AutonetMagz.com – Perkembangan dunia roda 4 sedang gencar untuk mengembangkan mobil berbasis listrik maupun Autonomous Vehicle. Lain halnya dengan pabrikan yang berusaha mewujudkan transportasi udara seperti mobil terbang. Mungkin kalian tahu bahwa banyak pabrikan yang masih meriset bagaimana mekanisme terbaik untuk melakukan perjalanan udara. Memang apa sih masalahnya? Terbang tidak semudah itu kawan, jika kalian ingin menggunakan sistem seperti pesawat, maka kita membutuhkan runway. Jika kita menginginkan sistem layaknya helikopter, kecepatan linear tidak akan sebaik pesawat.
Jika kalian ingat, dahulu kami pernah membuat artikel tentang Airbus yang bekerjasama dengan Italdesign dalam merancang mobil terbang, eits tunggu dulu, meskipun secara desain memungkinkan untuk terbang cepat, mobil tersebut menggunakan platform berbeda untuk satu kabinnya, jadi jika kita sebut sebagai mobil terbang murni, tidak tepat juga.
Riset yang dilakukan Detroit News di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 83% masyarakat lebih memilih mobil terbang yang memiliki sistem vertical landing daripada menggunakan runway, logis karena tidak makan tempat. Selain itu 80% dari mereka menginginkan adanya parasut. Memang, masalah safety menjadi polemik tersendiri bagi mobil terbang, lantas apakah setiap peumpang maupun pengemudi harus berbekal ilmu untuk menggunakan parasut?
Adapun Lilium, sebuah perusahaan yang concern dalam membuat mobil terbang, baru – baru ini berhasil menerbangkan purwarupa mobil 2 penumpang di sebuah lapangan udara tertutup. Mereka menciptakan mobil terbang berbasis 36 motor listrik yang terkoneksi dengan 12 flap di sayapnya. Jumlah motor listrik yang banyak ini memungkinkan tenaga dorong keatas yang adekuat serta dapat berubah arah menjadi gaya dorong ke depan, jumlah flap yang banyak pun ikut bersumbangsih untuk beragam manuver yang dapat dilakukan, singkatnya, mobil ini dapat mendarat layaknya helikopter dan melaju cepat bak pesawat terbang, silahkan lihat video diatas apabila penasaran.
Kecepatan maksimal yang dapat diraih adalah 300 km/h sementara jarak tempuhnya adalah 300 km, Jakarta-Bandung ga sampai 1 jam nih? Lalu bagaimana jika baterainya habis? Sistem dari mobil terbang ini sudah diatur agar dapat mendarat secara perlahan apabila baterai dari pesawat ini habis, sehingga tidak ada yang namanya jatuh bebas.
Dengan berhasilnya lepas landas dari mobil terbang ini, selanjutnya mereka akan mendesain mobil terbang dengan 5 penumpang agar dapat menjadi taksi online via udara. Jika bentuknya begini, apakah masih layak disebut mobil? Jangan – jangan mereka berambisi untuk menjadi Tesla di bidang udara.. Menurut kalian bagaimana? Sampaikan di kolom komentar ya!
Read Next: Yamaha Resmi Lepas X-Max 250 Dengan Banderol 55 Juta, Tertarik?