Mana yang Lebih Tepat Untuk Ganti Oli, Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian?

by  in  Berita & Nasional & Tips
Mana yang Lebih Tepat Untuk Ganti Oli, Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian?
0  komentar

AutonetMagz.com – Melihat betapa pentingnya oli mesin, biasanya bengkel resmi merekomendasikan untuk menggantinya ketika servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km. Hal itu tergantung dari mana yang tercapai lebih dahulu. Meski demikian, masih banyak pemilik mobil yang bingung soal kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli. Ada yang berpatokan pada jarak tempuh, ada juga yang mengacu pada jangka waktu pemakaian. Dari kedua acuan tersebut, mana sebenarnya yang paling tepat?

Tergantung dari Penggunaan

Keduanya bisa dijadikan patokan, baik berdasarkan jarak tempuh maupun durasi pemakaian. Tinggal dilihat mana yang lebih dulu tercapai. Jika mobilitasnya tinggi seperti taksi online atau sering bepergian ke luar kota, tentunya tidak lama untuk mencapai jarak tempuh 10.000 km. Jangan ditunda, segera ganti oli mesin meskipun waktu operasional belum mencapai 6 bulan. Karena bekerja keras, ada potensi timbul residu di dalam oli. Ada pula risiko formula oli berubah atau rusak sehingga kemampuannya dalam melindungi dan melumasi komponen mesin tidak lagi efektif.

Jika sering beraktivitas di dalam kota atau jarang mengendarai mobil, odometer 10.000 km mungkin sulit tercapai dalam jangka waktu 6 bulan. Namun patut dicatat, situasi berkendara stop and go di dalam kota sangat ‘menyiksa’ mesin yang membuat oli harus bekerja ekstra. Salah satu alasannya karena mesin mobil kesulitan memperoleh pendingin alami yang berembus dari depan akibat banyak berhenti. Alhasil, oli dan cairan pendingin harus bekerja lebih berat. Padahal seiring waktu, senyawa oli akan berubah di mana suhu tinggi akan mempercepat proses kerusakan.

Bagaimana Jika Mobil Jarang Dipakai?

Mobil yang tidak dipakai dalam jangka waktu lama tetap harus ganti oli mesin secara berkala. Seiring waktu, senyawa kimia oli mesin akan mengalami perubahan akibat proses oksidasi secara alami. Kandungan air sebagai hasil dari oksidasi akan meningkat pada oli mesin hingga mencapai tingkat yang berbahaya jika didiamkan. Begitu mesin dinyalakan dan oli bekerja, kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin.

Akhirnya, mesin mobil beresiko rusak akibat pelumas yang gagal melindungi komponen mesin. Tidak lupa, ruang mesin turut memiliki potensi untuk timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli mesin. Jika dibiarkan, karat tersebut akan merambat ke berbagai komponen di dalam mesin dan mengakibatkan kerusakan parah.

Read Prev:
Read Next: