Bogor, AutonetMagz – Aktivitas berkendara roda dua saat ini mulai meningkat lagi setelah satu tahun kita dihadapkan dengan pandemi yang masih berlanjut sampai sekarang. Banyak masyarakat yang kembali melakukan aktivitas riding atau touring untuk sekedar mengusir kebosanan. Ada yang senang dengan turing ke luar kota melalui jalanan mulus, atau tidak sedikit juga yang suka dengan terabas atau adventure riding.
Dengan adanya pilihan produk motor jenis off-road yang dihadirkan oleh APM seperti Yamaha WR 155 R ini, dan tidak sedikit pula yang sudah membelinya, maka dibutuhkan kemampuan khusus dalam berkendara menggunakan motor seperti ini. Maka dari itu, pekan lalu Yamaha Indonesia mengundang beberapa jurnalis media Nasional dan blogger roda dua untuk belajar dan mencoba langsung di medan off-road sesungguhnya menggunakan WR155R.
Bertajuk Media Offroad School Experience, acara ini di komandoi langsung oleh Yamaha Riding Academy (YRA) yang bertempat di sirkuit Cargloss, Citeureup Bogor dengan protokol kesehatan yang ketat. Diawali dengan teori yang diberikan oleh instruktur profesional YRA, para undangan diberikan pemahaman tentang tata cara mengendarai motor jenis off-road seperti :
Cara Naik dan Turun dari Motor Off-road
Saat naik, rider harus selalu berada di sisi kiri motor untuk memudahkan, dilanjutkan dengan melepas standar samping, posisi stang dibelokkan ke arah kanan dan disarankan menarik tuas rem depan agar motor tidak bergerak. Saat akan berhenti, pastikan untuk mencari tempat yang rata atau gundukan untuk menjaga keseimbangan motor, mengingat WR 155 R cukup tinggi, dengan ground clearance 245 mm dan ketinggian jok 880 mm. Posisi motor pada gigi 1 dengan tuas kopling ditarik, maksudnya agar mesin motor tidak mati dan memudahkan untuk mejalankannya lagi. Selain itu gunakan kaki kiri untuk menapak ke jalan saat motor akan berhenti dan berjalan kembali.
Cara turun dari motor trail atau motor off-road seperti WR 155 R ini adalah, tetap pada posisi gigi 1 dengan kopling ditarik, mesin langsung dimatikan pun tidak masalah, tujuannya agak dapat memudahkan saat akan naik lagi, karena posisi kaki kiri menahan ke tanah, dan kaki kanan tetap standby di rem belakang, jadi tidak ada perpindahan kaki yang memijak ke tanah untuk mengoper gigi saat akan berjalan kembali. Selain itu supaya motor tidak bergerak saat berhenti di jalan yang tidak rata karena tertahan oleh gear yang masuk di gigi 1. Setang dibelokkan ke kanan, rider turun dari sebelah kiri motor dan disarankan sambil menarik handle rem depan agar motor tidak bergerak.
Posisi Berkendara
Posisi Normal, duduk ditengah-tengah jok, tidak terlalu ke depan maupun belakang, footstep berada ditengah telapak kaki, pandangan luas dan fokus ke depan, tangan lebih rileks, jangan kaku agar bisa mengikuti ritme motor, karena medan yang dilalui beragam dan tidak rata. Posisi siku tangan lebih keluar dengan lutut mendekap tangki.
Posisi Menikung, badan agak maju saat akan menikung, posisi badan berlawanan dengan kemiringan motor (lean out), kebalikan dari lean in pada posisi nikung jika menggunakan motor sports. Tujuannya agar lebih mudah dalam memegang stang dan mengendalikan motor.
Posisi kaki mendekap tangki (bagian luar tikungan) dan kaki satunya lagi yang berada di tikungan diluruskan dan lepas dari foot step agar keseimbangan motor tetap terjaga.
Posisi Berdiri, pinggul agak ditarik ke belakang, angkat kepala dengan pandangan ke depan, lutut mendekap tangki, pusat gravitasi ada di kaki dan posisi tangan yang memegang handle agak dicondongkan ke depan agar mudah saat akan menarik handle gas.
Posisi Tanjakan dan Turunan, saat menanjak usahakan badan dalam posisi berdiri dan condong ke depan mendekati setang, gravitasi di kaki dan lutut lurus namun siap dalam posisi main atau sebagai suspensi dari badan kita. Tujuan berdiri dan badan condong ke depan agar saat menanjak, ban depan motor tidak mengangkat yang bisa mengakibatkan kita jatuh ke belakang.
Saat turun, badan kita dalam posisi sebaliknya, yaitu ditarik ke belakang atau lebih condong ke belakang dengan sedikit membungkuk, tangan agak lurus tapi rileks, lutut menyiku dan siap untuk main sebagai suspensi untuk badan kita. Gunakan rem secara perlahan jika diperlukan, agar tidak terbalik jika terlalu keras menarik rem depan. Pada posisi tertentu dengan kecepatan yang rendah, tuas kopling bisa juga ditarik.
Pengereman
Lakukan pengereman saat motor dalam posisi lurus, agar tidak tergelincir, gunakan rem depan, belakang dan bisa dengan bantuan engine brake. Lepas rem dan kopling sesaat sebelum motor berbelok. Tarik gas secara halus pada saat berbelok dan handle gas boleh ditarik lebih cepat saat posisi motor sudah dalam kondisi lurus.
Jadi intinya, ketika kita mengendarai sepeda motor jenis trail untuk aktivitas adventure dan melewati medan off-road, fokus harus lebih ditingkatkan, apalagi jika medan yang dilalui banyak bebatuan, di kanan kiri jalan terdapat banyak ranting atau bahkan jurang dan tebing. Selain itu gestur badan harus lebih rileks, jangan kaku agar bisa mengikuti irama dan pergerakan motor, karena jika kaku tentunya akan sangat membahayakan dan efek ke badan kitanya lebih terasa cape.
Saatnya Mencoba Medan Off-road Sesungguhnya!
Setelah diberikan teori basic riding skill, kami diajak langsung praktek dari apa yang sudah diajarkan. Berkendara dari pabrik helm Cargloss ke daerah Hambalang Hills di daerah Sentul Bogor sebanyak 10 motor. Medan jalan yang dilalui cukup beragam, mulai dari aspal, jalanan rusak dan berlubang, jalan dengan pasir, serta jalan menanjak dan menurun terjal yang penuh dengan bebatuan juga ada. Malah saat pulang, cuaca hujan. Teknik-teknik yang diajarkan di pagi harinya, hampir semua terpakai dan bisa langsung dicoba.
Menggunakan Yamaha WR 155 R untuk aktivitas riding off-road sangat menyenangkan bagi saya khususnya yang baru mencoba motor trail. Tadinya yang punya kekhawatiran takut ini itu, ternyata dengan kebiasaan bermotor ditambah pengetahuan baru tentang cara mengendarai motor off-road, kekhawatiran itu hilang, yang ada justru saya malah enjoy dan nempel terus instrukturnya yang berada di paling depan, meninggalkan teman-teman lainnya hehe…
Yamaha WR 155 R Cocok Untuk Off-roader Pemula
Yamaha WR155R yang masuk ke dalam segmen trail off-road atau enduro trail di desain layaknya motor trail pada umumnya, lengkap dengan spakbor depan yang panjang, ada shroud minimalis di sisi kiri kanan tangkinya, serta penggunaan jok model rata seperti YZ series, model trailnya Yamaha. Tapi agar dapat memudahkan pengendaranya yang ada di segmen adventure pemula, WR 155 R dibekali fitur motor kekinian, seperti panel instrumen digital yang menampilkan speedometer, odometer, trip meter, rata-rata konsumsi BBM, indikator gigi, bahkan ada jam digitalnya.
Untuk dapur pacu, Yamaha WR 155 R menggunakan mesin 155cc SOHC VVA 4 valve berpendingin cairan dengan transmisi manual 6-speed. Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 16,5 hp di putaran 10.000 rpm dengan torsi 14,3 Nm di 6.500 rpm. Tangki bahan bakar 8,1 liter dan penggunaan suspensi depan yang panjang, serta suspensi belakang monoshock yang dapat di setel atau adjustable dirasa sudah lebih dari cukup untuk jalan-jalan trabas.
Dengan paket tersebut, Yamaha WR 155 R menurut kami cocok sebagai motor adventure off-road bagi Anda yang baru pertama kali atau ingin mencoba motoran trabas ke berbagai medan jalan non aspal. Sebagai motor trail pemula, Yamaha WR 155 R tidak sulit untuk dikendarai dan dikendalikan. Tenaga dan torsinya cukup untuk melahap medan jalan seperti yang kami lalui kemarin menuju Hambalang Hills.
Dan terakhir, kami mengapresiasi kepada Yamaha Indonesia yang sudah memberikan edukasi dan sharing pengalaman dalam mengendarai sepeda motor di medan khusus atau trek off-road, dimana saat ini tren akan turing motor sedang marak diantara kami para jurnalis khususnya dan masyarakat pada umumnya. Jadi dengan bekal pengetahuan yang diberikan dan bisa dibagikan lagi kepada pembaca, diharapkan kita dapat terhindar dari kesalahan berkendara apalagi sampai kecelakaan, tentunya hal tersebut tidak diinginkan bukan?
Semoga ke depannya, acara seperti ini bisa diadakan juga oleh pabrikan sepeda motor lainnya. Bagaimana pendapat Anda? Sampaikan di kolom komentar.
Read Next: Porsche : Kami Tidak Minat Produksi MPV