AutonetMagz – Mobil bisa jalan sendiri mungkin sudah bukan impian lagi nantinya, setelah Ford membuat mobil yang bisa parkir sendiri, kini Toyota sedang menyiapkan banyak teknologi canggih yang berkaitan dengan autonomous car (mobil yang bisa menyetir sendiri) yang akan diproduksi pada pertengahan dekade ini. Toyota menyebut teknologi autonomous- nya ini dengan sebuatan Automated Highway Driving Assist (AHDA). Teknologi cerdas ini terdiri dari Cooperative-adaptive Cruise Control dan Lane Trace Control.
Adaptive Cruise Control system sudah diproduksi dalam beberapa tahun belakangan. Menggunakan radar atau stereoskopik camera, sistem ini bisa mendeteksi kecepatan lalulintas di depannya.
Jika cruise control di set pada kecepatan lebih tinggi, sistem secara otomatis akan memperlambat mobil sesuai dengan kecepatan lalulintas saat itu. Toyota Cooperative-adaptive Cruise Control bisa melakukan hal yang sama. Bedanya sistem ini bertumpu dalam transceivers di mobil untuk mem-broadcast kecepatannya, percepatan dan pengereman. Dua mobil yang menggunakan sistem yang sama bisa lebih akurat menyelaraskan kecepatan mobil dibandingkan yang menggunakan adaptive cruise control tradisional.
Transceivers mengkomunikasikan data lewat pita gelombang 700MHz, berbeda dengan gelombang frekuensi yang dipakai sekarang ini. Untuk komunikasi antar mobil, Departemen Perhubungan Amerika serikat menggunakan frekuensi gelombang 5.9 GHz, yaitu Dedicated Short Range Communication system.
Lane Trace Control menggunakan sensor-sensor tradisional seperti radar dan kamera untuk mengontrol roda kemudi. Dalam siaran pers nya Toyota menyebutkan, teknologi ini dirancang untuk menjaga mobil selalu dalam jalur yang optimal.
Toyota melengkapi teknologi ini dengan Pedestrian-avoidance Steer Assist yang dijadwalkan dapat diaplikasikan secara massal pada tahun 2015. Teknologi ini melengkapi sistem pre-collision avoidance yang sudah dipakai mobil-mobil Toyota saat ini. Sistem ini menggunakan sensor untuk memerika keberadaan pedestrian di jalur yang akan dilalui mobil. Jika sistem mendeteksi pedestrian, mobil memperingatkan pengemudi lewat audio visual. Jika pengemudi mengabaikan, dan tidak bertindak, mobil mulai melakukan pengereman otomatis. Jika benturan tidak terhindarkan meskipun sudah di rem, maka sistem akan secara aktual mengemudikan mobil untuk dapat menghindar sendiri.
Dengan menggunakan sensor data, system akan menentukan apakah ada area aman dimana mobil bisa diarahkan kesana untuk menghindari benturan. Automated steering system akan meningkat aplikasinya dengan semakin meluasnya penggunaan electric power steering.
Gimana? Canggih atau terlalu canggih untuk jalanan Indonesia?
Read Next: BMW Berikan Paket M Performance Untuk BMW Seri 5 dan BMW Seri 6