AutonetMagz.com – Kalau kita bicara brand Tesla dan Elon Musk serta kaitannya dengan Indonesia, maka kita akan kembali mengingat saga investasi Tesla yang sampai detik ini belum ada kejelasannya. Tesla dan Musk nampak sedang menimbang – nimbang peluangnya untuk berinvestasi di Indonesia, tapi di saat yang bersamaan, Tesla juga membangun keagenan di Thailand yang masih satu kawasan dengan Indonesia. Lantas, apakah artinya Tesla sudah menutup minatnya pada Indonesia? Ternyata tidak juga. Yuk kita bahas lebih lanjut.
Tahap Pertama Investasi Tesla
Dalam beberapa bulan terakhir, sebenarnya ada sejumlah update mengenai rencana investasi Tesla di Indonesia. Salah satunya adalah kerjasama Tesla dengan 2 perusahaan asal China yang sudah terlebih dahulu berinvestasi di Indonesia. Keduanya adalah hejiang Huayou dan CNGR Advanced Material. Kedua perusahaan ini menjalin kerjasama dengan Tesla berupa suplai produk – produk nikel yang akan digunakan sebagai bahan produksi baterai lithium ion milik Tesla. Tesla sendiri telah menandatangani kontrak selama 5 tahun dengan dua perusahaan asal China itu. FYI, hejiang Huayou dan CNGR Advanced Material telah berinvestasi dalam penambangan nikel di Pulau Sulawes (Kolaka) dan Maluku Utara. Investasi Tesla di 2 pabrikan China mencapai 5 Milyar USD atau setara 74,5 Triliun Rupiah.
“Mereka sudah membeli, nah itu bagus, dua produk Indonesia satu dari Huayou, satu lagi di mana. Dia sudah tandatangan kontrak untuk lima tahun. Jadi tahap pertama dia sudah masuk,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menilik dari pernyataan Luhut, maka nampaknya Tesla sudah selangkah lebih maju ketimbang sebelumnya. Luhut juga menyampaikan bahwa dirinya akan kembali mendatangi Tesla pada bulan September mendatang. “Saya ke Amerika bulan depan (September), akan ketemu lagi dengan Elon, untuk bicara, ‘Hey, mau kau gimana?’ Karena Ford sudah masuk. Dia juga sudah pusing nih, karena Ford kok masuk. Ford duitnya banyak, namanya kalah keren,” kata Luhut.
Segalanya Butuh Waktu & Komunikasi
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo yang diwawancara oleh Bloomberg menyatakan bahwa dirinya ingin Tesla tak hanya memproduksi baterai saja di Indonesia, tapi juga mobil listrik Tesla. “Yang kami mau tidak hanya baterai mobil listrik saja, Untuk Tesla, yang kami ingin adalah mereka memproduksi mobil listrik mereka di Indonesia. Kami ingin ada ekosistem mobil listrik yang besar di Indonesia” ujar Jokowi. Beliau juga menjabarkan bahwa kesepakatan dengan Tesla butuh waktu. “Segalanya butuh waktu. Saya tidak ingin prosesnya cepat tapi tidak ada hasilnya. Butuh komunikasi yang intens dan hasilnya akan muncul” terang Jokowi. Kabarnya, Musk akan datang ke Indonesia bulan November 2022, yang mana juga bertepatan dengan KTT G20 di Bali yang fokus pada kendaraan listrik.
Jadi, bagaimana kalau menurut pandangan kalian, kawan?
Read Next: Orang Ini Bisa Menghidupkan Mobil Tanpa Kunci, Kok Bisa?