Jakarta, AutonetMagz – Datsun GO+ akan segera mengaspal dalam waktu dekat, dengan banderol harga mulai 90 juta untuk tipe Low dan 98 juta untuk tipe High, mobil ini cukup menjanjikan sebagai mobil LCGC (Low Cost Green Car) terjangkau yang memiliki kursi tambahan di bagian belakangnya. Kali ini kami mencoba memberikan penjabaran impresi pertama dari review Datsun GO+ Nusanatara LCGC, yuk langsung kita mulai.
Meskipun desainnya tidak selera semua orang, ketika melihat langsung wujud aslinya, Datsun GO+ ini tampak lebih manis dibandingkan ketika melihat pada foto. Desainnya cukup aerodinamis dan memiliki presisi yang baik, bahkan pada gap kap mesin dan bumper dibuat sangat sempit.
Detailing lampunya cukup menarik dengan dua buah multi reflektor yang terpisah antara lampu sein dan lampu rem. Bagian yang tidak mendapatkan reflektor crystal diberikan aksen hitam seperti model mobil-mobil saat ini.
Dibandingkan dengan mobil LCGC lainnya, Datsun GO+ Nusantara memiliki satu buah batang wiper seperti Toyota Etios Valco. Penggunaan satu wiper ini merupakan solusi penghematan harga yang cukup cerdas tanpa harus mengganggu estetika bentuk kendaraan.
Jika dilihat dari samping mobil ini tampak cingkrang karena menggunakan velg berukuran 13 inchi. Baik tipe Low dan High akan diberikan velg standar yang sama, hanya saja untuk tipe High sudah dilengkapi dengan cover dop plastik untuk menutupi bentuk velg kaleng bawaan mobil. Menariknya, meskipun mobil ini merupakan LCGC, Datsun menarik tarikan garis yang cukup menawan dari bodi depan hingga ke bagian belakang. FYI, umumnya mobil murah tidak dibekali dengan tarikan garis bodi yang cukup terlihat untuk menghemat ongkos produksi.
Model bagian belakangnya juga terlihat manis untuk kategori mobil murah. Terutama pada bagian lekukan pilar C yang menyambung ke lampu belakang. Sayangnya pintu belakang mobil ini seperti Toyota Avanza generasi pertama yang hanya bisa dibuka melalui tuas bawah jok, dekat dengan pembuka tutup bensin.
Pada bagian lampu belakang Datsun GO+ ini nyaris tidak terlihat bahwa mobil ini memiliki platform yang sama dengan Nissan March. Pada bagian bawahnya memiliki reflektor mata kucing untuk keamanan di malam hari.
Berhubung unit yang kami lihat pada saat melakukan first impression ini tipe Low, maka gagang pintu belum diberikan warna sewarna bodi, untuk tipe High sudah diberikan gagang pintu sewarna bodi.
Velg 13 inchi standar ini menggunakan ban Strada berukuran 155/70. Entah kami sendiri baru dengar ada produsen ban bernama Strada. Dilihat dari motifnya sepertinya ini bukanlah ban yang mahal. Namun karena mobil ini memiliki basis yang sama dengan Nissan March, penggunaan velg yang terlampau kecil ini menghasilkan wheel gap yang cukup besar. Sebaiknya diganti dengan ukuran yang lebih besar atau velg racing saja ketika anda sudah memilikinya. Maklum, harganya sangat terjangkau kan?
Satu hal yang menjadi perhatian kami ada pada gap pintu baris kedua yang cukup lebar, padahal pintu-pintu lain dan kap mesin memiliki gap yang rapi. Uniknya ketika pintu mobil ini dibuka dan ditutup tidak terasa seperti mobil murah.
Pada Datsun GO dan Datsun GO+ Nusantara, spion samping elektrik merupakan aksesori opsional. Meskipun belum dilengkapi dengan electric mirror, desain spionnya tidak menggunakan desain tipis seperti papan yang dapat kita temukan di Daihatsu Ayla tipe standar.
Sambungan karet antara pintu depan dan pintu tengah terlihat kurang rapi pada mobil ini, lagi-lagi demi efisiensi ongkos produksi. Namun anda harus maklum mengingat harganya yang sangat terjangkau.
Saat membuka kap mesin, kap mesin mobil ini terasa ringan dan terlihat pengecatan yang sedikit meluber ke dalam bagian kolong kap mesin seperti pada Honda Mobilio. Mesin yang digunakan merupakan mesin yang sama dengan Nissan March, yaitu mesin HR12DE 3 silinder dengan output tenaga 68 Hp. Karena sudah teruji pada Nissan March, mobil ini sepertinya lebih reliable dan tidak perlu mengkhawatirkan onderdilnya karena sudah tersedia di seluruh dealer Nissan terdekat.
Meskipun masih ada cat bodi yang meluber ke dalam bagian mesin (lihat samping kiri atas), detailing pada ruang mesin mulai dari sambungan hingga finishing Datsun GO + Nusantara ini jauh lebih rapih dibandingkan dengan Honda Mobilio. Bahkan dibandingkan dengan Toyota Agya dan Daihatsu Ayla sekalipun, mobil ini tampak lebih rapih karena adanya lapisan pemisah antara bodi fender.
Accu yang digunakan pada Datsun GO+ ini merupakan jenis aki hybrid, sehingga kita tidak perlu secara rutin mengisi air aki jika dibandingkan dengan aki konvensional. Uniknya ruang aki Datsun GO + masih sangat luas dan sangat memungkinkan untuk di upgrade ke ukuran yang jauh lebih besar.
Untuk ukuran mobil LCGC, Datsun GO+ Nusantara dilengkapi dengan karet konvensional tanpa tambahan bantalan seperti kompetitor di kelas ini. Namun tidak masalah karena memang di kelas ini belum ada kompetitor yang menggunakan karet model balon seperti Toyota Avanza. Jika dilihat secara seksama, sepertinya karet ini dapat diganti dengan bawaan mobil lain yang lebih bagus demi menjaga kekedapan suara kabin.
Finishing Datsun GO+ pada bagian bodi dalam (ruang pintu) sudah dibekali dengan lapisan metalik licin seperti cat bodi luar mobil ini. Biasanya untuk mobil murah bahkan Honda Mobilio sekalipun, di bagian ini cat mobil diberikan warna senada tanpa finishing metallic sehingga kasar jika disentuh, namun tidak pada Datsun GO+ Nusantara.
Dashboard Datsun GO+ Nusantara terlihat amat sederhana namun fungsional. Setiap celah sudut kosong digunakan Datsun untuk memberikan ruang storage seperti pada bagian kiri atas dan bawah, di bawah kemudi juga diberikan storage yang cukup luas seperti Honda Jazz generasi pertama. Untuk kualitas bahan tidak perlu berharap banyak karena mobil ini merupakan mobil murah, namun kualitas pengerjaannya tergolong rapi dan kombinasi perpaduan warnanya membuat mobil ini tampak lebih elegan.
Driving position Datsun GO+ Nusantara terasa kurang begitu nyaman, terutama untuk test driver yang memiliki tinggi 170 cm, posisi setir terasa terlalu tinggi dan tidak dilengkapi dengan tilt steering untuk mengatur ketinggiannya. Sandaran kursi terasa cukup nyaman meskipun headrest kursi tidak bisa diatur ketinggiannya, namun jika dibandingkan dengan Toyota Agya dan Honda Brio, sandaran kursi ini jika kepala kita direbahkan masih lebih acceptable. Uniknya lagi jika anda memiliki anak balita, anda dapat mengajak anak anda duduk di bagian tengah kursi depan.
Tuas perseneling yang diletakan pada dashboard juga sedikit tidak pas, lucunya letak posisi rem tangan model tarik seperti Isuzu Panther lawas ternyata tidak seburuk yang kami bayangkan, sangat mudah dan praktis meskipun terkesan sedikit ringkih.
Pada bagian ini ruang tombol yang terdapat pada Nissan March diganti menjadi storage yang sangat membantu, pada tuas lampu sein dan lubang AC kita akan menemukan common parts dengan Nissan March.
Datsun memberikan kita 2 pilihan head unit, head unit JVC dengan koneksi USB dan AUX tanpa CD player, atau mobile docking station untuk smartphone yang dilengkapi dengan kabel AUX dan USB, baik untuk tipe low dan high Datsun akan memberikan secara cuma-cuma. Sayangnya pada head unit mobil ini hanya dilengkapi dengan dua buah speaker saja pada bagian depan. Untuk tombol AC dibuat sangat sederhana dengan dua buah kenop berdesain unik.
Speedometer-nya terlihat amat sederhana dengan sebuah layar MID (Multi Information Display) di sebelah kanan yang dapat menunjukan konsumsi BBM, odometer, dan trip, termasuk putaran mesin (Rpm) ditampilkan pada MID kecil ini. Datsun juga cukup unik, meskipun tidak dilengkapi dengan ECO indicator, namun Datsun memberikan informasi petunjuk tambahan pada speedometer mengenai kapan saatnya anda harus mengoper gigi untuk mendapatkan konsumsi BBM yang optimal. Cukup cerdas!
Door trim yang digunakan Datsun GO + Nusantara sangat sederhana, namun mengingat ini adalah mobil kategori LCGC, menurut kami material dan finishingnya sudah lebih baik jika dibandingkan dengan Daihatsu Ayla dan Toyota Agya. Berhubung unit yang kami dapatkan adalah varian Low, pengatur kaca masih menggunakan “window by power” alias model engkol, sedangkan tipe High sudah dilengkapi dengan power window di ke empat kaca pintu (menurut info dari sales). Untuk tipe Low juga belum dilengkapi dengan central lock seperti tipe High.
Pada kursi belakang mobil ini legroom dan headroom yang disediakan Datsun cukup luas untuk ukuran Low MPV. Kami tidak menemukan legroom yang mentok meskipun kursi depan dimundurkan dalam tahap wajar. Sayangnya model sabuk pengaman yang bukan model tarik sedikit mengganggu.
Model pelipatan kursi tengah sangat sederhana, meskipun memiliki bangku belakang, mobil ini tidak memiliki model bangku terpisah dan model pelipatan 2 tingkat yang mudah dioperasikan seperti model 7 seater pada umumnya. Cara pengoperasiannya juga tidak mudah karena harus mengangkat 2 tuas bagian kanan dan kiri kursi satu persatu.
Celah pengunci kursi tengah mobil ini di desain kurang rapi dan sangat sederhana, padahal bagian ini bisa dibuat lebih baik lagi meskipun mobil ini tergolong mobil murah.
Tuas pelipat kursi tengah memiliki jahitan yang kurang rapi dan bahan jok yang sedikit kasar. Masih dibawah kualitas jok Suzuki Karimun Wagon R, namun masih acceptable untuk mobil sekelasnya.
Bangku baris ketiga Datsun GO+ Nusantara mungkin merupakan kursi baris ketiga paling kecil yang pernah kami temukan di semua mobil yang memiliki 3 baris jok, namun ruang kakinya masih terasa cukup menjanjikan dan masih cukup oke jika kita duduk dengan cara membungkuk ke depan seperti orang yang sedang mengobrol ke kursi di depannya. Cukup menjanjikan sebagai kursi darurat, namun untuk perjalanan jauh lebih dari 2 jam sepertinya sangat kurang nyaman, kecuali untuk anak kecil dengan tinggi tidak lebih dari 140 cm.
Jika kursi belakang ditegakan, kita nyaris tidak akan mendapatkan ruang bagasi sama sekali, namun jika anda tidak membutuhkan kursi belakang, anda tinggal copot saja kursi belakang ini, anggap saja anda membeli sebuah station wagon LCGC dengan ruang bagasi yang sangat luas di kelasnya.
Kursi belakang tidak dapat dilipat dengan sempurna, hanya dapat ditidurkan seperti pada gambar. Ini cukup mengganggu apalagi kita sudah terbiasa disuguhkan dengan mobil-mobil yang memiliki mekanisme pelipatan rata dengan lantai.
Cukup unik ketika membuka pintu belakang mobil ini, karena bagian pintu belakang mobil kecil umumnya hanya memiliki satu buah hidrolik, pada Datsun GO+ Nusantara diberikan dua buah hidrolik yang membuatnya sangat ringan ketika pintu belakang mobil ini ditutup.
Demikian impresi pertama kami setelah mencoba review Datsun GO+ Nusantara. Kesimpulannya mobil ini sangat worthed di kelas LCGC karena harganya yang terjangkau dan kepraktisan-kepraktisan yang ditawarkan mobil ini melebihi ekspektasi kami. Saran kami coba ambil tipe High yang sudah dilengkapi dengan power window, dop velg, central lock dan power steering. Nantikan Test Drive Datsun GO+ Nusantara di channel YouTube AutonetMagz!.
Read Next: Picanto Club Indonesia Tour ke Borobudur