AutonetMagz.com – Sudah bukan rahasia lagi jika beberapa pabrikan kendaraan bermotor, baik roda dua, ataupun roda empat bahkan truk sudah mulai melirik untuk beralih ke tenaga listrik sebagai sumber tenaga penggerak kendaraan. Dan era elektrivikasi yang terjadi di segmen roda dua dan roda empat sendiri kini juga akan menyasar segmen yang lebih besar, yaitu bus.
Beberapa waktu lalu kita juga sempat diberikan kejutan dengan munculnya sebuah truk listrik buatan lokal yang digawangi oleh salah satu tokoh terkenal di Indonesia yaitu Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko yang kini juga menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden. Nah, fenomena bus listrik milik Jenderal Moeldoko yang hadir melalui PT Mobil Anak bangsa (MAB) ini sendiri juga menggugah salah satu penyedia layanan massal berbasis bus di Jakarta, yaitu Transjakarta. Tak bisa dipungkiri, bahwa Transjakarta kini sudah menjadi salah satu transportasi yang esensial bagi warga ibukota, dan melirik penggunaan tenaga listrik tentunya menjadi hal yang menarik bagi Transjakarta.
Dikutip dari CNN Indonesia, Budi Kaliwono, Direktur Utama Transjakarta mengatakan bahwa pihaknya terbuka akan kehadiran bus listrik, dan tentunya siap jika suatu hari nanti beralih dari bus konvensional berbahan bakar minyak menjadi bus listrik. Namun Budi sendiri memberikan syarat jika nantinya Transjakarta akan beralih ke tenaga listrik. Syarat ini sendiri terkait dengan infrastruktur yang mendukung operasional bus listrik, utamanya stasiun pengisian daya untuk bus listrik ini sendiri. Dan tak cukup sampai disitu, Budi juga mengatakan bahwa SPLU alias Stasiun pengisian Listrik Umum yang ada juga harus memiliki sertifikasi internasional, sehingga proses pengisian akan hemat waktu.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sendiri sebagai penyedia layanan SPLU sendiri sebenarnya sudah bergerak terkait elektrivikasi pada kendaraan bermotor. PLN sendiri sudah membangun sekitar 700 SPLU yang mulai tersebar di beberapa daerah. Sedikit berbeda dibandingkan Budi, Wijanarko, Direktur teknis & Fasilitas Transjakarta mengatakan bahwa mungkin bus listrik masih belum memungkinkan, dan yang lebih memungkinkan adalah Bus Hybrid, yang mana masih mengandalkan meisn konvensional, namun hanya sebagian saja. Penggunaan bus hybrid ini sendiri menurut Wijanarko berkiblat pada negara – negara di Eropa yang mengkombinasikan mesin diesel dengan motor listrik.
Terlepas apakah Transjakarta akan bertransformasi menjadi bus listrik atau bus hybrid, memang pada dasarnya baik teknologi hybrid maupun bus listrik adalah potret masa depan dari kendaraan pengangkut massal. Dan sampai kapan Transjakarta akan menggunakan mesin konvensional? Tergantung pada seberapa lama pihak Pemerintah bisa menyediakan infrastruktur, dan tatanan regulasi yang tepat untuk kendaraan listrik. Bagaimana kalau menurut kalian?
Read Next: Emflux One : Motor Listrik Kencang Asal India