AutonetMagz.com – Mungkin kalian sudah tahu bahwa pasar otomotif di China telah berkembang dengan pesat dan menjadi pasar paling besar di dunia saat ini. Bagaimana bisa? Salah satunya adalah dengan membuat sebuah peraturan bagi perusahaan asing untuk menggandeng perusahaan lokal jikalau mau memproduksi mobil di China, yang mana kita kenal dengan istilah JV alias Joint Ventures. Nah, masalahnya, jikalau JV dari sebuah perusahaan bermasalah, maka pihak perusahaan asing tersebut juga akan dibuat pusing, seperti yang dialami oleh Suzuki.
Di China sendiri pihak Suzuki menggandeng dua JV, sama seperti kebanyakan merk asing di China. JV yang pertama adalah dengan Chongqing Changan Suzuki Automobile yang didirikan di tahun 1993 dan juga Jiangxi Changhe Suzuki Automobile yang didirikan di tahun 1995. Nah, jikalau salah satu diantaranya bermasalah, mungkin pihak Suzuki tak akan terlalu pusing, namun jika keduanya bermasalah, maka jelas pabrikan berlogo S ini akan dibuat repot. Yap, kedua JV dari Suzuki di China ini sedang berada di dalam kondisi yang tak baik, dan kondisi ini memberanikan pihak Suzuki untuk melakukan tindakan tegas, termasuk memutus JV tersebut. Oke, kita mulai dengan JV Suzuki yang pertama yaitu Changan Suzuk
Changan Suzuki sendiri adalah JV yang bisa dikatakan cukup baik penjualannya, jikalau dibandingkan dengan penjualan di Indonesia. Namun jika dibandingkan dengan penjualan di China, tentu sangat jauh. Di Tahun fiskal 2017 kemarin pihak Changan Suzuki mengalami penurunan penjualan yang lumayan tinggi, mencapai 28% dan membuat penjualan dari JV Suzuki ini hanya ada di angka 79.000 unit selama setahun. Tentunya penjualan ini sangat kontras jikalau dibandingkan dengan angka penjualan Maruti Suzuki di India, padahal kita tahu bahwa pasar China sangat besar. Nah, capaian yang negatif ini langsung menimbulkan rumor tak enak sejak bulan April 2018 silam, yaitu bahwa pihak Suzuki akan meninggalkan pasar China.
Namun pihak Changan menepis hal tersebut, dan menyebutkan bahwa mereka akan terus melanjutkan kerjasama mereka dengan pihak Suzuki. Sedangkan JV kedua yaitu Changhe sendiri punya masalah yang lebih pelik, yaitu manajemen yang tak sehat dan memicu pihak Suzuki untuk menarik diri. Namun prinsipal Suzuki sendiri menyebutkan bahwa pihaknya sedang meninjau kembali JV mereka dengan Changhe dan sedang berdiskusi dengan pihak Changan untuk mengembangkan produk baru. Di China sendiri, produk Suzuki yang mencolok penjualannya adalah Suzuki Vitara, namun penjualan yang tinggi tersebut masih belum bisa banyak membantu kondisi penjualan secara umum yang merosot. Pihak Suzuki sendiri dipastikan hati – hati dalam menentukan langkah, karena jikalau mereka meninggalkan pasar China, maka cap negatif dan kerugian besar menanti mereka.
Nah, kabar ini juga menunjukkan bahwa di pasar sebesar China saja masih ada banyak masalah, bahkan melibatkan pabrikan sekaliber Suzuki. Mungkin jikalau mau disamakan, masalah serupa juga menjangkiti Ford di masa lalu, dan Nissan saat ini. Tentunya poin dari setiap permasalahan bukanlah fokus ke masalah yang ada, namun pada solusi riilnya. Bagaimana kalau menurut kalian?
Sumber : Sankeibiz
Read Next: Elon Musk : Ada Karyawan Kami Yang Berusaha Sabotase Pabrikan