Jakarta, AutonetMagz – Mengapa baru diluncurkan sekarang? 2 tahun lebih, Daihatsu Ayla dan Toyota Agya menjadi satu-satunya pemain LCGC dengan transmisi automatic. Sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi Suzuki melakukan strategi penjualan secara bertahap untuk semua produk-produk mereka, ingat bagaimana mereka meluncurkan Ertiga yang dimulai dengan varian transmisi manual saja, lalu beberapa bulan kemudian hadir dengan AC double blower lalu transmisi automatic. Kali ini Suzuki Karimun Wagon R AGS Automatic juga seperti itu, setelah muncul varian Dilago dan GS dengan mata sipit, akhirnya varian automatic diluncurkan setelah hampir 2 tahun Karimun Wagon R hadir di Indonesia.
Hari ini mungkin sedikit berbeda, karena Suzuki tidak melakukan press conference besar-besaran untuk mengumumkan Suzuki Karimun Wagon R AGS Automatic terbaru, justru Suzuki malah mengajak media dan blogger untuk mencoba mobil ini terlebih dahulu sebelum diumumkan secara besar-besaran kepada publik. Melalui rekan kami yang ikut di acara tersebut, kami akan melaporkan hasil test drive dari Suzuki Karimun Wagon R AGS Automatic.
A Brief History
Transmisi Automated Gear Shift (AGS) atau yang biasa kita kenal dengan nama AMT (Automated Manual Transmission) ini sebenarnya bukanlah transmisi baru, transmisi ini pernah populer di Eropa dan di mobil-mobil sportscar dengan nama robotized gearbox. Secara teknis, ini adalah transmisi manual biasa ditambah modul perpindahan gigi elektrik dan pedal kopling yang digantikan oleh kopling hidrolik.
Transmisi ini sebenarnya transmisi yang murah, karena mereka tinggal menambahkan modul elektrik dan hidrolik pada transmisi manual biasa, mereka tidak perlu melakukan riset untuk membuat transmisi baru seperti halnya matic konvensional dan CVT, dan sebenarnya ada beberapa produk aftermarket yang menggunakan teknologi ini seperti EZ clutch dan lainnya yang pernah ada di Indonesia untuk mengconvert mobil manual anda menjadi automatic. Suzuki cukup cerdas mengingat pasar terbesar mereka adalah mobil manual, sehingga buat apa ber-investasi lebih untuk mendevelop transmisi automatic yang hanya terjual sedikit, lebih baik jadikan transmisi yang ada menjadi automatic dengan modul tambahan yagn disediakan pihak ketiga.
Di Eropa sendiri, transmisi AMT sudah ditinggalkan untuk mobil biasa, karena masalah durabilitas, kecerdasan transmisi, kehalusan transmisi dan responsifitas. Namun di mobil-mobil supercar, transmisi ini cukup populer mengingat untuk mengutamakan akselerasi, transmisi ini bisa memindahkan gigi lebih cepat dibandingkan dengan transmisi manual meskipun sangat kasar (bayangin robot mengganti gigi transmisi manual lebih cepat dari kedipan mata). Karena masalah durabilitas yang seringkali menjadi isu bagi transmisi ini, Suzuki menggunakan komponen dari Magneti Marelli yang terpercaya untuk transmisi Karimun Wagon R AGS.
Test Drive Suzuki Karimun Wagon R AGS
Kali ini unit test drive saya adalah Suzuki Karimun Wagon R GS AGS AMT yang merupakan varian tertinggi dengan harga 121.5 juta Rupiah (namanya panjang amat ya). Secara eksterior tidak ada perbedaan signifikan kecuali stiker Automated Gear Shift yang sangat besar di samping body dalam rangka promosi, di bagian belakangnya-pun tidak ada emblem tambahan untuk menegaskan bahwa mobil ini memiliki transmisi automatic. Untuk membuktikan iritnya transmisi AMT ini, Suzuki menyegel tangki bensin mobil ini setelah diisi full oleh panitia.
Masuk ke dalam pun tidak ada bedanya sama sekali dengan varian transmisi manual, yang berbeda hanya pada tuas transmisi yang kini berubah, dan speedometer yang kini memiliki MID dengan indikator tuas transmisi AMT. Melihat tuas transmisinya pun juga berbeda dengan tuas transmisi automatic kebanyakan, karena kita tidak akan menemukan huruf “P” disini, sehingga jika mobil akan di-starter, anda harus memasukan transmisi ke mode “N”. Di mode “D” juga kita bisa mengubahnya ke mode manual dengan menggeser tuas transmisi ke sebelah kiri. Sayangnya, entah kenapa Suzuki mendesain model tuas tranmisi mobil ini dengan kepala yang kebesaran seperti mengidap hidrocepalus.
Kita starter mesin dan mulai berjalan dengan mobil ini, injak pedal rem, masukan tuas perseneling ke “D”, lepas gas, dan mobil akan berjalan pelan seperti layaknya kita menggantung setengah kopling, seperti halnya mobil AMT, lag perpindahan gigi dari mode “N” ke “D” cukup terasa karena kopling hidrolik harus bekerja memindahkan gigi dan melepas setengah kopling ketika rem dilepas. Ingin menambahkan kecepatan mobil, anda hanya perlu AGS, Asal Gas Saja seperti mobil matic lainnya.
Oke, saatnya berjalan dengan mobil ini. di kecepatan rendah dan konstan, mobil berusaha mengganti gigi pada putaran mesin di angka 2.000 – 2.500 Rpm demi menghemat bahan bakar. Hanya saja di kecepatan rendah. transmisi ini sepertinya bingung untuk menentukan posisi gigi idealnya, beberapa kali transmisi tidak mau turun gigi saat berakselerasi dari kecepatan rendah, sehingga saat lalu lintas merayap, sangat berat untuk menambah kecepatan seperti layaknya transmisi normal. Kami harus memancing transmisi untuk turun gigi menggunakan pedal rem terlebih dahulu agar mobil bisa berakselerasi.
Dari Citos, kami berjalan menuju Emeralda Golf Cimanggis melalui Toll JORR, disini beberapa kali kami menjaga jarak dengan mobil depan agar bisa merasakan performa mobil ini ketika mendekati mobil depan dari jauh, ketika melakukan kick down di kecepatan konstan dengan tuas transmisi di posisi “D”, transmisi AGS mencoba melakukan downshifting untuk berakselerasi, impresinya? transmisi berpindah sangat lambat, lebih kacau lagi pada saat transmisi berpindah ke gigi yang lebih tinggi, perpindahannya terasa “jeglag-jeglug“.
Memacu mobil di kecepatan konstan di 60 – 80 kilometer perjam, transmisi ini baru memberikan performa terbaiknya, transmisi stabil di gigi tinggi dan berjalan dengan normal, asal jangan coba menginjak gas lebih dalam, karena transmisi enggan menurunkan gigi dan mesin pasti ngeden. Jika menurut anda transmisi automatic 4 kecepatan konvensional masih lelet, transmisi ini lebih lelet lagi.
Namun semuanya berubah ketika menggunakan mode M atau manual, masuk ke mode manual, lag transmisi terasa lebih minim meskipun masih ada lag karena kopling hidrolik masih butuh waktu untuk bekerja. Kita bisa memainkan gigi layaknya mobil manual dan tentunya berpindah gigi di putaran mesin yang tepat agar bisa merasakan responsifitas mesin yang sesungguhnya. Seperti halnya Suzuki Karimun Wagon R manual, gigi 1,2 dan 3 mobil ini terasa sangat panjang, saking panjangnya, gigi 5 dari transmisi ini terasa seperti aksesori saja karena tidak bisa diajak berlari.
Lucunya lagi, pada mode manual, perpindahan gigi dari transmisi ini terasa halus ketika menaikan dan menurunkan gigi, berbeda dengan mode “D” yang terasa lebih kasar. Jadi sebenarnya lebih baik gunakan transmisi mode M jika ingin berkendara di Karimun Wagon R AGS ini. Namun ketika berhenti di mode M, masih terasa lag saat melepas pedal gas agar mobil berjalan setengah kopling seperti mode D.
Karena lag kopling otomatis di transmisi AGS ini, bisa dibilang transmisi ini sama sekali tidak bisa diandalkan di jalan yang sedikit menanjak. Umumnya mobil automatic memiliki daya dorong pelan untuk menahan agar mobil tidak mundur, namun karena mobil ini akan menginjak kopling otomatis ketika mobil berhenti meskipun pada posisi “D”, maka di jalan yang agak turun, mobil ini akan meluncur kebawah dengan mudah. Dibutuhkan rem tangan untuk menjaga mobil tidak mundur di jalan yang sedikit menurun di kemacetan. Sebagai perbandingan, pada transmisi manual biasa pun sebenarnya anda tidak akan mundur karena kaki anda cukup cepat saat berpindah dari pedal rem ke pedal gas tanpa rem tangan di turunan yang tidak begitu curam. Namun ini patut dimaklumi, karena jika transmisi tetap menggantungkan kopling pada saat mobil berhenti, plat kopling dari mobil ini pasti akan panas dan hangus, sehingga transmisi harus menginjak kopling secara otomatis. Sebagai konsekuensinya, anda harus menggunakan rem tangan.
Untuk berakselerasi di posisi tuas transmisi M ini juga diperlukan untuk menginjak gas lebih dalam, meskipun mode manual dan memiliki transmisi yang sama, gas dari Karimun Wagon R AGS ini masih tidak seringan versi manual biasa dalam menambah putaran mesin. Tapi lagi-lagi ini bukan masalah serius, hanya perlu sedikit penyesuaian.
Yang kami apresiasi dari mobil ini, meskipun kami sudah membawa mobil ini cukup jauh mulai dari Citos, Cimanggis, Cijantung dan Hotel Aston Simatupang, indikator bensin dari mobil ini masih tetap penuh meskipun odometer sudah menunjukan mobil berjalan 68 kilometer. Disini terbukti bahwa transmisi AGS milik Suzuki sepertinya sama iritnya dengan transmisi manual.
Kesimpulan
Transmisi AGS ini adalah transmisi alternatif yang bisa diandalkan jika kita menggunakan mode manual, namun jika kita menggunakan transmisi mode “D” yang notabene kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, mode ini tidak lebih baik dibandingkan dengan transmisi automatic 4 kecepatan konvensional sekalipun. Sebaiknya untuk mobil kecil, ringan dan bertenaga rendah ini gunakan saja transmisi CVT, karena untuk mobil kecil, transmisi CVT adalah pasangan yang tepat menurut kami.
Namun dengan perbedaan harga sebesar 8 juta Rupiah dengan model manual (ternyata pada saat launching varian AT ini, varian manual ikut naik 2 juta dari harga price list), varian automatic dari Suzuki Karimun Wagon R cukup value for money untuk anda yang tidak begitu bermasalah dengan dan sabar menghadapi “lag” dari transmisi ini. Karena umumnya, transmisi automatic dan manual memiliki perbedaan harga di rentang 10 juta Rupiah.
Nah untuk anda yang membeli Suzuki Karimun Wagon R AT sebelum tanggal peluncuran resminya di 18 Mei ini, Suzuki memberikan hadiah langsung GoPro 4 silver untuk pembeli pertama tipe GS, dan Samsung Galaxy Note 4 untuk pembeli pertama tipe GX dan GS. Berminat?
Read Next: Hyundai Sonata Kini Usianya Genap 30 Tahun dan Sudah Laku 7,3 Juta Unit