AutonetMagz.com – Sebuah sistem infotainment yang tertanam di dalam head unit mobil tak pelak menjadi salah satu hal yang cukup diperhitungkan saat kita membeli mobil. Jujur saja, mengendarai mobil dengan sistem infotainment yang buruk membuat pengalaman mengemudi yang kurang baik pula. Bayangkan saja jika anda harus mengemudi di tengah kemacetan, sendirian, dan mobil anda memiliki sistem infotainment yang buruk, tentu akan memperburuk mood anda dalam berkendara bukan?
Tanpa disadari, sistem infotainment memang sudah berevolusi untuk memenuhi standar yang diinginkan oleh pengemudi dan pemilik mobil. Bahkan tak sampai disana, sejumlah riset dan pengembangan telah menelurkan sistem infotainment yang juga mampu menawarkan apa yang bahkan tak terpikirkan oleh pemilik mobil. Jika dulu kita sudah dipuaskan dengan sistem infotainment yang bisa memutar radio, kaset dan CD, maka kini sebuah sistem infotainment bahkan bisa mengatur AC maupun sejumlah setting-an di mobil. Namun perkembangan teknologi ini sadar atau tidak bertentangan dengan para pemangku kebijakan yang mengutamakan keselamatan berkendara.
Ya, perkara ini sebenarnya seperti dua sisi mata uang yang cukup susah untuk sejalan. Seperti yang kami sebutkan, di satu sisi para pemangku kebijakan merancang regulasi untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, salah satunya dengan melarang penggunaan ponsel saat berkendara. Namun di satu sisi, pabrikan mobil berlomba – lomba menambahkan fitur ini itu di sistem infotainment mereka yang secara tak langsung akan mengalihkan perhatian kita dari roda kemudi ke arah layar sistem infotainment. Dan hal ini pun memancing kepedulian dari American Automobile Association’s Foundation for Traffic Safety.
American Automobile Association’s Foundation for Traffic Safety meminta para peneliti dari universitas Utah untuk meneliti perkara ini. Dan dari penelitian ini, diambil sampel 30 mobil baru yang diproduksi tahun ini untuk dilihat seberapa besar kemungkinan sistem infotainment mobil tersebut mengalihkan pandangan pengemudi dari jalan raya. Dan ternyata dari hasil penelitian tersebut, mayoritas sistem infotainment dari mobil – mobil yang dijadikan sampel terbukti mengganggu fokus pengendara.
Hanya ada 7 mobil saja yang sistem infotainment-nya membutuhan perhatian yang tak terlalu banyak, sisanya ada 11 mobil yang sistem infotainmentnya membutuhkan banyak perhatian, bahkan 12 sisanya tergolong memiliki sistem infotainment yang sangat mengganggu fokus dan perhatian pengendara. Ketujuh mobil tersebut adalah Chevrolet Equinox, Ford F-250, Hyundai Sante Fe Sport, Lincoln MKC, Toyota Camry, Corolla, dan Sienna. Bahkan 12 mobil yang sistem infotainmentnya sangat menyita perhatian justru hadir dari model -model berharga mahal seperti Audi Q7, Chrysler 300 C, Dodge Durango, Ford Mustang GT, GMC Yukon, Honda Civic Touring, Honda Ridgeline, Mazda 3 Touring, Nissan Armada, Subaru Crosstrek, Tesla Model S, dan Volvo XC60.
Tentunya ini menjadi sebuah fokus tersendiri, dimana memang sah – sah saja mengembangkan sistem infotainment yang canggih, dan justru memang harus seperti itu. Namun sekali lagi, antar muka dan interaksi yang tak mengurangi fokus pengendara ke jalan adalah hal yang tak boleh dilupakan. Secanggih – canggihnya sistem infotainment, kalau pada akhirnya membuat celaka, maka apa faedahnya? Dan inilah tantangan para pabrikan untuk mengembangkan bidang ini. Bagaimana kalau menurut kalian? Kira – kira perlu studi serupa nggak ya di Indonesia? Yuk sampaikan pendapat kalian.
Read Next: Spin-Off Fast & Furious Meluncur Bulan Juli 2019 Mendatang