Gawat! Thailand Kelebihan Pasokan 90 Ribu Mobil Listrik CBU China!

by  in  Berita & International & Mobil Listrik
Gawat! Thailand Kelebihan Pasokan 90 Ribu Mobil Listrik CBU China!
0  komentar

AutonetMagz.com – Kalian tentu paham bahwa dalam 1 tahun terakhir Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang cukup kontroversial untuk sektor otomotif. Yap, kebijakan tersebut adalah pembebasan bea masuk untuk mobil listrik CBU yang brand-nya berkomitmen merakit lokal di Indonesia tahunn 2026. Alhasil, kini mobil listrik asal China pun bertebaran di Indonesia dengan status CBU namun harga yang sangat bersaing dengan rakitan lokal. Namun, ternyata kebijakan seperti ini memantik masalah baru di negeri tetangga, Thailand.

Suplai dari China Menumpuk di Thailand

Mengacu pada data Thai Electric Vehicle Association (EVAT), ada kelebihan suplai mobil listrik dari China sebesar 90 ribuan unit di Thailand. Ketua EVAT, Krisda Utamote menyoroti adanya puluhan ribu kendaraan listrik CBU China yang saat ini belum teregistrasi di Thailand. “Ada 185.029 unit mobil listrik impor masuk dari China. Namun mobil yang teregistrasi baru 86.043 unit” ujarnya. Krisda juga menyatakan bahwa kondisi yang ada sekarang adalah Thailand kelebihan pasokan kendaraan listrik dari China. Dan kondisi ini terjadi karena banyaknya produk BEV CBU China yang masuk ke Thailan dalam tempo 2 tahun terakhir. Alhasil, perang harga pun menjadi opsi dari brand untuk menghabiskan barang.

Sebagai contoh, BYD Atto3 yang dijual di Thailand baru saja mendapatkan diskon yang cukup besar. Angkanya mencapai 340 ribu Baht atau setara 150 jutaan Rupiah, angka itu turun 37% dari harga awal saat peluncurannya di Thailand. Gila? Tentu saja. Di saat yang sama, Thailand sendiri belum sepenuhnya pulih dari efek pandemi COVID-19 yang berimbas pada ekonomi dan daya beli masyarakat Thailand. Bahkan, penjualan mobil di paruh pertama 2024 ini turun 23% dari tahun sebelumnya. Kondisi ini bahkan yang terendah dalam 1 dekade terakhir. Imbasnya? Banyak pabrik yang mengurangi produksi, bahkan sejumlah pabrik yang tutup seperti Subaru, Suzuki dan salah satu pabrik Honda.

Indonesia Punya Masalah Yang Sama?

Masalahnya, Indonesia juga menunjukkan gejala yang sama dengan Thailand. Kini cukup banyak opsi mobil listrik CBU China yang hadir di Indonesia, namun penjualan otomotif di Tanah Air juga sedang terjun bebas. Alhasil, banyak pabrikan yang banting harga untuk model-model kendaraan listrik mereka di Indonesia. Mulai dari MG, Chery, BYD, dan sejumlah merk lainnya. Sebenarnya, dengan kondisi ini, konsumen bisa diuntungkan sesaat dengan banyaknya opsi dan harga yang menggiurkan. Namun, keuntungan itu tidak akan berlanjut jikalau harga pasar menjadi kacau. Perang harga juga tidak menyehatkan bagi pabrikan yang menjual produk tersebut.

Dan kita semua tahu bahwa seleksi alam bisa saja berlaku, dan mungkin akan terjadi. Saat pabrikan tersebut tidak bisa survive, maka kemungkinan brand tersebut akan angkat kaki dari Indonesia. Dampaknya? Konsumen yang sudah memiliki mobil tersebut akan lebih susah mencari layanan ataupun produk aftersales-nya. Jadi, keuntungan sesaat saat membeli mobil baru apakah sepadan dengan efek jangka panjangnya? Nampaknya Pemerintah Indonesia harus memperhatikan hal ini. Pelaksana Tugas (PLT) Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika menyatakan, “Kami perhatikan dengan baik“.

Jadi, bagaimana menurut kalian?

Read Prev:
Read Next: