AutonetMagz.com – Bagi penggemar otomotif, mungkin sudah tidak asing dengan merek Tesla. Ya, ini adalah merek mobil listrik tercanggih di dunia saat ini. Setelah dipasarkan di beberapa negara, akhirnya Indonesia akan masuk daftar negara yang akan menikmati kecanggihan dan performa mobil Tesla. Sebagai gambaran, Tesla Model S dengan 60 kWh microprocessor controlled, lithium-ion battery dan single speed fixed gear dengan rasio 9,73 : 1 sanggup mempermalukan BMW M5 di sebuah drag race, padahal M5 bertenaga diatas 500 HP.
Menurut MedanBisnis, Tesla akan masuk ke Indonesia melalui importir umum, Prestige Image Motorcars. “Tahun depan kita mau masukin mobil listrik Tesla,” kata Presdir Prestige Image Motorcars, Rudy Salim di Jakarta. Desember ini, mereka sudah mulai memesan Tesla Model S dan diklaim bulan Januari akan tiba untuk dijual.
Ada dua sisi yang menarik untuk dibahas. Pertama, dengan hadirnya Tesla, akhirnya ada mobil zero emission yang layak di jalanan Indonesia meski baru bisa dinikmati oleh kalangan berkantong tebal saja. Model yang sudah pernah menapakkan jejak di sini seperti Mitsubishi dengan i-MIEV dan Smart ForTwo Electric Drive saja hanya jadi wacana abadi oleh masing-masing APM-nya, belum lagi mobil listrik lokal seperti Tucuxi yang malang atau Selo yang nasibnya tak jelas. Mobil-mobil LCGC pun seolah jadi seperti barang yang lebih layak dipajang di museum jika dibandingkan dengan Tesla. Selain ramah lingkungan, performa Tesla juga tak akan memalukan saat dibawa untuk event track day di sirkuit.
Namun di sisi lain, kesiapan Indonesia dalam mengoperasikan mobil listrik masih dipertanyakan. Pertama, urusan surat-surat kendaraan, sebab bila di STNK kendaraan kita ada kolom isi silinder untuk membantu menentukan pajak, Tesla akan membingungkan, sebab ia tak punya isi silinder. Mau tak mau, solusinya di STNK harus tertulis 0 cc. Kedua, perpajakan kita yang sedikit menggelitik bisa menyebabkan harga jual Tesla sangat mahal, tapi sebenarnya harga Tesla sendiri memang sudah mahal, jadi sudah jelas siapa yang akan membeli Tesla ini.
Ketiga, masih ada masalah perihal tempat pengisian daya baterai. Seperti kita tahu, jumlah stasiun pengisian baterai di Indonesia lebih sedikit daripada jumlah rambut seseorang yang kepalanya gundul. Dengan demikian, tempat dimana pemilik Tesla bisa mengisi daya mobilnya hanya di rumah atau kantor saja. Berita baiknya, dengan jarak tempuh hingga 469 kilometer saat baterai penuh, mungkin sedikit membuat lega para pemilik Tesla.
Mengenai perihal servis dan suku cadang, pihak importir mengklaim bahwa mereka siap menyediakan segalanya. “Kita akan kerja sama dengan salah satu perusahaan di Singapura yang memang ahli listrik untuk bikin service center di Jakarta,” imbuh Rudy.
Hayo, mobil listrik tercanggih di dunia sudah mau tiba nih, masa fasilitas pendukungnya belum siap? Malu dong sama negara tetangga.
Read Next: Harga Mazda 2 di Inggris Lebih Mahal Daripada Indonesia, Apa Bedanya?