AutonetMagz.com – Bila harga BBM naik, biasanya akan diikuti dengan naiknya harga pasaran dari mobil yang memiliki konsumsi bahan bakar yang irit. Sebaliknya, mobil dengan konsumsi BBM yang boros akan memiliki penurunan harga jual. Rata-rata harga pasaran mobil bekas di AS memang meningkat di sebagian besar segmen, tetapi tidak setinggi kendaraan listrik. Setelah ditentukan oleh depresiasinya, kenaikan harga BBM saat ini lah yang membuat harga EV bekas menjadi lebih tinggi disana.
Sebagian Besar Naik
iSeeCars.com telah menganalisis harga dari hampir 14 juta mobil bekas yang berusia maksimal lima tahun. Ditemukan bahwa pada bulan Juli, harga pasaran rata-rata untuk EV meningkat 54,3% dari tahun-ke-tahun. Sebagai perbandingan, mobil dengan mesin konvensional memiliki kenaikan harga rata-rata hanya 10,1%. “Hingga saat ini, kendaraan listrik biasanya terdepresiasi dengan cepat karena peningkatan teknologi baterai dan kurangnya permintaan di pasar sekunder. Namun, melonjaknya harga bbm, penambahan infrastruktur pengisian daya, dan masalah chip-shortage untuk EV baru telah menyebabkan melonjaknya permintaan untuk kendaraan listrik bekas.” kata Analis Eksekutif iSeeCars, Karl Brauer.
Nissan LEAF misalnya, yang dijual rata-rata $28.787 (Rp 428 Jutaan) pada Juli 2022. Harga tersebut merupakan peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 45% atau $8.930 (Rp 133 Jutaan) dari tahun 2021. Sementara Chevrolet Bolt yang merupakan EV bekas paling terjangkau pada Juli 2022, mengalami kenaikan harga rata-rata 29,3% menjadi $28.291(Rp 421 Jutaan). Untuk segmen Luxury, Porsche Taycan adalah satu-satunya EV yang harga pasarannya turun 3,5% pada Juli 2022, menjadi $138,033 (Rp 2,05 Miliaran).
Diperkirakan Akan Bisa Turun
“Semakin banyak kendaraan listrik baru yang terjangkau memasuki pasar, yang berarti bahwa EV bekas semakin bertambah, terutama setelah masalah supply chain mulai membaik. Sementara calon pembeli mobil bekas akan melihat kenaikan harga EV yang tajam dalam jangka pendek, penting untuk bersabar karena harga EV bekas diperkirakan akan turun dalam beberapa bulan mendatang.” kata Brauer. Apalagi dengan adanya krisis BBM seperti yang terjadi di UK tahun lalu, jelas membuat mobil listrik semakin dibutuhkan.
Secara logika, semakin banyaknya EV di pasar mobil bekas memang akan membuat harganya turun, walaupun tidak signifikan. Namun apabila kenaikan harga BBM semakin parah untuk kedepannya, ini akan membuat harga pasaran dari mobil bermesin konvensional semakin jatuh, apalagi bagi mobil yang memiliki konsumsi BBM yang boros. Bagaimana menurut kalian? sampaikan di kolom komentar.
Read Next: BMW iX5 Hidrogen Akan Memakai Teknologi FCEV Dari Toyota