Autonetmagz.com – Di masa pandemi COVID-19, menggunakan mode transportasi publik disarankan menjadi pilihan darurat saja. Dikarenakan probabilitas penyebaran virus Corona lebih besar kalau naik transportasi publik ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Salah satu negara yang menerapkan transisi ini adalah Amerika Serikat, negara dengan kasus COVID-19 terbesar di dunia.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Cars pada awal bulan Agustus dan melibatkan 3.062 responden, ditemukan bahwa sepertiga dari penduduk Amerika bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Apabila disuruh kerja di kantor, mereka tidak akan menggunakan transportasi publik. Dalam penelitian ini, 43 persen tidak mempercayai sesama penumpang transportasi publik dan 57 persen setidaknya memiliki sedikit kepercayaan terhadap penumpang lain. Ditambah lagi, 35 persen komuter dalam masa yang akan datang kemungkinan besar akan menghindari transportasi publik dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi masing-masing.
Matt Schimtz selaku Assistant Managing Editor Cars menyatakan bahwa dengan mayoritas masyarakat Amerika bekerja dari rumah, ada sebuah transisi besar dalam kebiasaan commuting yang akan awet hingga orang-orang sudah kembali kerja di kantor. Beliau menambahkan kalau para pekerja menghemat kurang lebih sejam atau lebih setiap harinya dengan tidak bepergian dan pada saatnya mereka balik kerja di kantor, alat transportasi yang akan digunakan bukanlah transportasi umum namun kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi akan mendominasi jalanan karena kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik hilang sejak terjadinya pandemi COVID-19.
Studi dari Cars juga menunjukan bahwa 62 persen dari pekerja telah memilih mobil pribadi mereka ketimbang transportasi umum. Kemudian, tidak kurang dari 21 persen menyatakan kalau mereka membeli mobil dalam jangka waktu enam bulan terakhir dengan 57 persen mengatakan bahwa mereka membeli mobil akibat dari pandemi COVID-19. Ditambah lagi 65 persen dari pengguna bus sudah berhenti atau mengurangi frekuensi penggunaan mode transport tersebut. Sedangkan penurunan pengguna kereta dikabarkan sebesar 60 persen, pun begitu penurnan pengguna aplikasi transportasi online sebesar 59 persen.
Hingga pandemi ini berakhir, masyarakat kemungkinan besar akan masih ragu ataupun benar-benar menghindari transportasi publik. COVID-19 memiliki dampak besar terhadap industri transportasi dan akan awet hingga bertahun-tahun setelah pandemi virus ini selesai. Jadi, bagaimana pendapat kalian?
Read Next: DKI Jakarta Ingin Buat Jalur Sepeda Di Jalan Tol, Aman Kah?