AutonetMagz.com – Sesuai dengan janji kami pada beberapa pembaca beberapa waktu lalu, kami akan membahas beberapa jenis Driving Cycle Test yang sudah mendunia dan digunakan oleh banyak pabrikan untuk menguji kendaraan mereka. Sebenarnya ada banyak sekali metode mengetesan driving cycle, mulai yang cukup kita kenal seperti JC08, lalu NEDC, FTP-75, dan juga yang paling baru yang juga akan kita bahas di artikel ini adalah WLTP. Lalu, Apa itu WLTP? Seperti apa metode pengetesannya? Apakah sudah banyak pabrikan yang menerapkan standar terbaru ini? Mari kita bahas lebih lanjut.
Jadi, WLTP adalah salah satu driving cycle yang sedang panas – panasnya diperbincangkan saat ini. WLTP sendiri merupakan singkatan dari Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Procedure. Pengujian dengan standar WLTP sendiri memiliki tujuan untuk menghitung fuel consumption alias konsumsi BBM dari sebuah mobil, dan juga kadar emisi CO2 yang dihasilkan. Secara umum, metode pendetesan WLTP sendiri bukanlah sebuah metode yang sepenuhnya baru, karena WLTP sendiri punya sejarah panjang yang dimulai dengan sebuah metode pengetesan bernama NEDC alias New European Driving Cycle yang dicetuskan pad atahun 1980-an. Bedanya, jikalau nilai dari NEDC ditentukan berdasarkan pada theoretical driving data, maka nilai dari WLTP yang dicetuskan pada tahun 2017 kemarin ditentukan berdasarkan real driving data.
Bedanya NEDC & WLTP
Dalam metode pengetesannya, WLTP sendiri dibagi dalam empat bagian dengan perbedaan pada rata – rata kecepatan, mulai dari low, medium, high dan extra high. Setiap bagian tersebut akan memiliki variasi fase berkendara, baik saat kendaraan berhenti, berakselerasi, dan juga melakukan pengereman. Lalu, apa yang berubah dari standar NEDC yang sudah outdated tersebut pada WLTP? Secara total, ada 9 hal baru yang diubah pada WLTP, yuk kita bahas satu per satu. Pertama, untuk test cycle yang dilakukan di NEDC hanyalah satu test cycle, sedangkan di WLTP sifatnya dinamis dan bertujuan untuk merepresentasikan kondisi berkendara yang riil. Kedua, lamannya tiap test cycle pun berbeda, dimana pada NEDC hanya 20 menit, sedangkan di WLTP mencapai 30 menit. Berikutnya, cycle distance dari kedua metode ini pun berbeda, untuk NEDC hanya 11 km, sedangkan WLTP meningkat tajam hingga 23,25 km.
Perbedaan berikutnya yang terjadi di WLTP adalah fase berkendara yang sebelumnya di NEDC ada 2 fase dengan konfigurasi 66% urban driving dan sisanya non-urban driving menjadi 4 fase berkendara dengan 52% urban driving dan sisanya non urban driving. Rata – rata kecepatan pun turut berubah dari 34 km/jam menjadi 46,5 km/jam, diikuti juga dengan perubahan pada kecepatan maksimal yang di NEDC hanya 120 km/jam menjadi 131 km/jam di WLTP. Perbedaan selanjutnya adalah perihal pengaruh dari beberapa variabel, dimana pada NEDC, dampak dari C)2 dan juga peforma bahan bakar tidak diperhitungkan. Sedangkan pada WLTP, ada beberapa opsi mengenai variabel – variabel tambahan lain yang mungkin berguna dan berbeda pada masing – masing kendaraan. Hal yang membedakan WLTP dari NEDC pada bagian lainnya juga terdapat pada bagian gear shift, dimana pada NEDC gear shift point-nya sudah fixed, sedangkan di WLTP dibedakan tiap kendaraan.
Terakhir, perbedaan yang nampak pada WLTP dibandingkan dengan NEDC ada pada perkara temperatur pengetesan, dimana pada NEDC dilakukan pada rntang suhu 20-30 derajat Celsius dan dikondisikan pada 23 derajat celsius pada WLTP dengan koreksi nilai CO2 pada suhu 14 derajat celsius.
Apa Keuntungan Yang Ditawarkan WLTP?
Nah, dengan beberapa ubahan yang terjadi pada WLTP selepas NEDC, maka jelas ada tujuan – tujuan khusus dimana salah satunya adalah menawarkan keuntungan yang lebih baik daripada pendahulunya. Lantas, apa saja keuntungan yang diberikan WLTP untuk urusan metode pengetesan driving cycle? Oke, pertama, dengan ubahan – ubahan yang sudah kalian simak, keuntungan utama adalah jaminan untuk menghadirkan simulasi berkendara yang lebih realistik dengan variasi situasi yang lebih luas, seperti urban, suburban, main road dan motorway. Selain itu, simulasi juga dilakukan dengan angka rata – rata kecepatan yang lebih tinggi dan angka maksimal kecepatan lebih tinggi, nampaknya WLTP tahu banyak orang suka ngebut. Pun begitu dengan angka drive power baik rata – rata maupun angka maksimal pun lebih tinggi.
Selain itu, jarak pengujian pun lebih jauh dua kali lipat lebih yang juga akan membantu menghadirkan representasi yang lebih dinamis dari kondiri berakselerasi dan deselerasi. WLTP juga menjanjikan kondisi yang pas dengan temperatur yang mendekati rata – rata temperatur di Eropa. WLTP juga memberikan beberapa keunggulan lain seperti kondisi mobil dan juga pengukuran yang jauh lebih ketat dibandingkan dengan metode sebelumnya, yang memang membuat banyak pabrikan pusing tujuh keliling karena standar ini. WLTP juga menyediakan beberapa variabel opsional, termasuk yang mendukung pencarian data nilai dari emisi CO2 dan data konsumsi BBM yang akan merujuk pada setiap kendaraan yang diproduksi. Dan terakhir, WLTP juga menghadirkan bestcase dan worstcase value alias hasil terbaik dan terburuk yang akan digunakan untuk informasi pada konsumen.
Kapan WLTP akan Mulai Berlaku?
Nah, dengan segala penjabaran kami tentang WLTP, nampaknya memang kita bisa berharap banyak pada metode pengetesan satu ini karena memang cukup ketat dan variatifnya kondisi yang diterapkan disana. WLTP sendiri sudah membuka approval untuk para pabrikan mendaftarkan mobil – mobil barunya sejak bulan Juli 2017 menarin, dan per bulan September 2018 nanti seluruh mobil baru akan menggunakan metode pengetesan WLTP, cakep. Lalu bagaimana dengan unit mobil yang sudah terlanjur diproduksi sebelum WLTP ini diberlakukan namun sudah memenuhi standar NEDC? Pihak EU sendiri memberikan tenggat waktu satu tahun bagi pabrikan yang mobil lawasnya sudah memenuhi NEDC untuk dijual ke pasar, yang artinya harus terjual sebelum September 2019. Dan per tanggal 1 Januari 2019 seluruh mobil yang dijual di diler sudah harus memenuhi standar WLTP-CO2.
Nah, bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian, kawan.
Read Next: Wholesales LMPV Juli 2018 : Mitsubishi Xpander Kembali Ke Tahta!