AutonetMagz.com – Dalam melakukan perjalanan mudik, Anda akan melalui jalan tol untuk mempersingkat waktu tempuh. Saat ini, sejumlah ruas jalan tol menggunakan beton sebagai material utama untuk permukaan jalan. Banyak pengemudi beranggapan, jalan beton kurang nyaman untuk dilintasi karena traksi yang diberikan tidak seoptimal di jalan aspal. Selain itu, muncul anggapan bahwa jalan beton bisa menyebabkan ban mobil lebih cepat aus.
Sedikit Fun Fact
Alasan penggunaan material beton untuk material jalan adalah karena durabilitasnya lebih tinggi dibandingkan aspal, karena aspal membutuhkan pelapisan ulang secara berkala. Pemilihan beton juga didasarkan pada kemampuannya dalam menahan rembesan air yang keluar dari permukaan tanah, sehingga tidak mudah lapuk. Mengingat cuaca di Indonesia curah hujan dan kelembabannya tinggi, berisiko membuat aspal lebih cepat rusak. Apalagi jika ternyata sistem drainase jalan tidak optimal sehingga mengakibatkan genangan air.
Banyak anggapan yang muncul bahwa jalan beton kurang nyaman untuk dilintasi, karena traksi yang diberikan tidak seoptimal bahan aspal. Sehingga, pengemudi kesulitan untuk merasakan grip ban ke permukaan beton dan membuatnya lebih sulit dikendalikan. Tidak kalah penting, muncul anggapan bahwa jalan beton bisa menyebabkan ban lebih cepat aus. Khususnya pada jalan beton yang alur pembuangan air hujannya melintang (cross) alias memotong arah laju kendaraan.
Selain itu, tingkat kebisingannya terdengar lebih tinggi saat berkendara. Ada pula anggapan jalan beton lebih panas ketimbang aspal. Tapi faktanya, baik jalan aspal maupun jalan beton sama-sama menyimpan panas di tengah cuaca siang hari yang terik. Material beton yang berwarna lebih terang dari aspal juga membuat marka jalan sulit terlihat karena kurang kontras. Alhasil, banyak potensi masalah andai Anda tidak hati-hati. Lantas, bagaimana cara mengemudi aman di jalan beton?
Tips Mengemudi di Jalan Beton
1. Fokus dalam melihat marka jalan dan menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Gunakan jarak minimal 3 detik dengan kendaraan yang ada di depan untuk mengantisipasi potensi masalah. Menjaga jarak bertujuan agar Anda bisa bertindak dan berhenti tepat waktu pada jarak yang tepat bila di depan ada kejadian bahaya.
2. Begitu hujan turun, segera kurangi kecepatan untuk menjaga fokus berkendara dan ban mobil tidak kehilangan daya cengkeram ke jalan. Meskipun bukan aspal, tetap ada potensi aquaplaning kalau mobil melewati genangan air.
3. Gunakan ban yang layak. Jangan segan untuk menggantinya jika terdeteksi sudah tidak layak, seperti alur ban tipis atau dinding ban sobek, apalagi kalau sampai anyaman kawat baja terlihat. Pastikan juga tekanan udara ban dalam perjalanan mudik sesuai rekomendasi pabrikan.
4. Jangan lupa istirahat di rest area setelah mengemudi selama 2 jam. Selain memberikan ruang bagi pengemudi untuk istirahat, mobil juga bisa cooling down. Termasuk ban yang langsung bersentuhan dengan permukaan beton yang panas.
Read Next: Agar Mudik Lebih Tenang, BYD Sediakan Posko Mudik dan Bengkel Siaga