Autonetmagz.com – Dalam jangka waktu lima sampai sepuluh tahun, pemilik-pemilik mobil biasanya akan menjual mobil lama mereka dan menggantinya dengan mobil baru. Siklus tersebut merupakan hal normal, sebab semakin tua sebuah mobil, biaya perawatannya akan semakin mahal karena biasanya stok suku cadang mulai berkurang. Belum lagi adanya regulasi emisi yang ketat di beberapa belahan dunia seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Nah, di kedua wilayah tersebut, chance mobil berumur 10 tahun keatas untuk lolos uji emisi rutin cukup kecil. Kalau mobil tersebut tidak lolos emisi, maka Pemerintah setempat akan memberikan tagihan lebih untuk mobil tersebut. Intinya, semakin tua sebuah mobil, semakin banyak pikiran dan tanggungan di negara maju. Tapi tidak semua orang di dunia ini berpikir hal yang sama. Ambil saja contoh negara – negara Eropa Timur, dimana penduduknya memiliki angka rata-rata tertinggi untuk jangka kepemilikan sebuah kendaraan berdasarkan hasil studi. Jenis kendaraan yang diteliti terbagi menjadi beberapa kategori, mulai dari mobil pribadi, truk, bis dan mobil van (komersial).
Namun, untuk saat ini kita akan fokus pada kategori mobil pribadi saja. Dimana menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh ACEA (European Automobile Manufacturers Association) tahun 2019 lalu, menujukan negara belahan Eropa Timur seperti Estonia, Lithuania, Romania dan Republik Ceko memiliki umur kendaraan pribadi yang cukup tua. Bisa dilihat dari data diatas, kategori mobil pribadi berwarna hijau menunjukan bahwa Estonia dan Lithuania memiliki angka umur mobil pribadi paling tua diantara semua negara Eropa dengan 16,9 tahun. Dibandingkan dengan tetangga mereka di belahan barat seperti Austria yang memiliki umur kendaraan pribadi paling muda di Eropa dengan angka rata-rata mencapai 8,2 tahun.
Fenomena ini membuat orang bertanya, mengapa warga negara di Eropa Timur lebih menyukai mobil yang berumur? Mungkin kasus berikut ini bisa menjawab pertanyaan tersebut. Menurut artikel dari Handlesblatt, sejak kasus Dieselgate dimana Volkswagen melanggar ujian standar emisi di Eropa, menyebabkan pemilik-pemilik mobil diesel di Jerman galau karena mobil pribadi mereka terpotensi dilarang berjalan karena gagal tes emisi. Alhasil, mobil-mobil diesel bekas dari Jerman tersebut dijual dengan harga murah dan laku seperti kacang goreng di beberapa negara di Eropa Timur seperti Romania, Serbia, Kosovo dan Albania. Tapi perlu di catat bahwa tidak hanya mobil Volkswagen bekas saja yang laku, ada juga merk-merk lain seperti Opel, Mercedes-Benz dan juga BMW.
Artikel tersebut juga menyatakan bahwa orang-orang Eropa Timur cenderung tidak memikirkan soal emisi mobil apalagi mereka memerlukan mobil yang murah dan bisa diandalkan untuk kegiatan sehari-hari. Ini adalah solusi win-win bagi kedua belah pihak, pemilik mobil diesel bekas di Jerman memiliki pasar dimana mereka bisa menjual mobil mereka dengan cepat dan orang-orang di Eropa Timur seperti Romania, Serbia dan lain-lain bisa menikmati mobil berkualitas tinggi dari Jerman dengan harga murah. Ekspor mobil diesel bekas dari Jerman pun meningkat 18 persen dari tahun lalu dengan 233.321 mobil dan mayoritas dari mereka berakhir di Eropa Timur. Negara dengan impor mobil Jerman terbanyak diantara lain ada Hungaria yang menerima 11.841 mobil, 10.899 menuju Romania dan 9.439 mencapai Slovakia.
So bisa dibilang kalau masyarakat yang tinggal di belahan Eropa Timur lebih memilih menggunakan mobil bekas yang gampang diurus dan murah untuk dibeli. Akankah fenomena ini berubah dalam masa yang akan datang dengan adanya pembaruan regulasi emisi setiap tahun? Tulis opini kalian di kolom komentar ya.
Read Next: Penjualan Mobil Listrik Di Eropa Ungguli China!