vingroup juga mengatakan sedang mempertimbangkan penggalangan dana melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus, atau SPAC. Selain itu, Vuong juga telah memfokuskan kembali perusahaannya, meninggalkan rencana untuk mendirikan maskapai penerbangan dan mendivestasi toko bahan makanan dan bisnis pertaniannya. Fenomena EV ini bukan hanya berhasil menggoda para manufacturer mobil, namun juga perusahaan yang dulunya hanya memproduksi perangkat elektronik ini juga tak mau ketinggalan dalam bermain di pasar EV. Hanya waktu yang akan menjawab kapan VinFast akan bersaing dengan Tesla, Toyota, GM, dan VW dalam arena EV ini.
Silahkan berkomentar di bawah, kawan.
Read Next: Nasib Daihatsu Sirion Saat Ini : Lebih Baik Dari Tahun Lalu!