Autonetmagz.com – Indonesia sebenarnya memiliki potensi pasar otomotif yang menggoda di dunia, namun kenyataan pahit harus kita terima bahwa ekspor kita masih dibawah tetangga, Thailand. Dan itu bukan tanpa alasan. Penjualan mobil terbanyak di Indonesia masih berjenis MPV, berbeda dengan Thailand yang bisa memproduksi semua jenis kendaraan dan mampu menjualnya ke pasar global. Not to mention selera Indonesia yang condong ke MPV dan terbatasnya jenis kendaraan yang diproduksi di Tanah Air akhirnya menyebabkan Indonesia kesulitan dalam memenuhi pasar global secara luas. Kenapa itu bisa terjadi? Mari kita simak.
MPV & LCGC Masih Menjadi Pangsa Pasar Favorit Indonesia
Kita semua bisa setuju bahwa SUV adalah jenis mobil yang paling diminati di pasar global saat ini dengan marketshare sebesar 34,3%, disusul tipe C (Compact Car) sebesar 14,7% dan tipe B (Subcompact Car) sebesar 11,2%. Di Indonesia, MPV mendapat pangsa sebesar 51 %, Jelas jauh berbeda dibandingkan dengan pangsa pasar global tipe MPV yang hanya mendapat sekitar 6,1 %. Sedangkan LCGC menyusul di belakang MPV sebesar 21%. Konsumen Indonesia umumnya membidik mobil berharga di bawah 300 juta rupiah dan mayoritas berjenis MPV & LCGC. Mengutip laporan Kompas, Jongkie D Sugiarto, selaku ketua I GAIKINDO dalam webinarnya mengungkapkan selain keberagaman jenis mobil yang dijual di Thailand, mereka juga mampu memproduksi semua jenis kendaraan sehingga mampu memenuhi permintaan ekspor. Terbatasnya jenis kendaraan yang diproduksi di Indonesia menjadi penyebab sulitnya memenuhi permintaan ekspor.
Thailand Unggul Pasar Ekspor, Indonesia Unggul Pasar Domestik
Jongkie membeberkan bahwa Thailand bisa memproduksi tinggi karena hampir 50 persennya merupakan permintaan ekspor, sedangkan Indonesia masih berkutat pada 200 ribu hingga 300 ribu unit. Sehingga, perlunya keberagaman jenis mobil yang diproduksi di Indonesia. Selain itu, Jongkie membeberkan bahwa rata-rata produksi kendaraan bermotor di Thailand bisa mencapai 1,9 juta hingga 2,1 juta unit tiap tahun. Padahal permintaan atau penjualan mobil domestik di Thailand tidak menyentuh angka 1 juta, atau lebih tepatnya hanya sekitar 700 ribu unit. Indonesia berada posisi kedua di wilayah ASEAN dengan rata-rata angka produksi kendaraan 1,2-1,3 juta unit dan penjualan mobil untuk pasar domestik Indonesia bisa dibilang lebih baik karena bisa mencapai 1 juta unit. Kelihatan kan berapa selisih antara konsumsi lokal dan ekspor dari kedua negara ini?
Seiring perubahan terhadap aturan pajak kendaraan bermotor yang diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang berlaku 1 Oktober 2021 mendatang, Jongkie berharap akan ada perubahan. Selain berharap pemerintah akan mengubah regulasi perpajakan, Indonesia juga diharapkan mampu melakukan versifikasi jenis mobil, sehingga kita bisa memproduksi sedan dan mengekspornya ke pasar global. Kok Sedan? Walaupun pangsa pasar sedan tergerus di beberapa negara, namun sedan tetaplah model yang akan terus dibutuhkan oleh pasar. Contoh paling mudah adalah memproduksi sedan untuk pasar Australia. FYI, bisa dikatakan produksi sedan di Indonesia sangat minim. Hanya Toyota Vios saja yang diproduksi lokal di Indonesia untuk segmen sedan non premium.
Apa tanggapan kalian, kawan?
Read Next: Honda Civic Hybrid & Civic Type R Rilis Tahun Depan