AutonetMagz.com – Tahun 2019 sudah menginjak hari yang ke 18 per artikel ini dibuat, dan tentunya kami sudah tak sabar menantikan kejutan – kejutan apa saja yang akan muncul di tahun 2019 ini, dari sektor otomotif tentunya. Nah, ada banyak tren yang kami prediksi akan menjamur di tahun 2019 ini pada bidang otomotif, namun kali ini kami akan melihatnya dari kacamata General Motors. Yap, pihak GM Indonesia memberikan rilis resmi mereka terkait 10 tren otomotif di tahun 2019 ini.
- Pengembangan kendaraan swakemudi (self-driving cars) terus berlanjut dengan pesat. Yap, GM Indonesia memprediksi mobil otonom akan berkembang pesat di 2019 ini. Dan unit kendaraan swakemudi GM, Cruise Automation, saat ini tengah berpacu untuk dapat menjadi pabrikan pertama di pasar yang meluncurkan kendaraan yang otonom sepenuhnya.
- Pertumbuhan dan investasi berkelanjutan dibidang kendaraan listrik dan bahan bakar alternatif. Nah, terkait hal ini jelas kita tahu bahwa Indonesia sendiri sudah meniti jalan untuk pengembangan sumber daya alternatif, ataupun sumber tenaga listrik. Untuk pengembangan kendaraan listrik GM sendiri diselaraskan dengan progres pada pengembangan sistem autonomous driving sebagai bagian dari visi GM, yaitu dunia tanpa kecelakaan (zero crashes), bebas emisi (zero emission) dan bebas kemacetan (zero congestion).
- Polarisasi mobil besar/kecil, mobil mahal/murah serta mobil ramah lingkungan/tidak ramah lingkungan. Seiring dengan investasi para produsen kendaraan bermotor dalam pengembangan kendaraan-kendaraan elektrik, mereka juga terus merespon permintaan kendaraan favorit jenis pickup truck dan SUV – segmen kendaraan yang akan ditransformasikan oleh keunggulan-keunggulan GM di bidang elektrifikasi dan bahan bakar alternatif di tahun-tahun mendatang.
- Menurunnya minat generasi muda memiliki Surat Izin Mengemudi, terutama di kota-kota besar. Penelitian yang dilakukan Schroders menunjukkan proporsi generasi muda yang memiliki SIM atau memiliki kendaraan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, pun begitu di 2019 ini. Sementara itu, munculnya layanan car-sharing seperti Grab, Go-Car dan Lyft, menjadi salah satu faktor yang sangat berperan.
- Pertumbuhan transportasi berbasis ride-sharing, transportasi yang dimiliki masyarakat dan kepemilikan parsial. Sejalan dengan turunnya tingkat kepemilikan SIM, konsep ride-sharing mulai tumbuh dengan pesat. Pihak GM pun tak mau ketinggalan. Di Australia awal tahun ini, Holden sebagai bagian dari GM merayakan satu tahun beroperasinya Maven Gig yang merupakan bagian dari GM.
- Tren kearah kendaraan yang lebih kecil, ringan. Yap, tak bisa dipungkiri bahwa mobil bongsor bukanlah primadona saat ini.
Peraturan pemerintah yang ketat dalam memenuhi standar emisi bahan bakar serta kemajuan dalam teknologi dan penggunaan material telah menjadikan peringanan (atau optimalisasi) bobot kendaraan menjadi salah satu fokus utama perusahaan industri otomotif di mana pun.
- Pertumbuhan kendaraan yang terkoneksi dan solusi transportasi terpadu di seluruh kota. Dari sisi teknologi, Mobil yang terkoneksi, dioperasikan melalui sistem vehicle-to-infrastructure (V2I) dan vehicle-to-everything (V2X), diperkirakan akan berperan penting dalam meningkatkan keselamatan dan efisiensi dalam berlalu lintas ketika digunakan secara luas. GM berada padagaris depan dalam kegiatan mendorong perluasan penggunaan V2X di China.
- Penggunaan metode 3D printing untukkomponen-komponen kendaraan hingga seluruh kendaraan. Bukan rahasia lagi bahwa
printer 3D telah menjadi salah satu solusi untuk manufakturing komponen otomotif. Perusahaan sekelas GM juga berusaha menjadi pelopor dalam penggunaan printer 3D untuk menciptakan prototipe dalam rekayasa kendaraan. Awal tahun ini, GM mengatakan pihaknya bermitra dengan perusahaan softwaredesain Autodesk Inc. untuk memproduksi material cetak 3D yang ringan. - Berakhirnya era penggunaan transmisi manual. Yap, hal ini adalah sebuah horror bagi mereka yang suka menginjak kopling. Beberapa perusahaan otomotif termasuk GM masih menawarkan transmisi manual untuk beberapa model, namun kemajuan dalam efisiensi bahan bakar dan kinerja transmisi otomatis telah menurunkan minat masyarakat pada gearstick-shift ini.
- Dampak populasi yang menua terhadap desain dan penggunaan kendaraan. Sementara usia rata-rata orang di Asia Tenggara di bawah 30 tahun, negara-negara lain di dunia memiliki populasi yang jauh lebih tua; usia rata-rata di Jepang hampir mencapai 50 tahun. Di masa lalu, berusia tua berarti memiliki mobilitas terbatas dan kebutuhan desain kendaraan kurang fleksibel. Saat ini, generasi yang lebih tua umumnya lebih aktif dan kendaraan pilihan mereka adalah midsize crossover yang semakin populer dengan menawarkan kemudahan serta kepraktisan ketika masuk dan keluar dari kendaraan.
Nah, itulah prediksi 10 tren yang akan terjadi di tahun 2019 ini kalau dilihat dari kacamata GM Indonesia. Kalau dari kacamata kalian bagaimana? Kira- kira perlu nggak ya membahas hal serupa dari sisi pandang AutonetMagz? Kalau perlu, komen di bawah ya.
Read Prev: Honda Accord Terjual 0 Unit Selama 2018 di India
Read Next: Singapore Motor Show 2019 : Mazda 3 2019, Hati-Hati Civic Turbo!
Read Next: Singapore Motor Show 2019 : Mazda 3 2019, Hati-Hati Civic Turbo!