AutonetMagz.com – Perang yang terjadi antara Russia dengan Ukraina memang berdampak pada banyak aspek kehidupan, mulai dari harga komoditas pangan yang naik, harga BBM yang naik, hingga terhambatnya rantai pasok di industri otomotif. Salah satu pabrikan otomotif yang memiliki pabrik perakitan di Russia adalah Toyota, dan kini Toyota telah mengambil langkah tegas dengan menutup permanen pabrik yang berlokasi di St. Petersburg tersebut. Yuk kita bahas lebih lanjut.
7 Bulan Tanpa Kepastian
Jadi, semuanya berawal dari invasi Russia ke Ukraina yang dimulai di awal tahun 2022 ini. Toyota memutuskan untuk menghentikan sementara proses perakitan mobil di pabrik mereka di St. Petersburg pada tanggal 4 Maret 2022 silam, atau seminggu setelah Russia memulai invasi ke Ukraina. Toyota menjabarkan bahwa invasi Russia ke Ukraina telah mengganggu rantai pasok mereka, sehingga mereka memutuskan untuk menghentikan sementara produksi. Status pabrik di Russia tersebut sebenarnya “ready to launch” alias siap beroperasi kembali ketika kondisi sudah membaik. Namun, setelah hampir 7 bulan menanti, belum ada kepastian mengenai kapan perang akan berakhir.
Alhasil, pada tanggal 23 September 2022 kemarin, Toyota menyatakan bahwa pihaknya tidak melihat ada indikasi untuk melakukan produksi lagi dalam waktu dekat. Oleh karenanya, Toyota menyatakan bahwa pabrik mereka di St. Petersburg akan ditutup secara permanen. Para pekerja yang terdampak dari penutupan pabrik ini akan diberikan bantuan dari Toyota untuk dipekerjakan kembali, mendapatkan pelatihan keterampilan baru, serta mendapatkan dukungan keuangan dan kesejahteraan berdasarkan persyaratan hukum yang berlaku. Yap, semua orang dirugikan sebagai imbas invasi Russia ke Ukraina, termasuk pekerja di bidang otomotif.
Sudah 17 Tahun Beroperasi
Sedikit flashback, pabrik perakitan Toyota di St. Petersburg sendiri sudah berdiri sejak tahun 2005 silam. Artinya, tahun ini pabrik telah berusia 17 tahun, tapi bukan sweet seventeen melainkan bitter seventeen. Sejak awal, pabrik ini bertugas memproduksi Toyota Camry, kemudian ditambah Toyota RAV4 sejak tahun 2016. Kapasitas produksi di pabrik ini mencapai 100 ribu unit per tahunnya, dan bertugas juga untuk memproduksi mobil yang diekspor ke Belarusia. Tak ada kabar pasti mengenai nasib pabrik perakitan ini, dimana ada kemungkinan Toyota akan menjualnya pada pihak lain. Walaupun pabriknya ditutup permanen, tetapi Toyota masih akan beroperasi di Russia.
Terlebih karena banyaknya mobil yang sudah mereka jual, plus jumlah cabang dan diler yang tidak sedikit. Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: Bila Memungkinkan, Mercedes-AMG Akan Terus Membuat Mesin V8 Setelah 2030