AutonetMagz.com – Para petrolhead tentu saja mengenal Caterham, sang pembuat sports car ringan dari tanah Britania, yang konsisten dan setia dengan model ikoniknya, Caterham Seven. Sebenarnya bagaimana asal-usul Caterham yang saat ini dimiliki oleh Bos Air Asia, Tony Fernandez, dan apakah ada model lain selain Caterham Seven yang terkenal itu? mari kita bahas di artikel di bawah ini.
Caterham sendiri pada dasarnya adalah sebuah dealer mobil Lotus yang dimiliki oleh Graham Nearn yang menjual Lotus 7 Seri ke 2 sejak tahun 1959, dimana Lotus 7 sendiri merupakan kreasi dari sang pendiri Lotus, Colin Chapman, yang menginginkan mobil dengan penampilan sporti, center of gravity yang rendah, pengendalian yang tajam, dan ringan (berat Lotus Seven hanya sekitar 329 kg), sehingga dengan mesin yang tidak terlalu besar, tetap dapat menghasilkan rasio power to weight yang amat baik.
Setelah Lotus memutuskan untuk mengakhiri produksi Lotus Seven di tahun 1972, Graham Nearn memutuskan untuk membeli hak cipta dari Lotus Seven, dan mendirikan Caterham untuk memproduksinya, maka lahirlah merk Caterham pada tahun 1973, dengan model pertama mereka Caterham Seven yang berbasiskan Lotus Seven.
Pada awalnya Caterham ingin mengembangkan Caterham Seven yang berbasiskan Lotus Seven seri ke 4, dengan wheel arch yang memanjang dan hidung yang lebih mengotak, namun dikarenakan popularitas seri ke 4 ini kurang, maka mereka memutuskan untuk menjadikan seri ke 3, dengan desain yang ikonik menjadi Caterham Seven yang sampai sekarang masih tidak banyak mengalami perubahan.
Pada awalnya Caterham Seven menggunakan mesin Buatan Lotus-Ford dengan output sekitar 100-an bhp, namun seiring perkembangannya, mereka juga pernah menggunakan mesin dari MG Rover, mesin Ford Duratec, mesin Vauxhall, bahkan mesin Honda Fireblade dan Mesin Suzuki Hayabusa untuk beberapa pasar tertentu.
Pasti banyak yang bingung, mengapa variasi mesin yang digunakan begitu banyak, ini dikarenakan, pada dasarnya Caterham menjual Caterham Seven dalam bentuk kit atau terurai, sehingga untuk beberapa pasar, mereka dapat mengganti mesin bawaannya untuk menyesuaikan harga dan ketersediaan suku cadang di pasar tersebut (selain untuk meningkatkan performanya).
Saat ini, Caterham menjual caterham Seven dalam beberapa varian, seperti 160/165 yang merupakan versi terjangkau, dengan mesin 880 cc dari Suzuki yang menghasilkan 80 hp dan dihargai mulai dari £14.999 (Sekitar IDR 300 Juta). Versi kedua adalah Roadsport, yang menggunakan mesin Ford Sigma 1.6 liter (125 bhp) atau mesin Ford Duratec 2.0 liter (175 bhp) dengan beberapa tambahan seperti suspensi double wishbone dengan anti-roll bar, pemanas, atap, karpet interior, dan dudukan ban cadangan.
Versi tertingginya adalah Superlight, dengan wide-track suspensi depan, transmisi 6-percepatan, dashboard dan sayap depan terbuat dari carbon fiber, yang membuat Superlight 50 kg lebih ringan dari Roadsport. Untuk tipe ini, mesin yang digunakan adalah Ford Duratec dengan 2.000 cc yang dioptimasi lebih lanjut untuk menghasilkan tenaga sampai 269 bhp (pada versi R500).
Caterham Seven Superlight R500 sendiri pernah tampil di Top Gear, dengan catatan mengitari Top Gear sirkuit dalam 1 menit dan 17.9 detik yang menjadikannya sebagai yang tercepat ke 13 mengalahkan Bugatti Veyron. Wajar juga sih, mengingat dengan bobot yang ringan dan tenaga diatas 270 bhp, Caterham Seven Superlight R500 dapat berakselerasi 0-100 km/jam dalam 2.88 detik saja dan top speed mencapai 240 km/jam, benar-benar kecil-kecil cabe rawit.
Hal unik lainnya dari Caterham Seven adalah, di beberapa negara, mobil ini dilarang untuk berpartisipasi di ajang-ajang balapan, karena alasan yang klise, “Terlalu cepat untuk balapan”. sebagai contohnya di Amerika, dimana mobil ini dilarang untuk berpartisipasi di balapan pada tahun 1960-an dan di Inggris pada tahun 1970-an. Ketika larangan tersebut dicabut, Caterham Seven R400 berpartisipasi di ajang Nurburgring 24 hours dengan prestasi menang di kelasnya dan berada pada posisi ke 11 dari 200 partisipan, mengalahkan Prosche dan BMW, yang sekali lagi mengakibatkannya dilarang untuk berpartisipasi di ahjang balapan di tahun-tahun berikutnya, loh kok gitu yah.
Ok, cukup tentang Caterham Seven, karena pada dasarnya Caterham pernah memproduksi mobil lain selain Caterham Seven, yaitu Caterham 21 yang pada dasarnya berbasis sasis spaceframe tubular dari Caterham Seven, namun dibungkus oleh bodi luar berbentuk roadster. Caterham 21 sendiri sebenarnya lebih rigid dari Seven, dikarenakan adanya pengembangan sasis dan penambahan bodi luar. Namun tampaknya membuat model raodster bukan keahlian Caterham, karena pada saat diperkenalkan, banyak pelanggan lebih memilih Lotus Elise ketimbang Caterham 21, sehingga hanya 48 unit yang pernah dibuat dan model ini hanaya sebatas membantu Caterham dalam mengembangkan wide-track suspensi depan untuk versi Caterham Seven selanjutnya.
Sekian sejarah singkat mengenai Caterham dan produknya, seperti kami sebutkan sebelumnya, bahwa pada dasarnya Caterham tersedia dalam bentuk terurai, atau yang sering disebut sebagai “Car Kit” yang dapat dirakit sendiri, jadi mungkin saja di Indonesia ada yang iseng mengimpor salah satu mobil ini, dan menggunakannya untuk Sunday Racing di sentul melawan Ferrari atau Lamborghini? siapa takut!
Read Next: General Motors Indonesia Memperkenalkan The New Chevrolet Trax, SUV Kompak Dengan Mesin Turbo 140 Hp dan 200 Nm