AutonetMagz.com – Setelah sebelumnya PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sudah menjalankan uji coba bus listrik (e-bus) BYD model K9 dan C6, pihak penyedia bus rapid transit tersebut berencana memiliki 10.000 armada e-bus pada 2030 mendatang. Jika diproyeksikan, e-bus akan mendominasi armada Transjakarta sebanyak 83% dibandingkan bus konvensional (diesel dan gas) sebanyak 17% pada tahun tersebut. Sebagai permulaan dalam mengeksekusi rencananya, Transjakarta telah memesan 100 e-bus siap beroperasi tahun ini.
Jika dibandingkan dengan armada bus konvensional yang ada, memang e-bus hanya berkontribusi sebanyak 3% saja dari total armada yang dimiliki mereka saat ini. Namun melihat grafik perencanaan Transjakarta, angka tersebut hanyalah sebuah stepping stone. “Target Gubernur (Jakarta), pada 2025 minimal 50 persen dari semua bus Transjakarta sudah listrik, dan pada 2030 angkanya mencapai 100 persen,” ucap Candra Rakhmat, Pimpinan Perencanaan dan Standardisasi Fasilitas PT Transjakarta.
Penambahan armada e-bus adalah bentuk implementasi Transjakarta terhadap Deklarasi Internasional C40 Green and Healthy Streets yang ditandatangani Jakarta, bersama 33 kota lainnya pada September 2019. Deklarasi tersebut bertujuan untuk mengurangi polusi udara Jakarta yang menyebabkan 5,5 juta kasus penyakit dan menghabiskan biaya kesehatan sebesar Rp 6,8 triliun setiap tahun, menurut Gubernur Anies Baswedan. Melansir Tempo lewat penelitian Institut Teknologi Bandung, penyumbang terbesar polusi udara akhir semester 2020 lalu adalah emisi gas dari kendaraan bermotor dengan persentase 41 – 57%.
Pemerintah Jakarta sendiri berencana mendapatkan e-bus melalui skema buy-the-service, di mana operator membiayai bus dengan harga kisaran 50 dan 100 persen lebih mahal daripada bus diesel, dan kemudian pemerintah kota membayarnya kembali dengan biaya tetap tarif rupiah per kilometer. Untuk saat ini, masalah utama penyediaan e-bus di kawasan Jakarta adalah infrastruktur pengisian listrik yang masih terbatas, umur panjang bus diesel baru, pengenalan bus listrik serta biaya pengadaannya yang tinggi, dan tentunya pandemi COVID-19 yang menyebabkan penurunan pengguna transportasi umum.
Semoga dengan adanya penyediaan e-bus ini, bisa berdampak positif dalam mengurangi polusi serta kemacetan dikarenakan armada yang semakin banyak membuat kapasitas pengguna kendaraan umum semakin meningkat. Bagaimana komentarmu dalam langkah Transjakarta ini? Berikan opini kalian pada kolom komentar di bawah.
Read Next: Lexus Siapkan Ladder Frame Full-Size SUV Selain LX?