AutonetMagz.com – Gempuran pabrikan asal China di pasar global memang tengah masif dan Indonesia sendiri menjadi salah satu tujuan mereka. Namun, di China sendiri, sejumlah pabrikan tersebut kini tengah melakukan price war alias perang harga. Perang harga ini dilakukan untuk melawan Tesla dan dominasinya di segmen new energy vehicle alias NEV. Uniknya, beredar kabar bahwa dari sekian pabrikan China, hanya ada 2 pabrikan yang masih menghasilkan profit. Keduanya adalah BYD dan Li Auto.
Li Auto dan BYD Masih Menghasilkan Untung
Jadi, informasi ini disampaikan oleh Song Zhiping, Presiden Asosiasi Perusahaan Publik China dalam pidatonya di 2024 China Bridge (7th) Limited Partner Summit/ Song menjelaskan bahwa saat ini hanya ada 2 pabrikan mobil NEV asal China yang masih menghasilkan uang, yaitu BYD dan Li Auto. Tentunya pernyataan ini menjadi cukup menarik, apalagi kita semua tahu hampir semua pabrikan China kini memproduksi NEV. Song menjabarkan bahwa saat ini sebagian besar pabrikan mobil di China harus memproduksi produk NEV secara bersamaan dengan produk ICE. Namun, banyak yang belum menghasilkan profit.
“Namun jika mereka (pabrikan mobil China) tidak memproduksi mobil listrik, maka mereka tidak akan memiliki masa depan. Itulah dilema inovator” ujarnya. Song menjelaskan bahwa Li Auto menghasilkan pendapatan di tahun lalu sebesar 123,8 Miliar Yuan yang mana naik 173,5% dari tahun sebelumnya. Dengan kondisi tersebut, Li Auto masih memiliki net profit di angka 11,81 Miliar Yuan yang mana masih masuk dalam margin profit yang sehat yaitu di atas 9,5%. Sebagai gambaran sebaliknya, NIO dianggap sebagai salah satu perusahaan NEV yang tidak baik kondisinya.
Ternyata Banyak Pabrikan China Yang Rugi
Song menjabarkan bahwa NIO memang menghasilkan pendapatan yang naik 12,9% di tahun 2023 kemarin dengan angka 55,6 Miliar Yuan. Namun, kerugian yang dihasilkan per unit mobilnya pun naik menjadi 100 ribu Yuan per unit kendaraan. Song menjelaskan bahwa produsen mobil China kini terbagi dua. Untuk pabrikan yang masih memproduksi ICE dan NEV, mereka bisa melakukan ‘subsidi’ penjualan NEV dari pendapatan penjualan ICE mereka. Sedangkan pabrikan rintisan atau start up yang hanya memproduksi NEV akan berbeda. Mereka tidak punya sumber pendapatan lain selain menjual NEV.
Jadi, bagaimana menurut kalian?
Read Next: Raffles Jakarta Hadirkan Layanan Antar-Jemput dengan Range Rover Velar!